Ragam Pangandaran Siap Miliki Puskeswan Pertama, Layani Kesehatan Hewan 2026

Pangandaran Siap Miliki Puskeswan Pertama, Layani Kesehatan Hewan 2026

4
0

Pengembangan Puskeswan di Pangandaran

Setelah 13 tahun berdiri sebagai kabupaten, Kabupaten Pangandaran akhirnya akan memiliki Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) pertama. Penyediaan fasilitas kesehatan khusus hewan ini menjadi langkah penting dalam meningkatkan pelayanan bagi peternak dan pemilik hewan peliharaan di daerah tersebut.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Yadi Gunawan, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan sumber daya manusia untuk mengoperasikan Puskeswan dengan memberikan pelatihan kepada 17 orang petugas. “Kita juga melakukan uji coba hari ini, karena UPTD-nya belum terbentuk. Kegiatan sementara berupa pemeriksaan kesehatan hewan, pengobatan, dan konsultasi,” kata Yadi pada Senin 11 November 2025 kemarin.

Pelatihan para petugas dilakukan bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) serta Dinas Kesehatan. Yadi menambahkan bahwa Puskeswan tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2026. “Kita masih menunggu pengesahan Peraturan Bupati (Perbup) untuk pembentukan UPTD Puskeswan. Kalau sudah diharmonisasi dengan Kementerian Hukum dan HAM serta biro hukum provinsi, kemungkinan bisa segera beroperasi,” jelasnya.

Saat ini, Pangandaran hanya memiliki tiga dokter hewan, dua di antaranya bertugas di dinas dan satu lainnya di luar instansi. Yadi berharap ke depan ketiganya dapat mendukung operasional Puskeswan. Terkait kemungkinan penarikan retribusi layanan, Yadi mengaku masih menunggu kebijakan bupati. “Kalau kami maunya layanan diberikan secara gratis dulu karena ini Puskeswan pertama. Tapi nanti tergantung keputusan di Perbup,” katanya.

Kebutuhan Layanan Kesehatan Hewan

Meski idealnya ada dua unit pelaksana teknis (UPTD), Yadi menilai satu Puskeswan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan di wilayah Pangandaran. Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Pangandaran, Deni Rakhmat, menambahkan bahwa pemerintah provinsi secara rutin memberikan bantuan vaksin rabies dan penyakit mulut dan kuku (PMK).

“Vaksinasi PMK biasanya dilakukan setiap enam bulan sekali. Untuk rabies, vaksin juga tersedia bagi masyarakat yang memiliki hewan peliharaan,” kata Deni. Ia menegaskan, kewaspadaan terhadap rabies perlu terus dijaga karena penyakit tersebut dapat menular ke manusia melalui gigitan hewan terinfeksi.

Kesiapan dan Tantangan

Pengembangan Puskeswan di Pangandaran tidak hanya berfokus pada pelayanan kesehatan hewan, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan adanya Puskeswan, peternak dan pemilik hewan peliharaan akan lebih mudah mengakses layanan kesehatan yang profesional dan terjangkau.

Selain itu, keberadaan Puskeswan juga diharapkan dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit hewan yang berpotensi menular ke manusia. Dengan pelatihan yang telah dilakukan, petugas diharapkan mampu memberikan pelayanan yang maksimal dan berkualitas.

Masa Depan Puskeswan

Proses pembentukan UPTD Puskeswan masih dalam tahap persiapan. Selain menunggu pengesahan Perbup, pihak dinas juga terus melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait agar semua prosedur dapat diselesaikan dengan baik. Dengan dukungan dari PDHI dan Dinas Kesehatan, harapan besar diarahkan agar Puskeswan dapat segera beroperasi dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini