
Perayaan Hari Pahlawan dengan Kreativitas di MI Al Muttaqin
Di tengah perayaan Hari Pahlawan 2025, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Muttaqin yang berada di Desa Binangun, Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menggelar kegiatan kreatif bertema kepahlawanan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 11 November 2025, dan melibatkan sebanyak 27 siswa kelas 2.
Kegiatan tersebut berupa menghias kelas dan mewarnai gambar tokoh pahlawan nasional menggunakan media seni grafis. Tahun ini, sekolah memilih untuk menyoroti sosok Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan Gus Dur. Penetapan Gus Dur sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi alasan utama pemilihan tokoh ini.
Kepala MI Al Muttaqin, Nur Laeli, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya sekolah dalam menanamkan semangat kepahlawanan dan kemanusiaan sejak dini. Pendekatan seni digunakan sebagai cara untuk membantu siswa mengenal sosok-sosok pahlawan secara kreatif.
“Lewat kegiatan mewarnai tokoh pahlawan, kami ingin anak-anak mengenal sosok dan peran mereka secara kreatif. Dari menggambar, mereka bisa menumbuhkan rasa ingin tahu dan empati,” ujar Laeli.
Sekolah mencetak delapan gambar pahlawan nasional dengan ukuran 50×50 sentimeter yang dipajang di ruang kelas. Gambar-gambar ini mewakili berbagai bidang perjuangan, antara lain Jenderal Soedirman, Wage Rudolf Soepratman, Ki Hadjar Dewantara, Ir Soekarno, RA Kartini, Cut Nyak Dien, Sultan Hasanuddin, dan Teuku Umar.
Sebelum siswa mulai mewarnai, guru kelas terlebih dahulu mengenalkan kisah perjuangan masing-masing pahlawan kepada siswa. Tokoh yang menjadi fokus utama tahun ini adalah Gus Dur, yang digambarkan sedang melihat tarian barongsai dengan latar belakang lampion berwarna merah.
“Gus Dur dikenal sebagai tokoh pendidikan Islam dan pejuang kemanusiaan yang mencabut kebijakan diskriminatif terhadap etnis Tionghoa. Nilai-nilai itu yang kami tanamkan kepada anak-anak,” ujar Laeli.
Menurut Laeli, pemilihan sosok Gus Dur sangat relevan dengan karakter sekolah yang berbasis pendidikan Islam dan nilai toleransi. “Kami sekolah berbasis pendidikan Islam, jadi keteladanan Gus Dur sangat relevan bagi anak-anak. Kami ingin mereka belajar dari sosok yang punya kepedulian dan kepekaan terhadap sesama,” tambahnya.
Melalui kegiatan mewarnai dan menghias kelas, sekolah berharap siswa dapat mengenal pahlawan bukan hanya sebagai nama dalam buku sejarah, tetapi juga sebagai teladan dalam sikap dan tindakan sehari-hari. Dengan demikian, nilai-nilai kepahlawanan dan kemanusiaan dapat terus dilestarikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


















































