
Pentingnya Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Mental pada Remaja
Dalam upaya mendeteksi gangguan kesehatan mental pada remaja, para profesional seperti dokter anak dan psikolog melakukan serangkaian tes cepat atau skrining. Tujuannya adalah untuk memastikan apakah ada masalah kesehatan mental yang dialami oleh remaja, sehingga dapat ditentukan penanganan yang tepat, baik melalui pendampingan maupun intervensi medis.
Menurut dr. Braghmandita Widya Indraswari, seorang Dokter Spesialis Anak dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, orang tua dan guru di sekolah tidak boleh menyelesaikan masalah tersebut sendiri. Jika ditemukan tanda-tanda yang mencurigakan, mereka bisa meminta bantuan kepada profesional lain seperti psikolog atau dokter anak. Menurutnya, para ahli ini bersedia membantu dan mendengarkan keluhan yang muncul.
Perubahan perilaku yang signifikan pada remaja sering kali dianggap sebagai kenakalan biasa. Namun, jika hal itu dinormalisasi, bisa jadi masalah kesehatan mental yang dialami anak semakin memburuk. Menurut Braghmandita, masalah yang terlihat kecil bagi orang dewasa bisa menjadi sangat besar bagi remaja, bahkan sampai membuat mereka berpikir untuk melakukan bunuh diri.
Oleh karena itu, jika ada ciri-ciri tertentu yang muncul dalam waktu tertentu, orang tua atau lingkungan sekitar tidak boleh ragu atau merasa malu untuk mencari pertolongan dari para profesional. Kepekaan keluarga terhadap perubahan perilaku remaja menjadi langkah awal yang penting dalam mendeteksi adanya gangguan kesehatan mental.
Tanda-Tanda Perubahan Perilaku pada Remaja
Salah satu cara deteksi dini adalah dengan memperhatikan perubahan perilaku. Menurut Braghmandita, salah satu tanda yang mungkin muncul adalah perubahan sifat. Misalnya, remaja yang biasanya ceria bisa menjadi pemurung. Selain itu, remaja yang biasanya aktif bersosialisasi dengan teman sebaya bisa mulai menarik diri dari pergaulan.
Beberapa tanda lain yang perlu diperhatikan antara lain:
- Perubahan pola tidur, seperti sulit tidur atau terlalu banyak tidur.
- Perubahan nafsu makan, seperti tidak nafsu makan atau makan berlebihan.
- Kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya disukai.
- Perubahan emosi, seperti mudah marah, sedih, atau tidak stabil.
- Penurunan performa akademik atau kesulitan berkonsentrasi.
Banyak orang tua dan pengasuh mungkin meremehkan tanda-tanda ini, tetapi menurut Braghmandita, hal-hal kecil seperti ini bisa menjadi indikasi awal dari masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kesadaran akan perubahan perilaku menjadi kunci utama dalam deteksi dini.
Peran Keluarga dalam Mendeteksi Masalah Kesehatan Mental
Penting bagi keluarga dan orang tua yang memiliki remaja untuk memahami perubahan perilaku yang muncul. Hal ini bisa menjadi awal dari upaya mendeteksi dini jika anak mengalami gangguan kesehatan mental. Menurut Braghmandita, kunci dari proses ini adalah kewaspadaan. Misalnya, ketika seseorang menyadari bahwa remaja berubah secara drastis dari kebiasaannya, itu bisa menjadi tanda awal yang perlu diperhatikan.
Ia juga menekankan bahwa jika keluarga merasa ada hal yang aneh atau tidak biasa, segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, masalah kesehatan mental bisa didiagnosis lebih awal dan ditangani dengan tepat.
Dalam sebuah webinar bertema “Kesehatan Mental pada Remaja” yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Braghmandita menjelaskan bahwa kesiapan untuk mencari bantuan profesional adalah langkah penting. Ia juga menegaskan bahwa para dokter anak dan psikolog siap membantu, termasuk dalam situasi yang membutuhkan intervensi medis.
Dengan meningkatkan kesadaran dan kepekaan terhadap perubahan perilaku remaja, keluarga dan lingkungan sekitar bisa menjadi bagian penting dalam menjaga kesehatan mental generasi muda.