
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Komoditas yang Paling Dicari
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjadi salah satu solusi strategis dalam menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional. Dengan berbagai komoditas yang disalurkan, program ini bertujuan untuk memastikan masyarakat memiliki akses terhadap makanan bergizi secara merata.
Namun, terdapat beberapa komoditas MBG yang permintaannya sangat tinggi, sementara satu di antaranya justru sering terlewatkan? Artikel ini akan mengungkap lima komoditas MBG paling dicari berdasarkan data terbaru 2025, termasuk yang kerap diabaikan namun sangat krusial. Dengan memahami daftar ini, baik penerima bantuan maupun penyedia dapat mengoptimalkan distribusi dan diversifikasi menu untuk mendukung program pemerintah.
Lima Komoditas MBG yang Paling Dicari Tahun 2025
Beras
Beras tetap menjadi komoditas MBG yang paling banyak dibutuhkan dan disalurkan. Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan bahwa beras menyumbang hampir 60% dari total alokasi komoditas MBG. Hal ini wajar mengingat beras merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Stabilitas harga dan ketersediaan beras secara langsung mempengaruhi tingkat inflasi, sehingga pemerintah memastikan komoditas ini selalu tersedia dalam program bantuan pangan.Gula Pasir
Gula pasir menempati posisi kedua sebagai komoditas MBG yang paling banyak dicari. Selain untuk konsumsi rumah tangga sehari-hari, gula juga menjadi komponen penting dalam industri rumahan. Melihat data realisasi penyaluran kuartal pertama 2025, permintaan gula dalam program MBG meningkat 15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini menunjukkan betapa vitalnya peran gula sebagai salah satu komoditas MBG andalan.Kacang-Kacangan
Inilah komoditas MBG yang sering kali kurang mendapat perhatian padahal nilai gizinya sangat tinggi! Kacang-kacangan seperti kacang hijau dan kedelai merupakan sumber protein nabati yang terjangkau. Sayangnya, dalam distribusi komoditas MBG, kacang-kacangan seringkali terabaikan karena prioritas biasanya diberikan kepada beras dan gula.Minyak Goreng
Minyak goreng tetap menjadi komoditas MBG yang paling banyak dibutuhkan masyarakat. Komoditas ini termasuk yang paling fluktuatif harganya, sehingga kehadirannya dalam program MBG sangat membantu masyarakat. Berdasarkan pantauan harga pangan mingguan, minyak goreng curah menjadi salah satu komoditas MBG yang distribusinya terus dipantau ketat untuk mencegah gejolak harga di tingkat konsumen.Tepung Terigu
Tepung terigu melengkapi daftar lima besar komoditas MBG paling dicari. Komoditas ini mendukung program diversifikasi pangan yang sedang gencar dipromosikan pemerintah. Dengan tepung terigu, masyarakat dapat membuat berbagai olahan pangan yang lebih beragam. Realisasi penyaluran komoditas MBG berupa tepung terigu pada awal 2025 menunjukkan peningkatan 20%, menandakan semakin pentingnya peran komoditas ini dalam keranjang pangan masyarakat.
Antisipasi Inflasi Lewat Gerakan Bertani
Tingginya permintaan terhadap lima komoditas MBG di atas memunculkan kekhawatiran akan tekanan terhadap pasokan dan potensi inflasi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah mulai menggalakkan strategi dari sisi hulu atau produksi. Badan Gizi Nasional (BGN) meminta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengimbau para Kepala Daerah agar menggerakkan masyarakat di wilayah masing-masing untuk bertani dan beternak. Permintaan tersebut diarahkan pada produksi bahan baku yang mendukung keberlangsungan program.
Masyarakat diminta untuk menanami sayuran dan buah di lahan-lahan kosong, serta memelihara ayam petelur dan pedaging. Strategi ini dirancang untuk menciptakan ketahanan pangan lokal yang terintegrasi dengan kebutuhan program nasional.
“Gerakan ini untuk membantu menyiapkan bahan baku pangan yang dibutuhkan program Makan Bergizi Gratis (MBG), agar tidak menyebabkan inflasi,” kata Wakil Kepala Badan Gizi Nasional Nanik Sudaryati Deyang dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah tahun 2025, di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin, 17 November 2025.
Dengan demikian, selain fokus pada penyaluran, upaya stabilisasi harga dan pasokan dilakukan melalui peningkatan produksi pangan secara swadaya di tingkat daerah.






















































