Ragam Peresmian Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung Dibatalkan, Pedagang Kecewa

Peresmian Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung Dibatalkan, Pedagang Kecewa

4
0



JAKARTA, Indonesiadiscover.com—

Rencana peresmian Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung yang seharusnya digelar pada hari Sabtu (15/11/2025) pagi tiba-tiba dibatalkan. Keputusan ini mengejutkan para pedagang yang sudah bersiap untuk membuka lapak pertama kali setelah direlokasi dari Pasar Barito yang telah dibongkar beberapa waktu lalu.

Yudi, Koordinator JS Eks 96, mengatakan bahwa pembatalan mendadak ini membuat para pedagang merasa dipermainkan. Menurut Yudi, informasi dari Wakasudin (PPKUKM) tidak memberikan alasan jelas mengapa acara tersebut dibatalkan. Ia menyampaikan kekecewaannya terhadap pihak terkait.

“Info dari Wakasudin tidak ada alasannya kenapa batal, saya bilang alasannya kenapa. Ini yang saya bikin kecewa kayak gini,” ujar Yudi kepada Indonesiadiscover.com, Sabtu pagi.

Menurut Yudi, para pedagang sudah bekerja sejak kemarin malam untuk mempersiapkan dagangan. Namun, berdasarkan pantauan Indonesiadiscover.com, lapak-lapak yang seharusnya ramai pembeli justru sepi tanpa aktivitas, sementara beberapa pedagang duduk terpaku di depan kios yang baru mereka tempati.

“Ini semua pedagang ini dari kemarin dia kerjain, dia sampai malam jam sepuluhan. Jam sepuluh malam mereka standby di sini prepare untuk dagang. Belum ada berita (pembatalan),” kata Yudi.

Pemberitahuan pembatalan hanya disampaikan lewat pesan pribadi menjelang tengah malam. “Hampir jam setengah dua belas kita dikabarin dijapri. Saya udah kecapekan di sini. Tidur lah jam sepuluh, ya kan? Karena persiapan kita untuk di sini,” jelasnya.

Yudi menyebutkan, pemerintah hanya memberi solusi pindah sementara ke bazar lain, tetapi lokasi itu dinilai terlalu jauh dari Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung.

“Diundur cuma belum tahu tanggal kapan gitu, kami dikasih solusi pindah ke bazar di Situ Babakan, kan aneh, transport lagi dong, mereka juga udah capek, harus-harus ngangkut-ngangkut lagi belum tentu dapat tempat,” ujar dia.

Ia juga memperlihatkan contoh kerugian nyata yang dialami pedagang hari itu. “Kita semua kecewa jelas, bahkan ada yang udah pulang dibuang. Buburnya dibuang, bubur Barito. Bubur Barito udah datang sini dibuang-buang ke bak sampah,” ungkap Yudi.

Pedagang terpukul dan kecewa

Di antara deretan kios, beberapa pedagang memilih tetap membuka lapak karena tak punya pilihan selain bertahan. Salah satunya adalah Lina yang duduk sambil memegang dagangannya yang sudah ia persiapkan sejak kemarin.

Ia mengaku terpukul dengan keputusan mendadak ini. “Sangat-sangat kecewa, kita tuh udah modal. Kita kan sudah enggak boleh jualan di Barito, kan, berarti vakum. Dan kita tuh, diam, kita enggak jual-jualan nih selama beberapa hari. Hampir sebulan kali ya, enggak jualan. Diminta kesini, karena ada soft opening. Setelah terima kunci, katanya semalem beritanya, jam 11 malam mendadak. Sementara kita udah masak, kita sudah belanja,” ujar Lina.

Lina menuturkan pedagang tidak diberi kepastian soal sampai kapan pembukaan diundur, padahal pembatalan ini telah merugikan pedagang dari segi waktu maupun finansial. Menurut Lina, para pedagang telah menyiapkan modal, bahan baku, hingga tenaga ekstra untuk menyambut soft opening yang dijanjikan.

Namun, penyampaian informasi yang mendadak membuat pedagang merasa tidak dihargai. “Sekarang gini, kalau kita minta kompensasi untuk hari ini adil nggak? Udah kita nggak jualan berhari-hari. Ada yang pakai modal yang pakai minjem. Ada yang jual-jual emas sementara rumah kita tuh daerah selatan, Gandaria. Kebayoran Baru. Kesini lumayan,” kata dia.

Solusi relokasi sementara ke bazar lain juga tidak menjawab kebutuhan mereka, justru menambah kerumitan dari segi biaya transportasi, ketidakpastian lokasi, hingga potensi dagangan tak laku.

Menurut dia, pedagang datang dengan harapan setidaknya ada pembeli karena kehadiran pejabat pada soft opening sentra fauna dan kuliner ini. “Tapi kan kalau orang banyak datang karena ada soft opening gubernur, kan pasti banyak orang juga. Kemungkinan untuk laku tuh ada dong. Nah, kalau kayak gini, nggak dikasih tau sampai kapan, terus dikasih taunya jam 11 malam,” ujar Lina.

Di salah satu kios lainnya, Mujiarti, pedagang pecel madiun, hanya bisa menatap deretan wadah berisi sayur dan bumbu yang ia siapkan sejak malam. “Ini lihat nih, coba saya udah enggak tidur semaleman bikin kayak gini, lama, kita butuh modal juga kayak gini, udah lama enggak jualan,” kata Mujiarti.

Mujiarti mengaku baru mengetahui kabar pembatalan saat sudah tiba di lokasi pagi ini. “Saya kecewa banget bener, dapat kabarnya malam, cuman kan karena antusias ya nggak lihat handphone, pagi-pagi udah sampai sini pas lihat, astaghfirullah gimana ini dagangan saya,” katanya.

Ia pun mengaku lemas ketika menyadari seluruh masakan yang ia siapkan dengan tenaga dan modal besar tidak dapat dijual hari itu. Mujiarti mengatakan dirinya sudah memasak sejak malam sebelumnya karena mengira peresmian Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung akan berlangsung sesuai jadwal.

Wajahnya berkaca-kaca saat menunjukkan deretan sayuran pecel yang masih utuh di meja dagangannya. “Sedih saya mau dikemanain coba dagangan saya segini banyaknya, kita nuntut kompensasi, terserah ini mau dikasih masyarakat biar makan di sini gratis, yang penting kita dagangannya balik modal, enggak apa-apa deh dikasih kompensasi,” kata dia.

Hingga siang hari, belum ada informasi terbaru di lokasi terkait jadwal baru peresmian Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini