Nasional Kemlu Soroti Dukungan untuk Solusi Dua Negara yang Meningkat

Kemlu Soroti Dukungan untuk Solusi Dua Negara yang Meningkat

41
0

Solusi Dua Negara Kembali Menjadi Fokus Utama

Pembahasan mengenai solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel kembali menjadi perhatian utama dalam pertemuan yang digelar oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada pekan ini. Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir menyampaikan bahwa dukungan terhadap langkah ini semakin luas, termasuk dari negara-negara yang sebelumnya memiliki pandangan berbeda.

Dalam wawancara dengan awak media di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, pada Jumat, 8 Agustus 2025, Arrmanatha menyatakan bahwa dalam pertemuan di PBB terdapat dukungan yang sangat luas dari negara-negara anggota terkait penyelesaian konflik antara Palestina dan Israel. Ia menekankan bahwa solusi dua negara dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar yang layak.

Perubahan Sikap Negara-Negara Internasional

Arrmanatha juga menyoroti perubahan sikap beberapa negara besar seperti Inggris, Kanada, dan Prancis yang kini secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Ia menilai hal ini sebagai momentum internasional yang penting. “Permintaan banyak negara adalah agar segera menghentikan kekerasan, memberikan akses kemanusiaan, dan melanjutkan proses perundingan solusi dua negara,” ujarnya.

Selain itu, ia menyebutkan bahwa hasil pertemuan PBB mencatat adanya dukungan terhadap proposal Liga Arab dalam menyelesaikan konflik di Gaza. Ia menegaskan bahwa langkah-langkah yang tidak sesuai dengan tujuan tersebut tidak dapat diterima dan tidak selaras dengan semangat untuk menyelesaikan masalah antara Palestina dan Israel.

Konferensi PBB Tanpa Partisipasi AS dan Israel

Menurut laporan Al Jazeera, puluhan menteri hadir dalam konferensi PBB yang diselenggarakan di markas besar di New York pada 28 Juli lalu. Namun, Amerika Serikat dan Israel memboikot acara tersebut. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari keputusan Majelis Umum PBB pada September tahun lalu yang menetapkan konferensi akan diadakan pada 2025.

Konferensi yang diprakarsai oleh Prancis dan Arab Saudi sempat tertunda pada Juni setelah serangan Israel ke Iran. Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, menyerukan semua negara mendukung peta jalan pembentukan negara Palestina sambil tetap menjaga keamanan Israel.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menekankan bahwa konferensi ini harus menjadi titik balik yang memicu kemajuan dalam penyelesaian konflik. “Untuk mengakhiri pendudukan dan mewujudkan harapan bersama kita untuk solusi dua negara yang layak,” ujarnya.

Komitmen Negara-Negara Terhadap Solusi Politik

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot menegaskan bahwa semua pihak harus bekerja sama mencari cara untuk beralih dari akhir perang di Gaza menuju penyelesaian konflik Israel-Palestina, terutama di tengah ancaman perang terhadap stabilitas dan keamanan kawasan.

Ia menekankan bahwa hanya solusi politik dua negara yang dapat memenuhi aspirasi sah rakyat Israel dan Palestina untuk hidup damai dan aman. Tidak ada alternatif lain.

Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya telah menyatakan bahwa negaranya akan mengakui Palestina pada September mendatang dalam sidang Majelis Umum PBB. Hal ini menunjukkan komitmen kuat Prancis terhadap proses diplomasi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini