Nasional Faksi Palestina Serahkan Senjata ke Aparat Lebanon dari Kamp Pengungsi

Faksi Palestina Serahkan Senjata ke Aparat Lebanon dari Kamp Pengungsi

15
0

Lebanon Mulai Tahap Keempat Pengumpulan Senjata di Kamp Pengungsi Palestina

Lebanon telah memulai tahap keempat dari rencana pengumpulan senjata di kamp-kamp pengungsi Palestina. Proses ini dilakukan dengan pengawasan ketat dan melibatkan beberapa kamp besar yang tersebar di berbagai wilayah negara tersebut. Sejumlah faksi Palestina mengakui bahwa mereka menyerahkan senjata sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk melucuti kelompok-kelompok non-negara.

Tentara Lebanon mulai menerima penyerahan senjata dari Kamp Beddawi di utara dan Kamp Ain al-Hilweh dekat Sidon di selatan. Hal ini dilaporkan oleh surat kabar An-Nahar, yang menyebutkan bahwa proses pengambilan senjata dilakukan dalam kondisi aman dan terkendali.

Dalam pernyataannya, militer Lebanon menyebutkan bahwa mereka menerima “lima truk senjata dari kamp Ain Al-Hilweh di Sidon” dan “tiga truk dari kamp Beddawi di Tripoli.” Menurut laporan, pengiriman tersebut mencakup berbagai jenis senjata, peluru, dan amunisi. Proses ini merupakan kelanjutan dari tiga tahap sebelumnya, di mana tentara Lebanon telah mengumpulkan senjata dari kamp-kamp seperti Burj al-Barajneh di pinggiran selatan Beirut, Rashidieh, Al-Buss, dan Burj al-Shamali dekat Tyre, serta Burj al-Barajneh, Mar Elias, dan Shatila.

Kebijakan Pemerintah Lebanon Terkait Senjata

Bulan lalu, kabinet Lebanon mengumumkan kebijakan baru yang bertujuan membatasi kepemilikan senjata hanya kepada negara. Tentara ditugaskan untuk menyusun rencana agar tujuan ini tercapai sebelum akhir Agustus dan diterapkan sebelum akhir tahun 2025. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Hizbullah, yang menolak untuk menyerahkan senjata kecuali Israel menarik diri dari wilayah Lebanon yang diduduki, menghentikan agresinya, membebaskan para tahanan, dan memulai rekonstruksi.

Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah dicapai pada November 2024 setelah berbulan-bulan pertempuran lintas perbatasan. Sesuai perjanjian tersebut, Israel seharusnya menarik seluruh pasukannya dari Lebanon selatan pada Januari. Namun hingga saat ini, Israel hanya menarik sebagian pasukan dan masih mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan.

Kondisi Pengungsi Palestina di Lebanon

Lebanon menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 493.000 pengungsi Palestina, yang sebagian besar hidup dalam kondisi sulit di kamp-kamp yang dikelola oleh faksi-faksi Palestina. Kesepakatan informal yang berakar pada Perjanjian Kairo 1969 mengatur pengelolaan kamp-kamp ini. Lebih dari separuh pengungsi tinggal di 12 kamp yang secara resmi diakui oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Tentara dan aparat keamanan Lebanon tidak memasuki kamp-kamp ini, tetapi memberlakukan pengawasan ketat di sekitarnya. Salah satu kamp yang terkenal adalah Kamp Beddawi, yang tahun lalu dilanda serangan Israel yang menewaskan seorang komandan Hamas beserta istri dan dua putrinya. Di kamp ini, seorang jurnalis melihat tiga truk tertutup meninggalkan kamp, sementara kendaraan militer Lebanon menunggu mereka di luar.

Keterlibatan Pihak-Pihak Terkait

Pada Mei lalu, Presiden Palestina Mahmud Abbas melakukan kunjungan ke Beirut dan sepakat dengan Presiden Lebanon Joseph Aoun bahwa senjata di kamp-kamp pengungsi Palestina akan diserahkan kepada otoritas Lebanon. Proses ini dimulai bulan lalu, ketika tentara menerima senjata dari kamp-kamp di sekitar Beirut dan Lebanon selatan.

Selama setahun terakhir, konflik antara Israel dan Hizbullah yang sebagian besar berakhir dengan gencatan senjata pada November 2024, kelompok-kelompok Palestina, termasuk Hamas, mengklaim telah menembakkan roket ke Israel. Meski demikian, Hamas dan sekutunya, Jihad Islam—keduanya bukan bagian dari PLO—belum mengumumkan rencana pelucutan senjata di Lebanon.

Komite Dialog Lebanon-Palestina, sebuah badan yang berafiliasi dengan kantor perdana menteri Lebanon, mengumumkan bahwa mereka terus melakukan pertemuan dengan berbagai faksi Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam, guna memastikan proses transfer senjata berjalan lancar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini