Nasional Stasiun Rangkasbitung Lebak Mampu Layani 83.000 Penumpang Pasca Revitalisasi, Naik 3 Kali...

Stasiun Rangkasbitung Lebak Mampu Layani 83.000 Penumpang Pasca Revitalisasi, Naik 3 Kali Lipat

17
0

Peningkatan Kapasitas Stasiun Rangkasbitung

Stasiun Rangkasbitung kini mampu menampung hingga 83.000 penumpang per hari setelah revitalisasi selesai. Angka ini meningkat tiga kali lipat dibanding kapasitas sebelumnya yang hanya sekitar 26.000 penumpang. Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Jakarta, Ferdian Suryo Adhi, mengatakan bahwa kapasitas stasiun meningkat dari 26.000 menjadi 83.000 orang.

Peningkatan kapasitas besar ini diharapkan dapat mengurai kepadatan pengguna Commuter Line sekaligus mempercepat mobilitas harian masyarakat. Ferdian menjelaskan bahwa proyek revitalisasi Stasiun Rangkasbitung tidak sekadar merombak bangunan, tetapi juga mengubah total pengalaman penumpang dengan mengedepankan modernisasi fasilitas dan efisiensi layanan.

Stasiun Rangkasbitung merupakan salah satu stasiun besar di Provinsi Banten, dengan rute menuju Stasiun Tanah Abang Jakarta Pusat dan menggunakan kode Green Line. Prinsip utama dari peningkatan kapasitas ini adalah untuk meningkatkan pengalaman penumpang, dengan konsep modernisasi terhadap stasiun dan fasilitasnya sambil tetap mempertimbangkan kearifan lokal, khususnya dalam desain Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).

Fasilitas Baru yang Tersedia

Kapasitas stasiun Rangkasbitung yang melonjak drastis ini didukung oleh fasilitas yang jauh lebih lengkap dan fungsional untuk pengguna KA lokal maupun Commuter Line. Beberapa fasilitas baru yang sudah tersedia antara lain:

  • 7 lift dan 5 eskalator
  • Musala
  • 4 toilet untuk KA lokal dan KA commuter
  • 4 pintu akses masuk
  • 2 area drop off
  • Ruang laktasi & toilet disabilitas
  • 15 gate ticketing
  • Area tenant
  • JPO penghubung sisi utara–selatan yang dapat digunakan masyarakat umum

Dengan pembaruan ini, arus penumpang diperkirakan akan jauh lebih lancar terutama pada jam sibuk pagi dan sore.

Sentuhan Budaya Baduy dengan Konsep Modern

Sentuhan budaya Baduy menjadi ciri khas paling mencolok lewat tampilan JPO yang didesain menyerupai Leuit. Leuit merupakan bangunan penyimpan padi yang terdapat di daerah pedesaan Sunda dan Baduy yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.

“Konsepnya mengacu pada Rumah Adat dan Lumbung Padi di area sana yg disebut Leuit,” jelas Ferdian. Tak hanya desain JPO, nantinya operator juga akan melakukan penambahan ornamen Baduy yang akan dilakukan bertahap.

“Nantinya dari operator juga akan melengkapi dengan hiasan ornamen-ornamen Baduy di dalam stasiun secara bertahap,” imbuhnya. Dengan kombinasi budaya dan modernisasi, Stasiun Rangkasbitung kini menjadi contoh yang baik dalam menggabungkan tradisi dengan teknologi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini