
Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan yang Menarik Perhatian
Belum genap seminggu menjabat sebagai Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa sudah menjadi topik utama yang dibicarakan di media sosial. Penunjukannya sebagai menteri baru dalam Kabinet Merah Putih memicu berbagai reaksi dari masyarakat dan kalangan pengamat.
Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle Kabinet Merah Putih dan melantik empat jabatan menteri serta satu wakil menteri sisa masa jabatan 2024-2029 di Istana Negara Jakarta. Salah satu menteri baru yang dilantik adalah Purbaya Yudhi Sadewa, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak September 2020.
Purbaya menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Meskipun belum lama menjabat, ia telah menuai kritikan karena pernyataannya terkait “17+8 Tuntutan Rakyat”, sebuah slogan politik yang muncul di Indonesia pada akhir Agustus 2025 sebagai respons terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik yang memicu demonstrasi.
Dalam sebuah wawancara, Purbaya mengaku belum mempelajari “17+8 Tuntutan Rakyat”. Ia menyebut bahwa pernyataan tersebut hanya mencerminkan suara sebagian rakyat kecil yang merasa terganggu oleh situasi saat ini. Meski demikian, ia segera meminta maaf atas pernyataannya dan mengakui bahwa ia masih belum terbiasa dengan cara berkomunikasi sebagai menteri.
Purbaya juga mengungkapkan bahwa gajinya sebagai Menteri Keuangan lebih rendah dibandingkan saat ia bekerja di LPS. Meski begitu, ia mengungkapkan rasa syukur atas kepercayaan Presiden Prabowo Subianto dan berharap bisa memberikan kontribusi yang lebih besar selama menjabat sebagai Menteri Keuangan.
Pernyataan Optimis tentang Ekonomi Indonesia
Selain pernyataan-pernyataan yang membuatnya menjadi sorotan, Purbaya juga sempat membuat pernyataan yang dinilai optimis terkait kondisi perekonomian Indonesia. Saat menjadi bintang tamu dalam podcast Ngobrol Sore Semaunya Episode 197 yang dipandu Putri Tanjung, ia menegaskan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir dengan kondisi ekonomi di tahun 2025.
Ia menjelaskan bahwa global tidak memiliki masalah, dan yang terpenting adalah kekuatan domestik ekonomi kita kuat. Dengan menjaga permintaan domestik, ekonomi akan tetap baik. Purbaya menekankan bahwa selama masyarakat tetap dapat belanja, ekonomi akan tetap berjalan.
Domestic demand atau permintaan domestik merupakan jumlah total uang yang dibelanjakan untuk barang dan jasa oleh masyarakat, perusahaan, dan pemerintah di dalam suatu negara tertentu. Purbaya menjelaskan bahwa saat terjadi krisis keuangan global pada tahun 2008 hingga 2009, Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 4,6 persen karena menjaga permintaan ekonomi domestik.
Ia juga menyebut bahwa kondisi ekonomi di Indonesia tidak sesuram seperti yang digaungkan di media sosial. Purbaya menegaskan bahwa anak-anak muda tidak perlu takut dengan kondisi ekonomi jika tetap menjaga daya beli masyarakat. Menurutnya, kekuatan terbesar Indonesia adalah permintaan domestik yang kuat.
Respons Positif dari Warganet
Pernyataan-pernyataan Purbaya dalam podcast tersebut menuai respons positif dari warganet. Banyak netizen mengapresiasi cara bicaranya yang sederhana namun cerdas. Beberapa komentar menunjukkan bahwa mereka percaya pada kemampuan Purbaya dalam memimpin sektor keuangan.
Beberapa komentar antara lain:
- “Lihat cara bicaranya Purbaya sederhana namun Bpk pintar & cerdas..gak mau terlihat sombong.. Optimiss… Semangat buat bapak Purbaya.”
- “Bapak orang baik, menjelaskan sesuatu yang sulit dengan mudah dan berpengalaman, semoga amanah dan sukses menjadi menteri keuangan.”
- “Belum pernah tau Pak Purbaya. Dari pembicaraan ini, aku cukup amaze dan berharap bapak bisa terus pegang prinsip dan integritas.”
Purbaya Yudhi Sadewa kini tengah menghadapi tantangan besar sebagai Menteri Keuangan. Dengan rekam jejaknya yang beragam, ia harus membuktikan dirinya mampu memimpin sektor keuangan dengan baik dan menjawab berbagai harapan masyarakat.



















































