
Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT pada Semester I-2025
Pada semester pertama tahun 2025, tercatat penambahan kapasitas terpasang pembangkit yang berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 876,5 Megawatt (MW). Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 15% dibandingkan total penambahan kapasitas EBT selama tahun 2024 yang mencapai 761,9 MW. Dengan demikian, total kapasitas terpasang EBT pada semester I-2025 mencapai 14,5% dari total pembangkit listrik nasional.
Beberapa proyek pembangkit listrik tenaga EBT telah memasuki tahap operasi komersial (Commercial Operation Date / COD) dan berkontribusi dalam penambahan kapasitas tersebut. Berikut adalah rincian proyek yang telah beroperasi:
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
- PLTP Lumut Balai: 105,2 MW
- PLTP Ijen dan PLTP Gunung Salak: jumlahnya belum disebutkan secara detail
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
- PLTA Merangin (Jambi): 492 MW
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM)
- PLTM Merangin (Jambi): 8,2 MW
- PLTM Kanzy (Bengkulu): 8,2 MW
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
- Total kapasitas: 233,3 MW
- Lokasi: tersebar di seluruh Indonesia
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm)
- Total kapasitas: 37,8 MW
- Lokasi: Riau, Jambi, Sumsel, Sumut, Jatim, Kalteng, Kalsel, Sulbar, dan Sulteng
Dalam paparannya pada konferensi pers di Jakarta, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa kapasitas terpasang EBT per semester I-2025 mencapai 15,2 gigawatt (GW). Meski angka ini hanya mewakili 14,5% dari total pembangkit nasional yang mencapai 105 GW, capaian ini menjadi indikasi positif terhadap pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, target bauran EBT diproyeksikan meningkat menjadi 34,3% pada tahun 2034. Angka ini lebih tinggi dibandingkan target dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2025–2060 yang hanya sebesar 29,4%.
Berdasarkan RUPTL 2025–2034, bauran EBT akan meningkat secara bertahap dari 15,9% pada 2025 menjadi 21% pada 2030. Pada periode 2031 hingga 2034, terjadi lonjakan signifikan, dengan bauran EBT mencapai 26,1% pada 2031, 29% pada 2032, 32,5% pada 2033, dan akhirnya 34,3% pada 2034.
Selain itu, RUPTL 2025–2034 menetapkan target tambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 gigawatt (GW). Dari total tersebut, sebesar 61% atau 42,6 GW berasal dari pembangkit EBT. Sementara itu, 10,3 GW (15%) dialokasikan untuk sistem penyimpanan (storage), dan sisanya 16,6 GW (24%) berasal dari energi fosil. Energi fosil ini terdiri atas gas sebesar 10,3 GW dan batubara sebesar 6,3 GW.
Capaian penambahan kapasitas EBT pada semester I-2025 menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengembangkan sumber energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan rencana strategis yang jelas, Indonesia berupaya mempercepat transisi energi menuju masa depan yang lebih hijau.


















































