Ragam Pameran Karya Tersimpan Wagiono Sunarto

Pameran Karya Tersimpan Wagiono Sunarto

20
0

Pameran Tunggal Karya Mendiang Wagiono Sunarto di Selasar Sunaryo Art Space

Selasar Sunaryo Art Space di Bandung kembali menyelenggarakan pameran tunggal karya seni yang mengangkat kisah mendiang Wagiono Sunarto. Pameran ini berjudul Menulis dengan Satu Jari, dan berlangsung dari 17 Oktober 2025 hingga 25 Januari 2026. Di dalam pameran tersebut, terdapat koleksi gambar yang baru dipamerkan, yang berkaitan dengan peristiwa reformasi pada tahun 1998.

Di bagian bawah atau ruang B dari Selasar Sunaryo Art Space, koleksi gambar tersebut ditempatkan di Ruang Buku “Mei ’98: Mimpi Buruk Warga Jakarta”. Ruangan ini secara khusus dialokasikan untuk menampilkan rancangan dan gambar dari buku yang belum selesai karya Wagiono Sutarto. Heru Hikayat, kurator pameran, menjelaskan bahwa rancangan buku itu sudah memiliki story board. Ia juga menyampaikan bahwa pihak Selasar hanya bisa menafsirkan dan menduga untuk memadukan teks dengan gambarnya karena narasinya tidak disertai keterangan untuk gambar yang mana.

Harmonisasi Teks dengan Gambar

Papan cerita yang ikut dipajang terdiri dari dua kolom. Sebelah kanan berupa rancangan gambar, sedangkan sisi kirinya berupa garis-garis yang diduga untuk naskah. Wagiono telah menuliskan teks untuk gambar-gambarnya, tetapi tidak ada penjelasan mengenai gambar mana yang sesuai dengan teks tersebut. Hal ini membuat pihak Selasar harus melakukan interpretasi sendiri untuk memadukan teks dan gambar.



Wagiono Sunarto dalam video dokumenter di pameran. Tempo/Anwar Siswadi

Gambar-gambar Wagiono bertautan dengan peristiwa Mei 1998, yang dibuat dengan goresan tinta hitam pada kertas putih. Adik dari mendiang kartunis Tempo, Prihadi Sunarto, menggambarkan suasana ketegangan, kekerasan, dan kekacauan lewat garis bercorak arsiran. Menurut Imam Anggoro, anak kedua Wagiono yang berusia 44 tahun, keluarga tidak keberatan karya tersebut dipamerkan. “Apalagi dengan kondisi politik seperti ini kita perlu mengeluarkan suara tapi dengan cara yang aman,” ujarnya kepada Tempo di Selasar Sunaryo sebelum pembukaan pameran.

Koleksi dan Karya Lainnya

Panitia juga memajang contoh buku gambar bertema reformasi yang rencananya akan diterbitkan. Selain itu, ikut dipajang karya seni grafis Wagiono dan kolasenya, beberapa arsip, karya gambarnya pada sampul majalah Tempo, karya logo, serta replika meja kerjanya di ruang belakang.

Profil dan Perjalanan Karier Wagiono Sunarto

Wagiono Sunarto lahir pada tahun 1949 dan wafat pada 2022. Ia adalah seorang seniman, desainer, dan akademisi yang meninggalkan banyak karya berupa gambar. Menurut Imam Anggoro, ayahnya juga banyak mengoleksi kemasan-kemasan produk termasuk yang antik. Menurut Heru Hikayat, pameran ini menampilkan sisi lain kekaryaan Wagiono berupa gambar yang bercorak kartun, karikatur, komik, dan sarat dengan komentar sosial politik.



Pameran tunggal karya mendiang Wagiono Sunarto berjudul “Menulis dengan Satu Jari” di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, sejak 17 Oktober 2025 hingga 25 Januari 2026. Tempo/Anwar Siswadi

Aktif dalam pameran bersama sejak 1970-an, Wagiono tergabung dalam gerakan seni rupa baru Indonesia serta persekutuan seniman gambar Indonesia (Persegi). Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana dari studio seni grafis ITB pada 1975, ia melanjutkan studi magister dalam bidang desain komunikasi di Pratt Institute, New York, hingga lulus pada 1984. Ia meraih gelar doktor ilmu sejarah di Universitas Indonesia pada 2008.

Kiprahnya di dunia industri kreatif dirintis sejak 1975 sebagai animator dan sutradara animasi. Sebagai akademisi, Wagiono menjadi pengajar di beberapa kampus, seperti Institut Kesenian Jakarta sejak 1977 hingga pernah menjabat sebagai rektor dua periode sejak 2009-2016.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini