
Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Magetan
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Magetan sejak Senin (10/11) sore menyebabkan beberapa titik terjadi tanah longsor. Peristiwa ini menimbulkan korban jiwa dan luka berat serta mengganggu akses jalan.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik (Kasi Darlog) BPBD Kabupaten Magetan, Wahyudi, menjelaskan bahwa peristiwa paling parah terjadi di jalan raya menuju Desa Gonggang–Desa Janggan, Kecamatan Poncol. Longsoran tanah menimpa dua warga yang sedang mendorong sepeda motor rusak. Satu korban meninggal dunia atas nama Sarno (50), warga Desa Poncol, dan satu korban lainnya bernama Bayu (17) mengalami luka berat.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.30 WIB, ketika material tanah setebal tiga meter menutup sebagian badan jalan dan menimpa korban serta sepeda motor Honda Beat bernopol AE 5998 OP yang mengalami kerusakan berat. Tim BPBD bersama TNI, Polri, relawan, dan masyarakat melakukan pembersihan secara manual menggunakan sekop, pacul, dan dua unit mobil damkar. Pukul 19.06 WIB, akses jalan berhasil dibuka kembali.
Di wilayah Kecamatan Poncol, longsor juga menutup 100 persen akses jalan desa yang menghubungkan Dukuh Kopen, Dagung, Candi, dan Templek di Desa Gonggang. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, karena tebalnya material longsor mencapai dua meter, proses pembersihan dijadwalkan dilakukan pada Selasa pagi dengan bantuan alat berat.
Sementara itu, di Kecamatan Plaosan, longsor dan banjir luapan terjadi di ruas Jalan Tawangmangu–Plaosan, tepatnya di barat Mbah Jo Resort dan akses menuju Sarangsari Hill. Material longsor menutup sekitar 30 persen badan jalan, sedangkan luapan air membawa lumpur dan tanah hingga menutup sebagian jembatan Sarangan. Tim gabungan segera turun ke lokasi untuk membersihkan material menggunakan alat manual dan truk tangki dari BPBD dan DLH. Sekitar pukul 21.00 WIB, jalan sudah kembali normal.
Selain itu, laporan juga mencatat beberapa titik terdampak lain, antara lain di Desa Gonggang yang menutup akses jalan dan merusak lahan pertanian. Longsor di Dukuh Wonomulyo juga merusak lahan pertanian. “Atap dapur rumah milik Ibu Sumini di RT 14 RW 03 dan tembok dapur rumah milik Bapak Warto di RT 21 RW 03 juga roboh akibat hujan deras,” tambahnya.
Wahyudi mengimbau warga yang tinggal di wilayah rawan bencana agar selalu waspada terhadap tanda-tanda tanah longsor. “Jika muncul retakan tanah, pohon miring, air keruh keluar dari celah tanah, atau terdengar suara gemuruh dari lereng, segera menjauh dari area tersebut. Hindari beraktivitas di sekitar tebing saat dan setelah hujan deras,” pesannya.
BPBD Magetan juga meminta masyarakat untuk tidak melintasi area yang ditutup atau dibarikade, karena bisa jadi merupakan titik rawan longsor susulan. Masyarakat diminta tetap waspada dan mengikuti informasi resmi dari instansi terkait untuk menghindari risiko yang lebih besar.




















































