
Pemilu Dini di Nepal Dijadwalkan pada 5 Maret 2026
Nepal telah menetapkan jadwal pemilu dini yang akan digelar pada 5 Maret 2026. Keputusan ini diambil setelah parlemen dibubarkan dan Sushila Karki ditunjuk sebagai perdana menteri sementara. Karki, yang sebelumnya menjabat sebagai ketua Mahkamah Agung Nepal, adalah sosok yang dihormati dalam perjuangan melawan korupsi di negara tersebut. Ia menjadi perdana menteri perempuan pertama dalam sejarah Nepal.
Presiden Ramchandra Paudel mengumumkan keputusan ini pada Jumat malam (12/9), beberapa jam setelah menunjuk Karki untuk memimpin pemerintahan transisi. Keputusan ini diambil dalam situasi politik yang sedang tidak stabil akibat aksi protes besar-besaran yang terjadi selama seminggu terakhir.
Aksi protes ini awalnya dipicu oleh larangan pemerintah terhadap akses media sosial. Namun, gerakan ini berkembang menjadi lebih luas, dengan massa yang menentang korupsi dan nepotisme dari kalangan elite politik. Sebagian besar peserta protes berasal dari generasi muda, yang bahkan membakar gedung parlemen, rumah pejabat tinggi, hingga fasilitas publik. Akibatnya, Perdana Menteri KP Sharma Oli harus mundur dari jabatannya.
Data kepolisian menyebutkan bahwa sedikitnya 51 orang tewas sejak awal kerusuhan, termasuk 21 demonstran dan tiga petugas kepolisian. Lebih dari 12.500 tahanan kabur dari penjara, sementara sekitar 1.000 lainnya berhasil ditangkap kembali.
Selain masalah politik, kemarahan rakyat juga dipicu oleh kondisi ekonomi yang sulit. Banyak generasi muda merasa terpinggirkan karena kesulitan mencari pekerjaan, terutama di daerah pedesaan. Situasi ini membuat jutaan warga Nepal memilih bekerja di luar negeri, seperti di Timur Tengah, Korea Selatan, dan Malaysia, demi mencari penghidupan yang lebih baik.
Pengangkatan Sushila Karki sebagai perdana menteri sementara mendapat respons positif dari India. Perdana Menteri Narendra Modi melalui akun X menyampaikan ucapan selamat dan menegaskan komitmennya terhadap perdamaian serta kemakmuran Nepal. Sementara itu, Tiongkok belum memberikan pernyataan resmi, meskipun sebelumnya menyerukan ketenangan dan perlindungan bagi warga sipil selama kerusuhan berlangsung.
Dengan pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Sushila Karki, Nepal kini memasuki fase transisi penting dalam pemerintahan. Pemilu yang akan digelar pada Maret 2026 akan menjadi ujian besar bagi stabilitas politik negara tersebut. Di sisi lain, ini juga menjadi harapan baru bagi generasi muda yang terus berjuang untuk perubahan dan reformasi di tengah tantangan yang ada.