Ragam 5 Fakta Menarik Burung Uncuing yang Terkait Mitos

5 Fakta Menarik Burung Uncuing yang Terkait Mitos

4
0

Burung Uncuing: Keanekaragaman dan Mitos yang Mengelilinginya

Indonesia dikenal dengan kekayaan alamnya, termasuk dalam hal keanekaragaman spesies burung. Salah satu contohnya adalah burung uncuing atau Cacomantis merulinus, yang memiliki ciri khas berwarna hitam dan dianggap sebagai burung yang penuh mitos. Meskipun secara biologis merupakan burung biasa yang sering terlihat di pepohonan, burung ini memiliki banyak fakta menarik yang bisa kita pelajari.

1. Penyebaran yang Luas

Burung uncuing memiliki penyebaran yang cukup luas, mulai dari India hingga Indonesia. Spesifiknya, burung ini bisa ditemukan di wilayah seperti India, Myanmar, Thailand, Cina, Malaysia, dan juga Indonesia. Setiap daerah memiliki subspesies yang berbeda-beda. Contohnya, Cacomantis merulinus querulus menghuni wilayah Cina, Vietnam, dan Thailand, sedangkan Cacomantis merulinus lanceolatus hanya bisa ditemukan di Pulau Jawa dan Bali. Burung ini sering hidup di hutan, kebun, area berkayu, semak-semak, padang rumput, dan area pertanian.

2. Bentuk Tubuh yang Unik

Burung uncuing memiliki ukuran tubuh yang sedang, sekitar 21–24 sentimeter. Burung jantan memiliki tubuh berwarna abu-abu dan cokelat, dengan kepala abu-abu dan bagian bawah tubuh berwarna jingga. Sementara itu, burung betina memiliki warna yang mirip dengan burung jantan, tetapi dengan warna cokelat kemerahan dan bagian bawah tubuh yang lebih kusam. Baik burung jantan maupun betina memiliki bentuk tubuh ramping dan paruh yang runcing.

3. Burung Parasit yang Tidak Membangun Sarang

Menurut laman iNaturalist, burung uncuing merupakan spesies burung parasit. Artinya, burung ini tidak membangun sarang sendiri, tidak mengerami telurnya, dan tidak menjaga anak-anaknya. Sebaliknya, burung uncuing akan meletakkan telurnya di sarang burung lain seperti burung cici, prinia, dan cinenen. Telur dan anakan burung uncuing akan dirawat oleh burung-burung tersebut. Biasanya, indukan inang tidak menyadari bahwa telur mereka telah digantikan oleh telur burung uncuing karena bentuk dan warna telur yang mirip. Namun, jika tertangkap basah, burung lain akan mencoba mengusirnya.

4. Populasi yang Masih Stabil

Saat ini, burung uncuing tidak termasuk dalam kategori satwa yang terancam punah. IUCN Red List mengklasifikasikannya sebagai “least concern” atau risiko rendah. Populasinya masih stabil, sehingga burung ini masih mudah ditemukan di habitat alaminya. Meskipun demikian, ada beberapa ancaman yang mulai memengaruhi kehidupan burung ini, seperti predator, aktivitas manusia, industrialisasi, kerusakan habitat, dan perubahan iklim.

5. Terkait dengan Mitos dan Hal Mistis

Di Indonesia, burung uncuing sangat terkait dengan mitos dan hal-hal mistis. Di antaranya, burung ini dianggap sebagai jelmaan dari pria yang kekasihnya direbut oleh seorang raja. Bagi masyarakat Sunda, suara burung uncuing menjadi pertanda kematian. Ada juga yang menganggap burung ini sebagai hantu atau makhluk halus karena sering bersuara tanpa menampakkan diri.

Burung uncuing memang merupakan burung kecil, namun ia memiliki keunikan yang membuatnya menarik untuk dipelajari. Dari kebiasaan uniknya, penyebarannya yang luas, hingga mitos-mitos yang mengelilinginya, burung ini menjadi bagian penting dari ekosistem dan budaya Indonesia. Oleh karena itu, perlindungan terhadap populasi burung uncuing sangat penting agar keberadaannya tetap terjaga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini