Vinkmag ad

Banjir Ancam Kesehatan, Ini Penyakit yang Harus Diketahui

Kewaspadaan Terhadap Penyakit Pasca-Banjir

Sejak awal November 2025, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan dengan sedang hingga lebat seiring dengan masuknya sebagian besar wilayah Indonesia ke puncak musim hujan. Kondisi ini turut didukung dengan dinamika atmosfer yang aktif, sehingga meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

Banjir tidak cuma mengganggu aktivitas dan mobilitas masyarakat, tetapi juga dapat memicu berbagai penyakit. Ketika banjir datang, bahkan setelahnya, berbagai jenis ancaman penyakit wajib kamu waspadai, apalagi jika kamu tinggi di daerah rawan banjir. Berikut ini daftarnya.

1. Tipes

Tipes (tifus atau demam tifoid) disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang masuk ke tubuh melalui makanan atau air yang tercemar. Penyakit ini sering terjadi setelah banjir karena sanitasi yang buruk dan meningkatnya jumlah lalat yang menyebarkan bakteri.

Gejala tipes antara lain:
– Demam yang meningkat setiap hari, bisa mencapai 39–40 derajat Celcius.
– Sakit kepala.
– Lemah dan lelah.
– Nyeri otot.
– Berkeringat.
– Batuk kering.
– Kehilangan nafsu makan sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan.
– Sakit perut.
– Diare dan sembelit.
– Muncul ruam di kulit berupa bintik-bintik kecil berwarna merah muda.
– Perut bengkak.

Jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, dapat terjadi kondisi seperti mengigau, berbaring lemah dengan mata setengah tertutup.

Tidak ada orang yang mau sakit tipes. Kamu bisa mencegahnya dengan langkah-langkah ini:
– Vaksinasi.
– Sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, atau sedia selalu hand sanitizer.
– Hindari minum air yang tidak dimasak.
– Bersihkan sayur dan buah sebelum mengonsumsi atau mengolahnya.
– Bersihkan alat rumah tangga secara teratur.
– Gunakan barang pribadi secara terpisah.
– Hindari menyiapkan makanan untuk orang lain saat sedang sakit.
– Menjaga kebersihan makanan.
– Hindari konsumsi makanan dari tempat yang tidak terjamin kebersihannya.

2. Kolera

Kolera disebabkan oleh infeksi Vibrio cholerae, bakteri yang berkembang biak di air kotor. Setelah banjir, penyebaran kolera meningkat drastis karena banyak orang mengonsumsi air yang terkontaminasi.

Gejala kolera antara lain:
– Diare yang muncul tiba-tiba, yang menyebabkan hilangnya cairan tubuh dengan cepat (sekitar 1 liter per jam).
– Muntah dan mual selama beberapa jam pada tahap awal infeksi kolera.
– Kram perut akibat hilangnya kadar sodium, klorida, dan potasium akibat diare yang berkepanjangan.
– Kolera yang telah menyebabkan gejala selama beberapa jam dapat mengakibatkan dehidrasi akibat kurangnya cairan dalam tubuh. Dehidrasi parah terjadi jika tubuh kehilangan cairan lebih dari 10 persen total berat tubuh.

Jika sampai terjadi dehidrasi, gejala yang perlu diwaspadai adalah:
– Mulut kering.
– Aritmia atau gangguan irama jantung.
– Mata cekung.
– Mudah marah.
– Merasa sangat haus.
– Tubuh lesu.
– Hipotensi atau tekanan darah rendah.
– Letargi.
– Urine yang keluar hanya sedikit atau bahkan tidak ada.
– Kulit berkerut dan kering.

Selalu jaga kebersihan diri dan makanan. Kamu bisa mengurangi risiko penularan dengan langkah-langkah ini:
– Hindari membeli makanan dari penjaja keliling atau pedagang kaki lima, apalagi jika tempatnya terlihat kotor.
– Konsumsi makanan yang benar-benar matang.
– Hindari mengonsumsi makanan laut mentah atau yang tidak dimasak sampai matang.
– Hindari konsumsi susu mentah dan waspadai produk olahan susu (misalnya es krim), karena dapat terkontaminasi bakteri.
– Cuci tangan dengan sabun dan air secara rutin, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet. Gunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol jika tidak ada sabun dan air.
– Minum air mineral botol atau air yang telah dimasak hingga mendidih. Pada umumnya, minuman botol, kaleng, atau minuman hangat lebih aman. Namun, sebelum membuka minuman kemasan, bersihkan bagian luarnya terlebih dahulu.
– Berkumur dengan air bersih setelah menyikat gigi.
– Hindari makan salad dan buah-buahan yang tidak dikupas. Pilih sayuran dan buah-buahan yang bisa dikupas, seperti pisang, jeruk, dan pepaya.

3. Leptospirosis

Leptospirosis disebabkan bakteri Leptospira menginfeksi manusia melalui kontak dengan air atau tanah masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir mata atau luka lecet. Bakteri ini bisa bertahan di dalam air selama 28 hari.

Di Indonesia, hewan penular terutama adalah tikus, melalui kotoran dan air kencingnya yang bercampur dengan air banjir. Seseorang yang memiliki luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran atau kencing tikus yang mengandung bakteri Lepstopira, berpotensi terinfeksi dan jatuh sakit.

Berikut gejala leptospirosis:
– Demam mendadak.
– Lemah.
– Mata merah.
– Kulit kekuningan.
– Sakit kepala.
– Nyeri otot betis.

Cegah leptospirosis dengan cara ini:
– Pakai sarung tangan atau sepatu bot saat membersihkan rumah atau selokan.
– Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah selesai beraktivitas.

4. Hepatitis A

Hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati akibat infeksi virus yang menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi tinja penderita. Banjir meningkatkan risiko penularan karena buruknya sanitasi dan kontaminasi air minum.

Gejala hepatitis A bisa berupa:
– Urine berwarna gelap atau tinja pucat seperti tanah liat.
– Diare.
– Mudah lelah.
– Demam.
– Nyeri sendi.
– Hilang nafsu makan.
– Mual, sakit perut, muntah.
– Kulit atau mata menguning (jaundice).

Cegah hepatitis A dengan cara-cara ini:
– Dapatkan vaksinasi.
– Perbaikan sanitasi di lingkungan tempat tinggal.
– Perhatikan pembuangan limbah (membuang sampah/limbah pada tempatnya).
– Terapkan praktik kebersihan pribadi.
– Jangan berbagi barang pribadi dengan orang lain.

5. Demam Berdarah

Genangan air akibat banjir menjadi tempat ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, salah satunya adalah demam berdarah.

Demam berdarah adalah penyakit demam serius yang disebabkan oleh gigitan nyamuk betina Aedes aegypti yang menyerang melalui sistem peredaran darah. Gejalanya antara lain:
– Muncul ruam pada tubuh.
– Demam tinggi.
– Nyeri otot dan sendi.
– Mual dan muntah serta kelelahan.
– Sakit kepala.

Saat musim hujan, perkembangan nyamuk menjadi sangat masif, sehingga kamu harus melakukan tindakan pencegahan ekstra. Untuk mencegah demam berdarah, ingat selalu 3M Plus.
– Menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin.
– Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
– Mendaur ulang/memanfaatkan barang-barang yang dapat menampung air hujan.
Sementara itu, “Plus” adalah mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk, dengan cara:
– Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
– Menanam tanaman pengusir nyamuk.
– Menggunakan kelambu di kamar.
– Memasang kawat kasa pada lubang ventilasi.
– Menggunakan losion antinyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk.
– Hindari menggantung pakaian yang telah dipakai.
– Memasang perangkap nyamuk.
– Larvasidasi di tempat yang sulit dikuras/ditutup.

6. Malaria

Di beberapa daerah yang masih endemis malaria, musim hujan juga dapat meningkatkan angka kejadiannya. Peningkatan curah hujan dapat berakibat pada peningkatan terbentuknya genangan air, yang merupakan media perkembangbiakan nyamuk Anopheles.

Gejala malaria umumnya muncul 10-15 hari setelah gigitan nyamuk. Namun, pada beberapa kasus, gejala baru timbul setelah beberapa bulan. Hal ini karena parasit penyebab malaria bisa bertahan dalam keadaan tidak aktif di dalam tubuh.

Berikut ini beberapa gejala malaria:
– Demam.
– Menggigil.
– Sakit kepala.
– Banyak berkeringat.
– Lemas.
– Pegal linu.
– Gejala anemia atau kurang darah.
– Mual atau muntah.
– Nyeri perut.
– Diare.
– Buang air besar berdarah.

Jika kamu hidup di wilayah yang masih ditemukan kasus malaria, cegah malaria dengan cara-cara ini:
– Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara: menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang; rutin olahraga total 150 menit per minggu; cukup tidur; cukup minum air putih; tidak merokok; tidak minum alkohol.
– Hindari gigitan nyamuk dengan 3M Plus (cek poin sebelumnya). Selain itu, pakai pakaian tertutup, seperti pakaian lengan panjang dan celana panjang jika keluar rumah pada malam hari.
– Menjaga kebersihan lingkungan, dengan cara: membersihkan lingkungan dan peralatan rumah tangga secara rutin; tidak membiarkan air tergenang di sekitar rumah; menutup penampungan air jika sedang tidak digunakan; tidak menggantung pakaian atau kain bekas pakai dekat tempat tidur.

7. Disentri

Disentri adalah infeksi usus yang menyebabkan diare berdarah dan nyeri perut parah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Shigella atau parasit Entamoeba histolytica yang menyebar melalui air atau makanan yang terkontaminasi. Kondisi lingkungan yang kotor setelah banjir mempercepat penyebarannya.

Gejalanya antara lain:
– Diare berair atau berdarah.
– Kram perut.
– Mual dan muntah.
– Demam.
– Nyeri rektum.
– Tenesmus (rasa ingin buang air besar, tetapi cuma sedikit yang keluar).

Disentri bisa dicegah dengan cara:
– Jaga kebersihan diri dan lingkungan dengan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
– Selalu minum air bersih, seperti yang dimasak matang atau botolan.
– Cuci buah dan sayur dengan sabun dan air mengalir sebelum dimakan.
– Masaklah makanan sampai benar-benar matang, terutama daging dan telur.
– Hindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi disentri.

8. ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya. Faktor berkumpulnya banyak orang, misalnya di tempat pengungsian korban banjir, juga berperan dalam penularan ISPA.

Ini daftar gejala ISPA:
– Batuk: Ini merupakan gejala utama ISPA, bisa berupa batuk kering maupun batuk berdahak. Batuk dapat menjadi gejala yang cukup mengganggu dan menguras energi.
– Hidung tersumbat: Ini terjadi ketika saluran hidung menjadi penuh dengan lendir atau pembengkakan, bisa bikin kamu sulit bernapas lewat hidung.
– Sakit tenggorokan: Rasa sakit atau sensasi terbakar di tenggorokan adalah gejala umum ISPA. Dengan adanya gejala ini, kamu bisa kesulitan menekan makanan ataupun minuman.
– Demam: Ini adalah respon alami tubuh terhadap infeksi.
– Sesak napas atau sulit bernapas: Ini merupakan gejala serius yang harus segera diatasi. Sesak napas atau sulit bernapas bisa menjadi tanda bahwa infeksi telah mencapai paru-paru.
– Sakit kepala: Sakit kepala dapat disebabkan oleh demam atau ketegangan otot.
– Nyeri otot dan sendi: Nyeri otot dan sendi adalah gejala umum ISPA. Ini bisa membuat tubuh terasa tidak nyaman.
– Lemas atau lelah: ISPA sering kali membuat kamu merasa lemas atau lelah. Tubuh berjuang melawan infeksi, sehingga energi kamu berkurang.
– Suara serak atau suara hilang: Jika kamu mengalami perubahan suara yang signifikan, seperti suara serak atau suara hilang sama sekali, ini bisa menjadi tanda bahwa ISPA memengaruhi saluran pernapasan atas.
– Pilek atau nyeri sinus: Pilek atau hidung berair adalah gejala umum ISPA, terutama jika infeksi menyerang sinus.
– Mual, muntah, atau diare: Beberapa orang dengan ISPA mungkin mengalami masalah pencernaan seperti mual, muntah, atau diare. Ini bisa disebabkan oleh peradangan tubuh.
– Nafsu makan menurun: Infeksi sering kali mengurangi nafsu makan. Tidak perlu khawatir karena pada saat ini tubuh sedang fokus melawan infeksi.

