
Tunggal Putra Indonesia Harus Waspada terhadap Alex Lanier
Alex Lanier, tunggal putra tuan rumah yang berasal dari Indonesia, menunjukkan semangat yang tinggi dalam menyambut Kejuaraan Dunia 2025. Pemain berusia 20 tahun ini dianggap sebagai salah satu ancaman serius bagi atlet Indonesia, termasuk Jonatan Christie dan rekan-rekannya.
Turnamen bergengsi ini akan digelar pada tanggal 25 hingga 31 Agustus 2025. Lanier telah menunjukkan performa yang luar biasa sepanjang tahun 2025 ini. Ia berhasil meraih dua kemenangan penting, yaitu di Orleans Masters 2025 dan Kejuaraan Eropa 2025. Hal ini membuktikan bahwa dirinya mampu bersaing dengan pemain-pemain terbaik di dunia.
Pengalaman buruk pernah dialami oleh Alwi Farhan, tunggal putra Indonesia, saat bertemu dengan Lanier di Japan Open 2025. Dalam pertandingan babak perempat final, Alwi harus mengakui keunggulan sang lawan setelah berlaga selama tiga gim. Kekalahan tersebut menjadi pengingat bahwa Lanier bukanlah lawan yang mudah dikalahkan.
Wakil-wakil Indonesia tentu harus lebih waspada lagi saat menghadapi Kejuaraan Dunia 2025. Lanier memiliki semangat yang sangat tinggi dan tekad kuat untuk meraih medali emas. “Target saya adalah mengamankan medali emas Kejuaraan Dunia,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa tujuan utamanya ketika ikut turnamen adalah untuk menang. “Saya akan berusaha menunjukkan yang terbaik,” tambahnya. “Ketika memutuskan untuk ikut, maka tujuannya pasti ingin menang.”
Lanier mengatakan bahwa timnya dalam kondisi siap untuk bertanding. “Kabar baiknya, kami dalam kondisi siap,” katanya.
Situasi Menarik di Kejuaraan Dunia 2025
Kejuaraan Dunia 2025 kali ini menampilkan situasi yang menarik. Salah satu eks raja bulu tangkis dunia, Viktor Axelsen, tidak bisa ikut berlaga karena masih dalam proses pemulihan cedera. Hal ini membuat banyak pihak merasa kehilangan.
Lanier sendiri mengaku sedih karena rival terberatnya harus absen. “Jujur saja, saya sedikit merindukan dia,” ujarnya tentang Axelsen. Ia pernah bertanding melawan Axelsen sebanyak dua kali dan pertandingan tersebut berjalan sangat seru.
“Secara keseluruhan, bulu tangkis kehilangan cara bermain dan mentalitas spesialnya,” tambah Lanier. “Jadi, kabar dirinya yang tak ikut Kejuaraan Dunia adalah hal yang tidak baik.”
Meskipun begitu, Lanier mengakui ada sedikit rasa lega karena Axelsen tidak akan bermain dan berkompetisi. Namun, ia lebih ingin melawan Axelsen dalam Kejuaraan Dunia kali ini. “Sungguh saya rindu gaya bermainnya,” ujarnya.