
Gubernur Jawa Barat Siap Bantu Pemulangan Rizki Nur Fadhilah
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan kesiapan pihaknya untuk memulangkan Rizki Nur Fadhilah, seorang pemain sepak bola asal Bandung yang sempat viral di media sosial. Ia disebut menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja. Menurut Dedi, Pemprov Jabar akan mengambil langkah-langkah untuk memulangkannya ke tanah air.
“Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengambil keputusan untuk berkordinasi dengan Polda Jabar dan KBRI. Apabila memang ingin kembali, kami akan mengembalikannya,” ujarnya melalui akun Instagram pribadinya.
Dedi juga menegaskan bahwa pihaknya siap menanggung segala biaya terkait pemulangan Rizki. “Kami menyiapkan biaya untuk memulangkannya,” tambahnya. Ia menekankan bahwa tugas dari Pemprov Jabar adalah menjaga keselamatan warganya, termasuk Rizki.
Selain itu, ia meminta masyarakat agar lebih waspada terhadap iming-iming pekerjaan di luar negeri. “Jangan terkecoh dengan janji-janji kerja di luar negeri. Karena bisa saja hal tersebut berujung pada kesulitan atau bahaya seperti TPPO,” ujarnya.
Penjelasan Rizki Nur Fadhilah
Setelah beberapa waktu viral, Rizki Nur Fadhilah akhirnya memberikan klarifikasi. Ia membantah keras bahwa dirinya disiksa atau dipaksa bekerja. Namun, ia mengungkap bahwa perusahaan tempatnya bekerja meminta uang tebusan sebesar Rp 42 juta jika ingin pulang.
Dalam video klarifikasinya yang diunggah melalui akun TikTok @rizki.nur.fadilla6, Rizki menjelaskan bahwa dirinya tidak mengalami kekerasan seperti yang diberitakan. “Saya ingin meluruskan masalah yang terkait viral di Indonesia, saya sebenarnya nggak disiksa dan nggak diapain. Cuma saya pengin pulang aja karena nggak betah,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan alasan biaya tebusan yang mencapai Rp 42 juta. Menurut dia, uang tersebut digunakan untuk menutupi berbagai biaya seperti tiket pulang, ongkos taksi, makan, dan lain-lain. Sisanya digunakan untuk bayar keberangkatan dari Indonesia ke Kamboja, visa, paspor, dan biaya agency VIP line.
“Perusahaan saya meminta uang tebusan 42 juta untuk tiket pulang, ongkos taksi, makan, dan lain-lain. Sisanya untuk bayar keberangkatan saya dari Indonesia ke Kamboja, visa, paspor, dan biaya agency VIP line juga,” jelasnya.
Rizki juga menegaskan bahwa perusahaan sama sekali tidak meminta uang pribadi darinya. “Pihak perusahaan tidak meminta uang sedikitpun. Terima kasih,” tutupnya.
Reaksi Netizen
Ungkapan Rizki justru memancing reaksi beragam dari warganet. Banyak yang tidak percaya dengan penjelasannya, terutama karena gestur tubuhnya dinilai kaku dan terlihat seperti sedang membaca atau menghafal teks. Beberapa kali matanya juga melihat ke arah seseorang, sementara tangannya tidak terlihat sepanjang video karena berada di belakang.
Komentar-komentar yang mempertanyakan keaslian pernyataan itu langsung membanjiri media sosial. Banyak netizen menduga video tersebut dibuat di bawah tekanan, meski hingga kini belum ada bukti yang menunjukkan hal tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak keluarga maupun otoritas terkait soal keberadaan dan kondisi Rizki di Kamboja. Publik masih menunggu penjelasan lebih lanjut untuk memastikan situasi sebenarnya.
Kronologi Kejadian
Sebelumnya, Rizki Nur Fadhilah, seorang pesepak bola muda asal Bandung, dilaporkan menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja. Keluarganya meminta bantuan pihak terkait untuk memulangkannya ke Indonesia.
Akun Instagram @pengamatsepakbola menceritakan kronologi Rizki bisa berada di Kamboja. Kejadian tersebut bermula saat dia ditawari ikut seleksi bermain bola di Medan. “Seorang pesepakbola muda bernama Rizki Nur Fadhilah (18 tahun) diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja. Menurut ayahnya, Rizki mendapat tawaran bermain sepak bola di Medan melalui Facebook. Rizki lalu dijemput dari Jakarta ke Medan. Dari Medan ternyata dibawa lagi ke Malaysia dan Kamboja,” tulis akun tersebut.





















































