Nasional Prinsip Investasi Benjamin Graham yang Abadi

Prinsip Investasi Benjamin Graham yang Abadi

97
0

Filosofi Investasi Benjamin Graham yang Masih Relevan Hingga Kini

Benjamin Graham dikenal sebagai tokoh penting dalam dunia investasi. Ia sering dianggap sebagai bapak dari value investing, sebuah pendekatan investasi yang berfokus pada pencarian saham yang terlalu murah dibandingkan nilai sebenarnya. Warren Buffett, salah satu investor terbesar sepanjang masa, mengakui bahwa Graham adalah sosok yang paling menginspirasinya dalam membangun strategi investasinya.

Graham telah menulis dua buku klasik yang menjadi referensi utama bagi para investor, yaitu Security Analysis (1934) dan The Intelligent Investor (1949). Meskipun gaya penulisannya cukup rumit, kedua buku ini tetap menjadi bacaan wajib bagi siapa pun yang ingin memahami dasar-dasar investasi saham.

Berikut beberapa prinsip utama dari filosofi Graham yang masih relevan hingga saat ini:

Prinsip 1: Selalu Berinvestasi dengan Margin of Safety

Salah satu konsep utama dari Graham adalah margin of safety, atau batas keselamatan dalam investasi. Prinsip ini mendorong investor untuk membeli aset dengan harga jauh di bawah nilai intrinsiknya. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko kerugian dan meningkatkan peluang keuntungan besar.

Graham menjelaskan bahwa jika sebuah aset bernilai $1, maka ia akan membelinya hanya dengan harga 50 sen. Dengan cara ini, investor memiliki ruang untuk membuat kesalahan tanpa merugi secara signifikan. Pendekatan ini juga sering digunakan oleh investor yang mencari perusahaan dengan aset lancar yang lebih tinggi daripada nilai pasar, yang dikenal sebagai “net nets”.

Strategi ini sangat cocok untuk pemula, terutama ketika pasar sedang undervalued. Dengan margin of safety, investor bisa memperoleh potensi keuntungan yang besar sambil tetap melindungi modal mereka.

Prinsip 2: Antisipasi Volatilitas dan Ambil Keuntungan Darinya

Volatilitas pasar saham adalah hal yang wajar dan tidak bisa dihindari. Graham menyarankan agar investor tidak terjebak dalam emosi yang disebabkan oleh fluktuasi harga. Ia menggambarkan situasi ini melalui karakter fiktif bernama “Mr. Market”, yang setiap hari menawarkan harga berbeda untuk membeli atau menjual saham.

Pesan Graham jelas: jangan mengikuti emosi Mr. Market. Sebaliknya, gunakan volatilitas sebagai peluang. Ada dua strategi utama yang bisa digunakan untuk mengelola volatilitas:

  • Dollar-Cost Averaging (DCA)

    Teknik ini dilakukan dengan membeli aset secara berkala dengan jumlah uang yang sama. Dengan cara ini, investor dapat mengurangi risiko membeli saham di harga puncak dan memperoleh hasil yang lebih stabil dalam jangka panjang.

  • Diversifikasi Saham dan Obligasi

    Graham menyarankan agar portofolio dibagi antara saham dan obligasi. Hal ini membantu melindungi modal saat pasar sedang turun, sekaligus memberikan potensi pertumbuhan dari obligasi.

Prinsip 3: Kenali Tipe Investor Anda

Menurut Graham, penting bagi investor untuk memahami diri sendiri dan tahu jenis investasi apa yang sesuai dengan kepribadian dan tujuan finansialnya. Ini adalah fondasi untuk membedakan antara investor dan spekulan.

Ada dua tipe utama investor:

  • Investor Aktif (Enterprising)

    Investor aktif bersedia menghabiskan waktu dan tenaga untuk melakukan riset. Mereka percaya bahwa kerja keras akan menghasilkan imbal hasil yang lebih baik.

  • Investor Pasif (Defensive)

    Investor pasif cenderung puas dengan hasil rata-rata, seperti return indeks S&P 500. Bagi mereka yang tidak memiliki waktu untuk riset mendalam, investasi indeks bisa menjadi alternatif yang bijak. Bahkan Graham menyarankan untuk membeli 30 saham di indeks Dow Jones sebagai strategi investasi pasif yang efisien.

Selain itu, Graham juga membedakan antara investor dan spekulan. Investor melihat saham sebagai bagian dari kepemilikan bisnis, sedangkan spekulan hanya melihatnya sebagai alat perdagangan untuk mencari untung cepat. Graham mengatakan bahwa menjadi spekulan bukanlah masalah, selama Anda memahami risikonya dan tahu bahwa ini berbeda dari investasi jangka panjang yang berbasis analisis fundamental.

Filosofi utama Graham dalam investasi adalah value investing, yang berfokus pada pencarian saham yang terlalu murah dibandingkan nilai sebenarnya. Ia percaya bahwa membeli saat undervalued dan menjual saat overvalued adalah dasar dari strategi investasi yang cerdas.

Volatilitas pasar seharusnya menjadi peluang, bukan ancaman. Dengan pendekatan ini, Graham menunjukkan bahwa disiplin dan kesabaran adalah kunci dalam membangun kekayaan jangka panjang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini