
Kasus Kematian Alvaro Kiano Nugroho yang Menggemparkan
Kasus hilangnya Alvaro Kiano Nugroho (6 tahun), bocah asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang menghilang selama delapan bulan berakhir dengan tragis. Jasad Alvaro ditemukan dalam kondisi tinggal kerangka di sekitar Kali Cilalay, Tenjo, Bogor. Yang lebih mengejutkan lagi, sosok terduga pelaku di balik penculikan yang berujung kematian korban adalah AI, ayah tiri Alvaro sendiri.
Fakta ini terungkap setelah jasad Alvaro ditemukan dalam kondisi memprihatinkan. Dari hasil penyelidikan, polisi akhirnya menetapkan AI sebagai tersangka dalam kasus ini. Penyidik kemudian diarahkan ke kawasan Tenjo, Bogor, hingga akhirnya jasad Alvaro ditemukan. Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, membenarkan bahwa ayah tiri Alvaro lah yang menjadi pelaku dalam kejadian ini.
Pengkhianatan yang Menyedihkan
Yang membuat kasus ini semakin menyedihkan adalah fakta bahwa AI sempat berakting mengkhianati kepercayaan keluarga korban. Tugimin, kakek dari Alvaro, mengungkapkan bahwa AI sering kali muncul sebagai sosok yang simpatik dan aktif membantu keluarga selama proses pencarian yang berlangsung berbulan-bulan.
Menurut Tugimin, AI bahkan ikut menemani dirinya mencari Alvaro hingga ke wilayah Bogor, Jawa Barat, menelusuri informasi yang didapat. Hubungan Alvaro dengan ayah tirinya itu terlihat cukup baik. AI rutin datang pada akhir pekan untuk mengajak Alvaro jalan-jalan atau membeli makanan.
Namun, kebaikan yang ditunjukkan oleh AI kepada keluarga, khususnya kepada Tugimin, kini terasa sebagai sebuah pengkhianatan yang mendalam. “Saya itu enggak sangka, ternyata kebaikan dia itu hanya ibaratnya ya buat kedok saja,” ucap Tugimin dengan nada sedih.
Siasat Licik yang Diduga Dirancang
Aksi pura-pura ini berlangsung berulang kali. Tugimin menambahkan bahwa AI telah berkali-kali diperiksa oleh pihak kepolisian, namun selalu berkelit dan menyembunyikan kondisi Alvaro yang sebenarnya. Selain itu, AI dan istrinya, Arumi, sesekali pernah berselisih hingga melibatkan dirinya.
Biasanya, AI marah karena Arumi tidak mengangkat teleponnya. AI kemudian meminta bantuan Tugimin agar Arumi mau menjawab panggilan tersebut. Namun, menurut Tugimin, Arumi sering merasa terganggu karena AI menelepon berulang kali saat ia sedang bekerja.
Proses Pencarian yang Berbulan-Bulan
Alvaro Kiano Nugroho, seorang anak berusia 6 tahun, hilang diduga diculik di Pesanggrahan sejak Kamis, 6 Maret 2025. Sejak 8 bulan terakhir, sang ibunda, Arumi masih berjuang mencari keberadaan putranya yang hilang di Masjid Jami Al Muflihun, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Diketahui, kedua orang tua kandung Alvoro sudah lama bercerai. Adapun ayah kandung Alvaro saat ini sedang menjalani hukuman kasus narkoba di Lapas Cipinang. Sementara sang ibunda sudah menikah lagi.
Tugimin (71), kakek korban, mengungkapkan awal mula Alvaro Kiano Nugroho menghilang. Ini berawal pada saat seseorang mengaku ayah dari Alvaro Kiano Nugroho mendatangi masjid tempat Alvaro Kiano Nugroho sedang menunaikan ibadah salat.
Informasi tentang kedatangan pria tersebut baru diketahui kakek Alvaro, Tugimin, dari marbut Masjid Jami Al Muflihun, tiga hari setelah Alvaro dinyatakan hilang. “Itu ada orang datang, ditanya sama marbut, ‘Pak, cari siapa?’ ‘Cari anak saya. Alvaro katanya kalau shalat di masjid sini.’ ‘Itu ada anaknya di atas.’ Kata marbut begitu,” ungkap Tugimin.

Usai berbuka puasa dan waktu shalat Maghrib, Alvaro tak kunjung pulang. Tugimin belum merasa curiga, karena sang cucu memang kerap bermain sepak bola bersama teman-temannya pada malam hari. “Saya sadar untuk mencari itu jam 21.30 WIB. ‘Kok cucu saya belum pulang? Ke mana?’. Saya bilang kayak begitu,” ujar dia.
Tugimin, yang merupakan pensiunan petugas pemadam kebakaran Lebak Bulus, segera menyambangi lokasi terakhir Alvaro. Ia juga mendatangi teman-teman yang biasa bermain dengan cucunya. Namun, upayanya tak membuahkan hasil. Sayangnya CCTV di mana tempat korban terakhir kali terlihat rusak. “Kami tidak bisa melihat melalui CCTV,” ujar Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Murdoch.
Selain memeriksa CCTV, aparat kepolisian mengumpulkan bukti-bukti berupa keterangan saksi dari pihak keluarga maupun pengurus masjid. Termasuk akan meminta keterangan ayah dari Alvaro Kiano Nugroho. “Kami akan coba meminta keterangan,” kata Murodih.
Karena panik, Tugimin melaporkan kejadian itu ke Polsek Pesanggrahan, tetapi petugas menyarankan menunggu 1×24 jam. Laporannya kemudian teregistrasi dengan nomor LP/1186/B/III/2025/PMJ/Res Jaksel. Melalui akun pribadi maupun instansi Polsek Pesanggrahan, terus membagikan poster orang hilang untuk Alvaro.
Ada beberapa petunjuk yang ia terima dari warganet. Namun, belum ada titik terang dari pencarian ini. “Berbagai informasi yang masuk dari keterangan saksi, sekolah, keluarga, dan melalui DM Instagram, HP aduan Kapolsek selalu kami dalami tetapi belum membuahkan hasil,” tutur dia.
Pencarian Alvaro, kata Seala, sudah diperluas ke Cilegon, Banten, hingga Batam, Kepulauan Riau, setelah menerima petunjuk dari warga. Polisi juga sudah datang ke sana, tapi belum ada jejak Alvaro yang ditemukan. “Setiap informasi masuk, kami pasti dalami tapi belum membuahkan hasil. Dari informasi di Batam, Kepri, Cilegon, Banten, sudah kami datangi,” kata dia.






















































