Nasional Khutbah Jumat 17 Oktober 2025: Kewajiban Suami yang Terlupakan kepada Istri

Khutbah Jumat 17 Oktober 2025: Kewajiban Suami yang Terlupakan kepada Istri

44
0

Naskah Khutbah Jumat 17 Oktober 2025: Kewajiban yang Sering Terlupakan Suami Terhadap Istri

Khutbah Jumat adalah bagian penting dari pelaksanaan shalat sunnah jumat setiap pekan. Dalam hadits riwayat Muslim dan Ahmad, disebutkan bahwa panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib mencerminkan tingkat pemahaman seseorang terhadap agama. Oleh karena itu, para khotib diharapkan dapat menyampaikan khutbah secara singkat namun bermakna agar pesan bisa sampai kepada jemaah.

Dalam Islam, khutbah tidak boleh terlalu panjang agar jemaah tidak merasa bosan. Para khotib perlu memperhatikan dengan cermat apa yang disampaikan agar bisa dicerna dan diamalkan sesuai syarat. Ada berbagai topik khutbah Jumat, tetapi kali ini kita akan membahas satu tema khusus yaitu mengenai kewajiban yang sering terlupakan suami terhadap istri.

Khutbah I

Segala puji bagi Allah yang menjadikan pernikahan sebagai sumber ketenangan, kasih sayang, dan kelembutan. Allah memerintahkan para laki-laki untuk menjaga keluarga mereka dengan keadilan dan kebaikan. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah atas beliau, keluarga, dan sahabat-sahabatnya.

Sesudah itu, wahai orang-orang yang beriman, marilah kita meningkatkan ketakwaan kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hanya dengan takwa, hidup kita akan penuh makna, dan kematian kita akan berakhir dengan husnul khatimah.

Dalam kehidupan rumah tangga, suami bukan hanya sekadar kepala keluarga secara simbolik, tetapi pemimpin sejati yang bertanggung jawab atas kesejahteraan lahir dan batin keluarganya. Namun, di zaman modern ini banyak suami yang lupa atau bahkan tidak tahu apa kewajibannya. Mereka merasa cukup hanya memberi nafkah uang tanpa memberi perhatian, kasih sayang, dan bimbingan agama.

Padahal, Islam menempatkan posisi suami sebagai qawwam, pemimpin dan pelindung keluarganya. Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman dalam Al-Qur’an:

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisā’ [4]: 34)

Ayat ini bukan sekadar penegasan tentang kedudukan suami, tetapi juga tentang tanggung jawab besar yang harus ia emban. Menjadi pemimpin berarti memberi arah, menuntun, melindungi, dan menafkahi, bukan memerintah dengan keras, bukan pula menelantarkan keluarga.

Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam memperlakukan istri. Beliau tidak pernah meninggikan suara terhadap istrinya, tidak pernah memukul, dan selalu membantu pekerjaan rumah. Dalam sebuah hadis sahih disebutkan:

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)

Betapa lembut dan penuh kasih Nabi memperlakukan istri-istrinya. Beliau memanggil mereka dengan panggilan yang lembut, memberi waktu untuk bercanda, dan tidak segan membantu pekerjaan rumah. Inilah teladan bagi setiap suami muslim.

Tugas suami bukan hanya mencari nafkah, tetapi juga menjaga istrinya dari api neraka dengan mendidik dan menuntun dalam ketaatan. Allah Ta‘ala berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrīm [66]: 6)

Mendidik istri dalam hal ibadah, akhlak, dan kesabaran adalah bentuk cinta yang sesungguhnya. Suami yang hanya memberi uang tapi membiarkan istrinya jauh dari agama, sama saja membiarkan keluarga menuju kebinasaan.

Bayangkan seorang suami pulang larut malam setiap hari, sibuk dengan dunia, tapi tak sempat menanyakan apakah istrinya shalat, apakah anaknya sudah mengaji. Lalu ia bangga karena mampu memberi nafkah melimpah. Padahal dalam pandangan Allah, ia gagal sebagai pemimpin. Bandingkan dengan suami yang sederhana, walau penghasilannya pas-pasan, namun setiap malam membimbing istrinya shalat berjamaah, mengajak membaca Al-Qur’an, dan berbagi doa. Itulah rumah tangga yang penuh rahmat dan keberkahan.

Suami juga wajib memperlakukan istrinya dengan ma’ruf — cara yang baik, lembut, dan penuh kesabaran. Sebagaimana firman Allah:

“Dan pergaulilah mereka (istri-istri) dengan cara yang baik.” (QS. An-Nisā’ [4]: 19)

Artinya, suami wajib menjaga tutur kata, tidak kasar, tidak menyinggung, dan selalu menghargai pendapat istrinya. Karena rumah tangga yang bahagia bukan dibangun dengan kekuasaan, tetapi dengan kelembutan dan saling pengertian.

Tanggung jawab suami tidak akan ditanya hanya di dunia, tetapi juga di hadapan Allah di akhirat kelak. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka wahai para suami, ingatlah! Istri bukan beban, tetapi amanah. Ia bukan pembantu, tetapi sahabat hidup yang harus dijaga, dihargai, dan dipenuhi hak-haknya.

Oleh karena itu, mati kita jadikan rumah tangga sebagai ladang pahala, bukan tempat pertengkaran. Bimbing istri dengan ilmu, didik anak dengan kasih sayang, dan jadilah pemimpin yang bertanggung jawab di hadapan Allah.

Semoga, kita diberikan keluarga yang damai, sejahtera, bahagia dan selamat dunia akhirat. Amin ya Robbal Alamin.

Khutbah II

Ya Allah, ampunilah orang-orang beriman dan perempuan-perempuan yang beriman, orang-orang muslim dan perempuan-perempuan muslim, yang masih hidup dan yang sudah tiada. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, dekat, dan mencintai permohonan. Tuhan kami, janganlah Engkau membuat hati kami condong dari jalan yang benar setelah Engkau beri petunjuk, dan berilah kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau adalah Pemberi karunia. Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan dengki dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tuhan kami, berilah kami dari pasangan dan keturunan kami kebahagiaan mata, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang bertakwa. Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksa api neraka.

Hadirin yang dirahmati Allah, sesungguhnya Allah memerintahkan keadilan, kebaikan, dan memberi kepada kerabat dekat, serta melarang kemungkaran, kekejian, dan kezaliman. Ia memberi peringatan agar kalian ingat. Maka ingatlah Allah, maka Dia akan mengingat kalian, dan bersyukurlah kepada-Nya, maka Dia akan menambah nikmat-Nya. Dan mengingat Allah adalah yang terbesar, dan Allah mengetahui apa yang kalian lakukan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini