Ragam Wortel Rp25 Ribu? BGN Ajak Tanam Sendiri untuk Selamatkan MBG!

Wortel Rp25 Ribu? BGN Ajak Tanam Sendiri untuk Selamatkan MBG!

23
0

Gerakan #BertaniDemografi: Solusi BGN untuk Stok Pangan dan Inflasi

Stok bahan baku Program Makan Bergizi (MBG) yang mulai menipis membuat harga-harga di pasar mengalami kenaikan yang signifikan. Untuk menghadapi situasi ini, Badan Gizi Nasional (BGN) meluncurkan strategi baru yang dinamakan #BertaniDemografi. Gerakan ini bertujuan untuk mendorong semua kalangan, termasuk Gen Z, untuk melakukan tanam dan ternak sendiri.

Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, menjelaskan bahwa gerakan ini merupakan “senjata utama” BGN dalam mengendalikan inflasi sekaligus memastikan stok bahan pangan untuk MBG.

SPPG Jadi “Pemain Baru” yang Mengubah Harga Pangan

SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) yang semakin berkembang menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi pasokan pangan. Ledakan permintaan dari ribuan SPPG baru menyebabkan pasokan ketar-ketir. Contohnya, harga wortel yang mencapai Rp 23-25 ribu per kilogram.

Nanik mengungkapkan bahwa fakta di lapangan menunjukkan adanya perbedaan harga antara hasil pertanian petani dan harga di pasar. Misalnya, kentang petani di Ciwidey hanya dijual dengan harga Rp 8 ribu, tetapi saat sampai di pasar harganya langsung naik menjadi Rp 11 ribu.

“Ini dampak nyata dari kegiatan SPPG yang makin masif,” ujar Nanik.

Dari total 15.276 SPPG terverifikasi, sebanyak 13.953 di antaranya sudah beroperasi dan memberi makan lebih dari 44 juta orang. Tekanan ke pasokan akan semakin besar jika angka ini terus meningkat.

Strategi “Perang” BGN: Main Cerdas dengan Pasar & Diversifikasi Menu

BGN tidak tinggal diam. Mereka menerapkan dua strategi andalan untuk mengatasi masalah ini.

Pertama, strategi “pembelian sosial”. BGN akan memerintahkan SPPG untuk membeli komoditas yang sedang murah untuk menopang harga petani. Sebaliknya, untuk bahan yang harganya sedang overheat, penggunaannya akan dikurangi.

Kedua, gencarkan diversifikasi menu. Masalahnya, trauma insiden keamanan pangan membuat SPPG lebih memilih bahan-bahan tertentu, padahal hal ini justru membuat kita terjebak pada sedikit komoditas saja.

“Kami akan maksimalkan diversifikasi menu MBG. Ini game changer untuk kendalikan harga, terutama menghadapi momen tahun akhir yang selalu panas,” tambah Nanik.

Dari Pekarangan ke Peringatan Nasional

Gerakan #BertaniDemografi mengajak semua kalangan untuk berpartisipasi. Tanam cabai di polybag, kangkung di hidroponik, atau ternak lele di ember, sekarang menjadi aksi nyata untuk menyelamatkan ketahanan pangan nasional.

Ini bukan lagi sekadar tren #UrbanFarming ala-ala. Ini adalah gerakan nyata di mana hobi berkebunmu bisa menjadi penyelamat bagi jutaan orang dan perekonomian Indonesia.


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini