
Tren Konser di Balikpapan dan Dampaknya pada Musik Lokal
Kehadiran sejumlah musisi nasional dalam berbagai konser dan festival musik di Balikpapan ternyata memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan musik lokal. Hal ini disampaikan oleh Rendy, salah satu pengamat musik Kota Balikpapan, yang menilai bahwa industri hiburan di kota minyak ini masih berjalan di dua dunia yang berbeda.
Menurut Rendy, event organizer (EO) di Balikpapan cenderung bekerja secara business to business, sementara musisi lokal tidak memiliki kesadaran yang sama terhadap dunia musik. Hanya sedikit EO yang berasal dari skena musik, sehingga keberadaan mereka sangat jarang.
Pemilihan Band Pembuka yang Menjadi Masalah
Rendy juga menyampaikan bahwa banyak EO lebih memilih band reguler yang memainkan lagu-lagu top ketimbang band yang membawakan karya orisinil. Hal ini membuat banyak band lokal terjebak dalam lingkaran sempit pada gigs maupun festival lokal yang tidak terlalu tersorot.
“Kalaupun ada kesempatan tampil, biasanya karena kenalan. Jadi kurasinya sangat subjektif,” ujarnya. Menurutnya, teman merekomendasikan teman, bukan karena kualitas karya.
Band Lokal sebagai Pengisi Waktu Menunggu
Sayangnya, pola event yang sering kali menjadikan band lokal sebagai pengisi waktu menunggu saat musisi nasional tampil juga menjadi masalah. Bahkan, mereka kerap tampil saat penonton belum ramai.
“Coba lihat kalau ada festival besar, ada empat band nasional tampil, lalu empat band lokal main dari jam tiga sore. Siapa yang nonton? Enggak ada. Jadi cuma formalitas aja,” ucap Rendy.
Padahal, ia menilai bahwa momen kedatangan musisi besar bisa menjadi jembatan bagi band lokal untuk memperluas jaringan. Bahkan, menjadi peluang dan pembuka kesempatan untuk berkarya semakin masif.
“Harusnya ada kesempatan kolaborasi, atau minimal link ke industri nasional,” tambahnya.
Keseriusan Musisi Lokal yang Perlu Ditingkatkan
Di samping itu, Rendy juga menyoroti sebagian musisi lokal yang perlu meningkatkan keseriusan dalam membangun karier mereka. Ia menilai bahwa tak sedikit musisi Balikpapan yang terlalu “haus panggung” tanpa diiringi strategi memperluas karya.
“Banyak band lokal yang banci tampil. Dibayar kecil enggak apa-apa, yang penting tampil di panggung besar. Tapi dari sisi pengembangan karya, minim usaha,” tegasnya.
Meski begitu, Rendy tetap meyakini bahwa musisi yang punya semangat akan terus bergerak. Bahkan, ada ataupun tak adanya jaringan hingga nasional, musisi tersebut akan terus melahirkan karya-karyanya.
“Mau ada artis nasional datang atau enggak, mereka tetap bikin karya. Karena kalau enggak ada yang manggil (manggung) ya bikin panggung sendiri, bikin event sendiri, sekarang kan platform digital juga terbuka lebar,” pungkasnya.


















































