Nasional Komentar Obon Tabroni Soal Masalah Menu MBG di Ternate

Komentar Obon Tabroni Soal Masalah Menu MBG di Ternate

25
0

Masalah Menu Makanan Bergizi Gratis di Kota Ternate

Anggota Komisi IX DPR RI, Obon Tabroni, menyoroti pentingnya tindakan tegas dari Pemkot Ternate terkait masalah yang terjadi pada program makanan bergizi gratis (MBG). Beberapa waktu lalu, ditemukan ulat dalam salah satu menu MBG di MTs Negeri 1 Kota Ternate, Maluku Utara. Selain itu, ada dugaan keracunan yang menimpa belasan siswa SMK Negeri 2 Kota Ternate setelah mengonsumsi makanan dari program tersebut.

Obon Tabroni menegaskan bahwa kasus ini tidak boleh dianggap sepele. Ia meminta pihak terkait untuk melakukan evaluasi, membenahi, dan membina penyedia program. Jika tidak mungkin dibina, maka harus dihentikan dan mencari pihak lain yang lebih kompeten. “Ini tentang kesehatan generasi muda. Jangan sampai program yang niatnya baik justru menjadi ancaman,” ujarnya dengan tegas.

Penemuan Ulat dalam Makanan MBG

Kejadian ini terungkap setelah sebuah video berdurasi 30 detik viral di media sosial. Dalam video tersebut, seorang siswa tampak histeris karena melihat ulat dalam makanannya. Kejadian ini terjadi pada Selasa (29/7/2025) ketika 780 siswa menyantap menu MBG. Indah, staf PTSP MTs Negeri 1 Kota Ternate, mengatakan bahwa ulat hanya ditemukan dalam satu dari 780 ompreng MBG.

Dapur penyedia MBG sekolah tersebut berasal dari Dapur Sabia yang berada di Kecamatan Ternate Utara. Meskipun hanya satu ompreng yang terkontaminasi, pihak sekolah tetap memberikan makanan kepada siswa dan guru setelah diumumkan agar dicek terlebih dahulu. “Jika kami periksa makanan itu aman, kami lanjutkan memberikannya ke anak-anak,” tambahnya.

Respons dari Kepala Sekolah

Kepala Sekolah MTs Negeri 1 Kota Ternate, Sahdi Muhamad Laher, mengaku segera berkoordinasi dengan pihak dapur untuk menyampaikan keberatan atas kejadian ini. “Setelah ini saya konfirmasi ke pihak dapur untuk sementara waktu diberhentikan dulu (pendistribusian),” katanya saat diwawancarai oleh awak media.

Meski demikian, dirinya belum bisa memastikan apakah besok masih ada pelayanan program MBG di sekolahnya. “Dengan temuan ini, tentu saya belum bisa memastikan apakah besok masih berlanjut atau tidak.” Ia menambahkan bahwa yang jelas, ia akan melakukan konfirmasi terlebih dahulu untuk memastikan adanya komitmen baru agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Langkah Perbaikan yang Diperlukan

Masalah ini menunjukkan pentingnya pengawasan yang ketat terhadap penyedia layanan makanan dalam program MBG. Setiap langkah harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merugikan kesehatan para siswa. Evaluasi berkala terhadap kualitas makanan dan proses distribusi sangat diperlukan. Selain itu, pelibatan pihak ketiga yang profesional dan terpercaya juga menjadi faktor penting dalam menjaga kualitas program.

Pemerintah daerah dan lembaga terkait perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa semua makanan yang disajikan benar-benar aman dan bergizi. Program MBG memiliki tujuan yang mulia, yaitu membantu meningkatkan kesehatan dan gizi siswa. Namun, jika tidak diawasi dengan baik, program ini justru bisa menimbulkan risiko yang lebih besar.

Langkah-langkah preventif seperti pemeriksaan rutin, pelatihan bagi penyedia makanan, serta sistem pengawasan yang transparan perlu diterapkan. Dengan begitu, kepercayaan masyarakat terhadap program MBG dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini