Olahraga Kepada Media Belanda, Mantan Direktur Olahraga Persis Solo Buka Suara Soal Masalah...

Kepada Media Belanda, Mantan Direktur Olahraga Persis Solo Buka Suara Soal Masalah Sepak Bola Indonesia

54
0

PSSI Mengakhiri Kerja Sama dengan Pelatih Timnas Indonesia

PSSI baru-baru ini mengambil keputusan untuk mengakhiri kerja sama dengan pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, beserta seluruh jajaran pelatih yang berasal dari Belanda. Keputusan ini diambil setelah Timnas Indonesia gagal melaju ke Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Skuad Garuda terhenti di putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia setelah mengalami dua kekalahan beruntun. Tim Merah-Putih harus puas finis di posisi juru kunci Grup B setelah kalah 2-3 dari tuan rumah Arab Saudi dan 0-1 dari Irak.

Keputusan PSSI untuk menghentikan Kluivert dan para stafnya melalui kesepakatan bersama mendapat perhatian dari media asal Belanda, NOS. Media tersebut tampak tertarik mengetahui bagaimana Indonesia mengembangkan sepak bola secara mandiri tanpa pengaruh dari Belanda.

Pandangan Mantan Direktur Olahraga Persis Solo

Menjawab pertanyaan tersebut, mantan direktur olahraga Persis Solo, Edwin Klok, memberikan komentar. Ia menyatakan bahwa sepak bola Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan negara asalnya. Menurutnya, sepak bola Indonesia tidak memiliki piramida yang lengkap dari level amatir hingga profesional.

“Kita tidak bisa membandingkan Indonesia dengan negara lain, seperti Belanda,” kata Klok kepada NOS.

“Sepak bola amatir seperti yang kita kenal sekarang tidak ada. Ada turnamen-turnamen kecil, tetapi tidak ada piramida sepak bola yang lengkap,” tambahnya.

Di samping itu, Klok mengatakan bahwa pemain yang baru memulai kariernya di usia muda kurang memiliki fondasi. Ia menilai Indonesia memiliki banyak talenta yang piawai dalam menggiring bola, namun kurang memiliki keahlian taktik.

“Pemain yang baru masuk sepak bola di usia muda kurang memiliki fondasi,” ujarnya.

“Banyak talenta Indonesia yang saya lihat sangat piawai dalam menggiring bola, tetapi mereka tidak tahu garis permainan dan kurang memiliki keahlian taktis.”

“Pemain perlu ditemukan sejak dini dan dikembangkan di klub-klub dengan visi yang jelas.”

“Maka Anda punya peluang emas di sini, dengan seratus juta anak,” tambahnya.

Tantangan dalam Pengembangan Sepak Bola Indonesia

Klok telah bekerja di sepak bola Indonesia selama bertahun-tahun sebagai pencari bakat dan dalam peran teknis di level tertinggi Indonesia. Ia menilai masyarakat Indonesia mencintai sepak bola, namun struktur yang solid untuk pemain muda belum terbentuk.

“Beberapa akademi muda di sini hampir tidak mampu memenuhi kebutuhan finansial,” katanya.

“Ada klub profesional di mana orang tua harus membayar agar anak-anak mereka dapat berpartisipasi dalam suatu program.”

“Begitulah cara mereka berusaha menutupi biaya operasional,” tambahnya.

Klok, yang bekerja di Persis Solo pada 2022-2024, menjelaskan bahwa ukuran Indonesia juga menyulitkan pelatihan yang merata. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pengembangan sepak bola nasional.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini