Ragam Psikolog UI Ungkap Bahaya Curhat ke AI: Tampak Aman, Tapi Berisiko bagi...

Psikolog UI Ungkap Bahaya Curhat ke AI: Tampak Aman, Tapi Berisiko bagi Kesehatan Mental!

77
0

JURNAL GAYA – Di tengah maraknya penggunaan kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT, Gemini, dan sejenisnya, banyak orang kini mulai menjadikan mesin sebagai “teman curhat”.

Namun, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi., atau yang akrab disapa Romi, memberikan peringatan penting: hati-hati, curhat atau konsultasi masalah pribadi dengan AI bisa berisiko menyesatkan arah berpikir dan keputusanmu.

Berikut 5 alasan logis dan ilmiah mengapa, menurut Prof. Romi, sebaiknya kamu tidak menggantungkan urusan hati atau kepribadian pada mesin pintar.

1. Jawaban AI Belum Tentu Cocok dengan Kondisimu

Menurut Prof. Romi, meski jawaban AI sering kali terdengar logis, itu tidak berarti cocok untuk semua orang.

“Apa yang diungkapkan oleh AI mungkin betul, tapi apakah itu bisa suitable atau cocok untuk situasi kondisi orang ini saat ini, itu yang mesti dipertanyakan lebih lanjut,” ujarnya.

AI hanya mengandalkan data dan pola yang dikumpulkan dari jutaan sumber, tanpa benar-benar memahami konteks emosional atau kondisi unik seseorang. Jadi, meskipun jawabannya “benar” secara umum, belum tentu tepat untuk keadaan pribadimu saat ini.

2. AI Tidak Punya Empati dan Persepsi Sosial

Masalah hati, stres, hingga persoalan kepribadian tidak hanya soal logika, tapi juga emosi dan empati. Itulah hal yang tidak bisa direplikasi oleh mesin.

“Kalau kita konsultasi ke seseorang manusia, maka kemungkinan akan dipertimbangkan hal-hal yang lain—bagaimana dia merespons, beradaptasi, atau mencari jalan keluar dari masalahnya,” jelas Prof. Romi.

Seorang psikolog manusia akan melihat bahasa tubuh, nada bicara, hingga ekspresi wajah untuk memahami konteks emosional seseorang—sesuatu yang tidak mungkin dilakukan AI.

3. AI Memberikan Jawaban Berdasarkan Data, Bukan Pemahaman Pribadi

AI tidak “merasakan”, melainkan hanya mengolah data. Karena sumber datanya bersifat umum, jawaban yang diberikan bisa menjadi standar dan repetitif.

“Jawaban AI nanti bisa saja menjadi standar antara satu orang dengan orang lain karena bersandar pada pangkalan data yang sama,” kata Prof. Romi.

Itu sebabnya, dua orang dengan masalah berbeda bisa mendapat saran yang hampir sama, padahal latar belakang emosional dan sosialnya jelas tidak sama.

4. Rasa Aman Saat Curhat ke AI Bisa Jadi Ilusi

Banyak orang merasa nyaman curhat dengan AI karena tidak takut dihakimi atau rahasianya tersebar. Tapi kenyamanan ini bisa menipu. AI memang tidak “menyebarkan” rahasia, tapi juga tidak memberikan dukungan emosional yang nyata.

Menurut Prof. Romi, perasaan aman ini justru bisa membuat seseorang menjauh dari hubungan sosial yang sesungguhnya. Padahal manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi nyata.

“Kalau seseorang merasa tidak punya teman dekat, sebaiknya jangan ragu berkonsultasi dengan psikolog. Itu bukan berarti dirinya memiliki gangguan jiwa,” tegasnya.

5. Manusia Tetap Butuh Manusia

Prof. Romi menegaskan, berbicara dengan manusia entah itu teman, keluarga, atau profesional  jauh lebih menyehatkan dibanding curhat ke mesin.

“Ada baiknya memberikan kesempatan pada diri orang ini yang perlu konsultasi itu untuk mengevaluasi dulu. Apakah saya memang tidak sama sekali membutuhkan orang untuk curhat, atau memang hanya butuh dengan AI. Karena jangan sampai dengan hasil informasi yang diberikan AI bisa jadi salah jalan juga,” ujarnya.

AI mungkin bisa membantu mencari informasi ringan, seperti “kenapa saya sulit tidur?” atau “bagaimana cara mengelola stres ringan?”. Namun, untuk urusan mendalam seperti trauma, relasi, atau krisis identitas, konsultasi dengan manusia tetap tak tergantikan.

“Kalau kadang-kadang cari informasi kecil tentang sesuatu, itu mungkin masih bisa ya. Tapi kalau sudah mendalam, kalau menurut saya sebaiknya tidak dengan AI lagi,” tukasnya. ***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini