
Kebiasaan Makan Tidak Teratur Berdampak Buruk pada Kesehatan Tulang
Dalam kehidupan yang penuh kesibukan, banyak orang sering melewatkan waktu makan. Hal ini terutama terjadi pada sarapan dan makan malam yang sering ditunda hingga mendekati tengah malam. Para ahli kini memberikan peringatan bahwa kebiasaan ini bisa berdampak buruk pada kesehatan tulang.
Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di Journal of the Endocrine Society menunjukkan hubungan kuat antara pola makan tidak teratur dan kesehatan tulang. Studi ini melibatkan lebih dari 927 ribu orang dewasa di Jepang berusia di atas 20 tahun yang diamati selama 2,6 tahun. Peneliti menelusuri kaitan antara waktu makan sehari-hari dengan risiko patah tulang akibat osteoporosis.
Hasilnya cukup mengejutkan. Mereka yang sering melewatkan sarapan lebih dari tiga kali seminggu memiliki risiko patah tulang hingga 18 persen lebih tinggi. Sementara itu, peserta yang terbiasa makan malam kurang dari dua jam sebelum tidur juga menunjukkan peningkatan risiko sebesar 8 persen. Temuan ini menunjukkan bahwa jam makan yang tidak teratur dapat berdampak serius pada kekuatan tulang.
Selain itu, pola makan tidak teratur sering dikaitkan dengan gaya hidup yang kurang sehat, seperti merokok, kurang tidur, dan minim aktivitas fisik. Kombinasi kebiasaan ini dapat memperparah risiko kerusakan tulang seiring waktu.
“Kebiasaan makan seperti ini seringkali berjalan beriringan dengan perilaku lain yang tidak sehat, seperti merokok, kurang olahraga, dan tidur yang tidak cukup,” kata Hiroki Nakajima, penulis utama penelitian dari Nara Medical University, Jepang.
Menurut Nakajima, hasil ini juga menunjukkan bahwa pencegahan osteoporosis dan patah tulang tidak hanya membutuhkan kebiasaan makan yang sehat. “Tetapi juga upaya yang lebih luas untuk meningkatkan perilaku gaya hidup secara keseluruhan,” katanya.
Meskipun hasil riset belum sepenuhnya konklusif, para ahli menduga bahwa pola makan berpengaruh pada ritme sirkadian atau jam biologis tubuh yang mengatur proses pembentukan tulang. “Kemungkinan orang yang sering melewatkan sarapan atau makan terlalu malam memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memanfaatkan nutrisi dalam proses pembentukan tulang,” kata Nancy E. Lane, profesor kedokteran di UC Davis.
Faktor Penting dalam Menjaga Kesehatan Tulang
Tak hanya waktu makan, para ahli menilai faktor terpenting dalam menjaga kesehatan tulang justru terletak pada kualitas asupan gizi. Pola makan seimbang dengan nutrisi yang cukup tetap menjadi kunci utama agar tulang tetap padat dan kuat hingga usia lanjut.
Asupan kaya kalsium, vitamin D, protein, dan karbohidrat kompleks sangat penting untuk mendukung proses pembentukan tulang dan mencegah risiko osteoporosis di kemudian hari. Menurut Lane, fokus utama sebaiknya bukan hanya kapan seseorang makan, tetapi apa yang dikonsumsi setiap hari.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan makan yang tidak teratur dapat berdampak negatif pada kesehatan tulang. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memperhatikan pola makan dan gaya hidup secara keseluruhan. Dengan menjaga keseimbangan nutrisi dan rutin berolahraga, seseorang dapat menjaga kekuatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang di masa depan.
Melika Ayaza dan Apriliano Rodo Rizky berkontribusi dalam penulisan artikel ini.




















































