Nasional Kekhawatiran Manipulasi Data Ekonomi Menggelegar Usai Trump Pecat Kepala Biro Statistik

Kekhawatiran Manipulasi Data Ekonomi Menggelegar Usai Trump Pecat Kepala Biro Statistik

11
0

Kekhawatiran terhadap Keakuratan Data Ekonomi AS

Menipu kreditor bisa menjadi tindakan yang sangat berbahaya bagi individu, namun jika negara itu sendiri melakukan hal serupa, maka dampaknya akan jauh lebih besar. Kekhawatiran ini muncul dari para pengkritik Presiden Amerika Serikat Donald Trump setelah ia memecat kepala Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) bulan ini, menyusul laporan ketenagakerjaan yang tidak memuaskan.

Meskipun belum ada bukti bahwa data tersebut direkayasa, penunjukan figur yang dianggap partisan untuk memimpin lembaga statistik pemerintah membuat banyak kalangan ekonom dan keuangan merasa cemas. Hal ini menimbulkan ingatan akan sejarah negara-negara lain seperti Yunani dan Argentina yang pernah mengalami konsekuensi berat akibat manipulasi data ekonomi.

Pengalaman Negara Lain

Tahun 2004, Yunani mengakui telah memalsukan angka defisit dan utang nasional agar bisa masuk ke zona euro. Kebohongan ini memperburuk krisis keuangan global pada 2008–2009. Investor enggan membeli obligasi Yunani, biaya pinjaman melonjak, dan kebijakan penghematan yang dituntut IMF serta Bank Dunia memicu kerusuhan sosial.

Di Argentina, data inflasi yang dianggap tidak kredibel sudah lama menjadi masalah. Pada 2007, Presiden Néstor Kirchner bahkan menurunkan pejabat yang melaporkan lonjakan harga. Akibatnya, kepercayaan publik maupun investor terhadap data resmi hancur. Peringkat kredit Argentina terjebak di level “sampah” selama bertahun-tahun, memperparah akses pembiayaan negara itu.

Dampak langsung dari manipulasi data ini dirasakan oleh rakyat biasa. Ketika biaya pinjaman melonjak atau akses pembiayaan ditutup, pembangunan sekolah, jalan, hingga layanan publik pun terganggu.

Situasi AS yang Berbeda

Robert Shapiro, mantan pejabat Departemen Perdagangan AS, menilai situasi AS berbeda jauh dengan Yunani dan Argentina. Menurutnya, ketika kebohongan data terbongkar, kedua negara itu sudah dalam kondisi krisis ekonomi. Sementara ekonomi AS saat ini masih tumbuh solid, dengan pertumbuhan 3 persen secara tahunan pada kuartal II 2025 dan ukuran ekonomi lebih dari 30 triliun dolar AS.

“Kami adalah ekonomi terbesar di dunia. Kami juga pusat keuangan terbesar di dunia,” ujarnya.

Pemecatan Kepala BLS

Trump memecat Dr. Erika McEntarfer, Kepala BLS, tak lama setelah laporan ketenagakerjaan 1 Agustus menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja jauh di bawah ekspektasi serta revisi signifikan untuk data Mei dan Juni. Tanpa bukti, Trump menuduh McEntarfer memanipulasi laporan demi kepentingan politik.

Namun, para analis menepis tuduhan itu. “AS adalah pemimpin dunia dalam penyediaan data berkualitas tinggi. BLS secara khusus adalah institusi kelas dunia,” kata Heydt.

William Beach, mantan pejabat BLS era Trump, menegaskan mustahil bagi McEntarfer atau pejabat lain untuk mengutak-atik data. “Saat komisioner melihat angka, semuanya sudah dikunci dalam sistem komputer. Tidak ada campur tangan manual sama sekali,” katanya.

Masalah Struktural dan Revisi Data

Meski begitu, revisi besar pada data BLS memang menimbulkan tanda tanya. Pada 2024, misalnya, revisi tahunan menunjukkan ekonomi AS menambah 818.000 lapangan kerja lebih sedikit dari yang sebelumnya dilaporkan.

Kathryn Rooney Vera, Kepala Ekonom StoneX, mengatakan hal ini mengindikasikan persoalan struktural terkait metode pengumpulan data dan model ekonomi BLS. “Masalah ini sudah lama diangkat para ekonom sebelum Trump terlibat atau sebelum kepala BLS dipecat,” ujarnya.

Shapiro juga menambahkan faktor pemangkasan anggaran. BLS kini memiliki lebih sedikit staf sehingga mengurangi kemampuan mereka dalam mengumpulkan data, memperlambat rilis angka final, dan menyebabkan revisi besar.

Sumber Data Alternatif

Namun, AS masih punya sumber data lain, baik publik maupun swasta, seperti Biro Sensus dan Biro Analisis Ekonomi. “Institusi-institusi ini hampir sepenuhnya diisi ahli statistik dan ekonom yang profesional. Pekerjaan mereka sama sekali tidak politis,” kata Shapiro.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini