Nasional Kinerja Penjualan Eceran Naik Hanya Saat Momentum Besar

Kinerja Penjualan Eceran Naik Hanya Saat Momentum Besar

31
0

Kinerja Penjualan Eceran yang Tergantung pada Momentum

Kinerja penjualan eceran di Indonesia sering kali mengalami lonjakan signifikan hanya saat ada momen khusus seperti Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) atau libur panjang. Hal ini menunjukkan bahwa pola konsumsi masyarakat masih bergantung pada situasi tertentu, bukan pada penguatan daya beli yang bersifat struktural.

Menurut Rizal Taufiqurrahman, Kepala Pusat Makroekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), tren penjualan eceran yang meningkat hanya saat ada momentum tersebut lebih bersifat sementara dan tidak mencerminkan pertumbuhan berkelanjutan. Setelah masa tersebut berlalu, pasar cenderung mengalami fase penyesuaian karena konsumen mulai menahan pengeluaran setelah melakukan pembelian besar sebelumnya.

Proyeksi Penjualan Eceran pada Juli 2025

Berdasarkan data yang diperkirakan, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Juli 2025 diperkirakan mengalami kontraksi bulanan. Sebelumnya, IPR pada bulan sebelumnya mencapai angka 231. Proyeksi menunjukkan bahwa penjualan eceran pada Juli 2025 akan turun sebesar 4,0% secara bulanan (mtm), lebih dalam dibandingkan kontraksi sebelumnya sebesar 0,2% mtm.

Penurunan ini dipengaruhi oleh penurunan penjualan pada beberapa sektor, termasuk Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi yang terkontraksi sebesar 6,4% mtm, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau yang turun 5% mtm. Faktor utamanya adalah berakhirnya periode libur dan cuti bersama dalam rangka HBKN dan libur sekolah.

Prediksi Penjualan Eceran untuk Bulan-Bulan Berikutnya

Selain Juli 2025, kinerja penjualan eceran diperkirakan akan mengalami penurunan pada September 2025. Namun, pada Desember 2025, penjualan diperkirakan akan kembali meningkat. Hal ini tercermin dari survei penjualan eceran oleh Bank Indonesia (BI), yang menunjukkan bahwa Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) pada September 2025 tercatat sebesar 146,1, lebih rendah dari 159,3 pada periode sebelumnya. Sementara itu, IEP Desember 2025 tercatat sebesar 169,4, meningkat dari 152 pada periode sebelumnya.

Peningkatan ini sejalan dengan faktor musiman, khususnya saat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional Natal dan libur akhir tahun.

Perubahan Perilaku Konsumsi dan Pengaruhnya

Selain masalah daya beli, Rizal juga menyoroti pergeseran perilaku konsumsi yang semakin kompleks. Meskipun penjualan online meningkat secara nominal, hal ini tidak otomatis mengimbangi penurunan di kanal offline. Pertumbuhan e-commerce yang dibangun di atas perang diskon dapat menggerus margin dan nilai transaksi riil.

Selain itu, pergeseran preferensi generasi muda ke sektor leisure dan experience-based spending membuat ritel konvensional kehilangan momentum. Di sisi lain, tekanan biaya hidup yang meliputi pangan, transportasi, hingga pendidikan semakin menggerus ruang konsumsi untuk barang non-esensial.

Dampak Jangka Panjang dan Solusi yang Diperlukan

Kontraksi penjualan eceran tidak bisa dianggap sebagai fluktuasi teknis semata, karena sektor perdagangan merupakan salah satu motor pendorong Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja terbesar. Jika tren ini terus berlangsung, dampaknya bisa menyebar ke hulu produksi, menyebabkan perlambatan produksi, inventori yang menumpuk, peningkatan PHK di sektor ritel, serta penurunan penerimaan pajak daerah.

Untuk menghadapi tantangan ini, strategi penopang konsumsi di luar periode musiman menjadi sangat krusial. Pelaku ritel perlu mengonsolidasikan strategi omnichannel, mengintegrasikan basis data konsumen untuk penawaran yang lebih presisi, serta mengelola rantai pasok agar lebih adaptif terhadap fluktuasi permintaan.

Di sisi lain, pemerintah harus lebih aktif dalam menjaga stabilitas harga pangan, mengendalikan inflasi, dan mendorong agenda belanja domestik melalui event kreatif atau stimulus yang mampu menstimulasi konsumsi pada bulan-bulan “sepi”. Dengan demikian, denyut ekonomi tidak hanya bergantung pada jangka pendek dari HBKN.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini