
Jawa Timur – Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jawa Timur terus mendorong peningkatan kompetensi pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) melalui program Mobile Training Unit (MTU). Kegiatan yang berlangsung pada 22–27 September 2025 ini menyasar lima wilayah cabang dinas pendidikan (cabdindik) dengan melibatkan 150 siswa dari berbagai sekolah.
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, menegaskan bahwa MTU menjadi jawaban atas keterbatasan sarana praktik di sejumlah SMK. Dengan menghadirkan peralatan standar industri langsung ke sekolah, siswa dapat mengintegrasikan teori yang dipelajari di kelas dengan pengalaman praktik nyata.
“Kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk mengimplikasikan materi akademik ke dalam praktik. Dengan begitu, kekurangan kompetensi yang dimiliki siswa dapat terpenuhi,” ujar Aries di Surabaya, Selasa (23/9).
MTU tahun ini memfokuskan pelatihan pada empat bidang keahlian, yaitu Programmable Logic Controller (PLC), Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU), Videografi, serta Fotografi. Bidang tersebut dipilih sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang semakin menuntut keterampilan teknis.
Pelatihan dipusatkan di lima SMK tuan rumah, yakni SMKN 12 Malang, SMKN 1 Magetan, SMKN 1 Kediri, SMKN 3 Tuban, dan SMKN 1 Nganjuk. Setiap cabdindik menampung 30 peserta yang berasal dari sekolah-sekolah sekitar.
Aries menyebut, dari total 298 SMK negeri di Jawa Timur, tidak semua memiliki sarana praktik memadai. Sementara itu, kebutuhan untuk melahirkan lulusan yang kompeten dan sesuai standar industri terus meningkat.
“Setiap pelepasan MTU kita sasar lima wilayah dengan empat kompetensi. Kalau jumlah unit dan instruktur profesional lebih banyak, tentu kita bisa menjangkau 38 kabupaten/kota. Tahun ini baru 15 kabupaten/kota yang bisa dijangkau,” jelasnya.
Ke depan, Dindik Jatim merencanakan pola pelatihan yang lebih terpusat di tiap cabdindik agar implementasi MTU lebih maksimal dan merata.

Kepala UPT PTKK, Endang Winarsih, menambahkan bahwa MTU tidak hanya berfokus pada penguasaan keterampilan teknis, melainkan juga mendorong pengembangan motivasi, kreativitas, dan kemandirian siswa.
“Peserta bukan hanya dari SMK negeri yang ditunjuk sebagai tuan rumah, tapi juga sekolah lain yang benar-benar membutuhkan peningkatan kompetensi. Jadi manfaatnya lebih luas,” ujarnya.
Dengan pengalaman praktik langsung bersama instruktur profesional, para siswa diharapkan memiliki bekal lebih kuat sebelum memasuki dunia kerja.
Dindik Jatim optimistis, melalui MTU kualitas lulusan SMK akan semakin meningkat. “Program ini kami harapkan memberi dampak besar terhadap kompetensi murid, sehingga mereka bisa tampil percaya diri, kreatif, dan produktif,” pungkas Aries.(Puji)




















































