
Pengembang ChatGPT, OpenAI, baru saja mengumumkan kesepakatan besar dengan Amazon Web Service (AWS) senilai US$ 38 miliar atau sekitar Rp 635 triliun (kurs 16.661 per US$). Kesepakatan ini bertujuan untuk memanfaatkan fasilitas komputasi awan yang digunakan dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI).
Dalam pernyataannya pada Senin (3/11), OpenAI akan segera menjalankan beban kerja di infrastruktur AWS menggunakan ratusan ribu unit prosesor grafis (GPU) Nvidia di Amerika Serikat. Kapasitas ini akan terus diperluas dalam beberapa tahun mendatang.
Sejak pengumuman kerja sama tersebut, saham Amazon naik sebesar 4%. Dalam dua hari terakhir, saham raksasa e-commerce itu telah meningkat sebesar 14%, yang merupakan kenaikan dua hari terbesar sejak November 2022.
Dave Brown, Wakil Presiden Bidang Komputasi dan Layanan Pembelajaran Mesin di AWS, menjelaskan bahwa tahap awal kerja sama akan menggunakan pusat data AWS yang sudah ada, sebelum Amazon membangun infrastruktur tambahan khusus untuk OpenAI.
“Ini kapasitas terpisah yang kami sediakan, sebagian sudah siap dan langsung digunakan OpenAI,” ujar Dave dikutip dari CNBC Internasional, Senin (3/11).
Kesepakatan ini menjadi bagian dari gelombang kontrak besar OpenAI dalam beberapa bulan terakhir. Perusahaan pembuat ChatGPT itu sebelumnya telah mengumumkan total US$ 1,4 triliun dalam perjanjian pembangunan infrastruktur dengan sejumlah raksasa teknologi lain seperti Nvidia, Broadcom, Oracle, dan Google.
Langkah ini disebut memunculkan kekhawatiran dari sejumlah pihak yang menilai industri AI tengah berada di ambang gelembung atau AI bubble.
Sebelumnya, OpenAI memiliki kontrak eksklusif dengan Microsoft sejak 2019, yang telah menginvestasikan total US$ 13 miliar. Namun, pada Januari 2025, Microsoft mengumumkan bahwa mereka tidak lagi menjadi penyedia cloud eksklusif untuk OpenAI, melainkan hanya memiliki hak penolakan pertama (right of first refusal) untuk proyek baru.
Status istimewa Microsoft itu berakhir pekan lalu, sehingga OpenAI kini bebas menjalin kemitraan dengan penyedia cloud lain.
“Mengembangkan AI tingkat lanjut membutuhkan komputasi dalam skala besar dan andal,” ujar CEO OpenAI Sam Altman dalam pernyataan resmi. “Kemitraan kami dengan AWS memperkuat ekosistem komputasi yang akan menopang era baru ini dan menghadirkan AI canggih untuk semua orang.”
Meskipun begitu, OpenAI tetap akan melanjutkan kerja sama dengan Microsoft. Perusahaan tersebut mengonfirmasi akan menambah belanja US$ 250 miliar untuk layanan cloud Azure.




















































