Daerah Giliran Fajar/Fikri Tumbang di Final Denmark Open 2025 Usai Terjebak Strategi Hoki/Kobayashi

Giliran Fajar/Fikri Tumbang di Final Denmark Open 2025 Usai Terjebak Strategi Hoki/Kobayashi

32
0

Ganda Putra Indonesia Kandas di Final Denmark Open 2025

Final Denmark Open 2025 menjadi momen yang penuh perjuangan bagi ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri. Meskipun berhasil mencapai babak final, pasangan yang berada di peringkat ke-35 dunia ini gagal meraih gelar juara setelah kalah dari wakil Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.

Pertandingan yang berlangsung di Jyske Bank Arena, Odense, Denmark, berlangsung selama 67 menit dengan skor akhir 18-21, 21-15, 19-21. Kekalahan ini membuat Hoki/Kobayashi, yang berada di peringkat ke-10 dunia, berhasil menggondol gelar juara turnamen BWF Super 750 tersebut.

Fajar Alfian mengakui bahwa pertandingan berjalan sangat sengit dan intens. Namun, ia mengaku tidak puas dengan performa yang ditunjukkan oleh dirinya dan rekan satu timnya.

“Kami tidak puas dengan permainan kami karena banyak melakukan kesalahan yang tidak perlu,” ujar Fajar dalam pernyataannya.

Meski begitu, Fajar tetap bersyukur atas pencapaian yang diraihnya hingga babak final. Ia menyebut bahwa hasil ini akan menjadi pelajaran berharga untuk masa depan.

“Apapun itu, kami tetap bersyukur dengan hasil ini dan akan kami jadikan pelajaran buat kedepannya,” kata Fajar.

Strategi Lawan yang Menguras Fokus

Fajar juga mengakui bahwa strategi yang digunakan oleh Hoki/Kobayashi sangat efektif. Pasangan Jepang tersebut mampu mempermainkan bola-bola drive mereka yang akurat dan mematikan.

“Kami terperangkap dalam strategi mereka. Mereka bermain lebih cepat dan lebih aman terutama di game pertama,” ujar Fajar.

Ia menambahkan bahwa fokus yang kurang tepat menjadi salah satu faktor utama kekalahan. “Hampir tidak ada bola rally, hanya banyak bola drive dan cepat. Jadi fokus harus benar-benar bisa dijaga.”

Kesulitan yang Dihadapi oleh Fikri

Muhammad Shohibul Fikri juga menyampaikan pandangannya mengenai pertandingan ini. Menurutnya, Yugo Kobayashi menjadi ancaman besar bagi timnya.

“Game pertama kami terus tertinggal karena mereka mainnya bagus banget,” ujar Fikri.

Ia menjelaskan bahwa Kobayashi sering kali membuat pengambilan bola mereka terlambat. Hal ini menyebabkan Fikri dan Fajar lebih sering melakukan kesalahan sendiri.

“Sebenarnya kita sudah bisa keluar dari tekanan tadi tapi di beberapa bola mudah kita malah melakukan kesalahan sendiri,” imbuhnya.

Evaluasi dan Persiapan Masa Depan

Meski kalah di final, Fajar/Fikri tetap menunjukkan sikap profesional dan optimis. Mereka sepakat bahwa evaluasi terhadap kesalahan yang terjadi akan menjadi bahan perbaikan untuk pertandingan mendatang.

Dengan pengalaman di Denmark Open 2025, Fajar dan Fikri berharap dapat kembali bangkit dan memberikan performa terbaik di ajang-ajang berikutnya. Mereka pun berkomitmen untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan agar bisa meraih gelar juara di masa depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini