
Perkembangan Industri Otomotif di Indonesia
Industri otomotif nasional terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat, khususnya dalam segmen kendaraan rendah emisi karbon (Low Carbon Emission Vehicle/LCEV). Perkembangan ini menjadi langkah penting dalam upaya transformasi menuju mobilitas yang lebih ramah lingkungan.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Setia Diarta, menyampaikan bahwa pada Triwulan III 2025, subsektor otomotif memberikan kontribusi sebesar 1,28 persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto). Angka ini menunjukkan peran besar industri otomotif dalam perekonomian nasional.
Saat ini, Indonesia memiliki 39 pabrikan kendaraan roda empat dengan kapasitas produksi mencapai 2,39 juta unit per tahun. Selain itu, terdapat 82 pabrikan kendaraan roda dua dan tiga dengan kapasitas produksi hingga 11,2 juta unit per tahun.
Selama periode Januari–September 2025, total produksi kendaraan roda empat mencapai 0,85 juta unit, dengan ekspor CBU sebesar 0,38 juta unit atau hampir 45 persen dari total produksi. Sementara itu, kendaraan roda dua dan tiga mencatat produksi sebesar 5,25 juta unit, termasuk ekspor CBU sebanyak 0,41 juta unit.
Setia Diarta menjelaskan bahwa selama tahun 2022 hingga September 2025, produksi kendaraan rendah emisi karbon (LCEV) mencapai 878.000 unit. Produksi ini melibatkan 274 industri komponen lokal serta menyerap sekitar 182.348 tenaga kerja.
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya optimis akan terus ada peningkatan signifikan dalam kinerja industri kendaraan listrik nasional.
Investasi dalam Kendaraan Listrik
Investasi dalam kategori bus listrik, mobil listrik, serta motor listrik telah mencapai angka Rp 5,76 triliun. Dengan kapasitas produksi nasional untuk bus listrik sebanyak 4.100 unit per tahun, mobil listrik sekitar 110.660 unit per tahun, serta kendaraan roda dua dan tiga listrik sebanyak 2,51 juta unit per tahun.
Kemajuan ini menunjukkan komitmen pemerintah dan pelaku industri dalam mempercepat transisi ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, pengembangan industri kendaraan listrik juga berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan penguatan sektor manufaktur nasional.
Dengan adanya investasi besar-besaran dan peningkatan kapasitas produksi, Indonesia semakin siap menjadi salah satu pusat produksi kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara.
Tantangan dan Peluang
Meski ada progres positif, masih ada tantangan yang harus dihadapi, seperti ketersediaan bahan baku, infrastruktur pendukung, dan kebijakan pemerintah yang mendukung. Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, peluang untuk meningkatkan kualitas dan jumlah produksi kendaraan listrik sangat besar.
Pengembangan industri otomotif rendah emisi karbon tidak hanya membantu menjaga lingkungan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat dan negara.
Dengan fokus pada inovasi, efisiensi, dan keberlanjutan, industri otomotif Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi contoh bagi negara-negara lain di kawasan ini.






















