Kamu bisa mencegah ISPA dengan tindakan sederhana ini:
– Rutin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan dan setelah bersin atau batuk.
– Pakai masker saat berada di tempat ramai atau saat sakit.
– Perbanyak konsumsi makanan bergizi.
– Cukup istirahat dan tidur selama 7–8 jam per hari.
– Rutin berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh.
– Pastikan ventilasi udara di rumah atau tempat kerja cukup baik.
– Tidak berbagi peralatan pribadi.
– Vaksinasi, seperti vaksin influenza atau pneumonia, dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi yang menyebabkan ISPA.

9. Penyakit Kulit

Saat banjir melanda, kulit menjadi rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan. Ada empat kelompok utama penyakit kulit yang sering muncul selama banjir:
Dermatitis kontak iritan: Zat-zat iritan seperti detergen, pestisida, dan bahan kimia lain yang terbawa air banjir bisa menyebabkan iritasi dan peradangan di kulit, terutama di tangan dan kaki.
Infeksi kulit: Jamur: Air banjir yang lembap mempercepat pertumbuhan jamur, terutama di sela jari-jari kaki. Tanda umumnya: bercak merah, pengelupasan kulit, dan gatal. Bakteri: Bakteri seperti Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus dapat menginfeksi luka atau area kulit yang lembap. Luka bisa bernanah dan kemerahan. Risiko lebih tinggi bagi orang dengan sistem imun lemah, seperti penderita diabetes atau lansia.
Cedera atau trauma kulit: Banjir membawa risiko kecelakaan: benda tajam atau benda hanyut bisa melukai kulit, menimbulkan luka lecet, tusukan, atau memar. Jika luka tidak dirawat dengan benar, bisa berkembang menjadi infeksi.
Penyakit kulit lain: Gigitan serangga (nyamuk, semut, lipan) kerap meningkat saat banjir, menyebabkan bintik kemerahan dan rasa gatal. Selain itu, stres akibat banjir bisa memicu atau memperburuk kondisi kulit kronis seperti dermatitis atopik, psoriasis, neurodermatitis, alopecia areata, dan vitiligo.

Membersihkan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, dan menanam pepohonan adalah langkah penting untuk mencegah banjir berulang, sekaligus mengurangi risiko penyakit kulit terkait banjir.

10. Diare Infeksius

Saat musim hujan, ancaman penyakit diare sangat tinggi terutama saat terjadinya bencana banjir. Penyebabnya adalah konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi bakteri seperti Escherichia coli dan Salmonella.

Gejala kondisi ini meliputi tinja encer, dehidrasi, dan lemas.

Untuk mencegahnya, biasakan untuk selalu mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan setelah menggunakan toilet, pastikan mengonsumsi air matang atau air kemasan, hindari makanan yang tidak higienis. Selain itu, jaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal, jangan biarkan ada tumpukan sampah karena bisa menjadi sarang lalat. Lalat juga merupakan salah satu hewan penyebar penyakit yang harus diwaspadai.

11. Perburukan Penyakit Kronis

Bencana banjir juga bisa menyebabkan perburukan penyakit kronis yang sudah dimiliki. Ini bisa terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat hujan berkepanjangan, apalagi jika banjir terjadi selama berhari-hari.

Tips Sehat Selama Musim Hujan

Setelah mengetahui berbagai penyakit penyerta musim hujan yang berpotensi menjangkiti masyarakat, tindakan pencegahan perlu dilakukan dengan melakukan beberapa hal ini:
– Menggunakan pakaian hangat.
– Sedia payung atau jas hujan ketika hendak beraktivitas di luar ruangan.
– Menjaga kebersihan rumah dan berbagai tempat lainnya yang memungkinkan menjadi sarang perkembangan nyamuk.
– Mengonsumsi makanan yang bergizi lewat pola makan seimbang.
– Mandi setelah kehujanan.
– Rutin berolahraga.
– Istirahat dan tidur cukup.

Dengan menerapkan berbagai tips di atas selama musim hujan ini, diharapkan kamu bisa selalu sehat.

    Vinkmag ad

    Read Previous

    Tomas Trucha: Tak Ada Pemain Aman di PSM Jelang Bursa Transfer

    Read Next

    Rancangan APBD Banggai 2026 Turun, Anggaran Pegawai Mendominasi

    Leave a Reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Most Popular