
Kasus Siswi SDN 150 Palembang dengan Mata Merah dan Lebam
Kasus yang menimpa siswi SDN 150 Palembang, F, kini telah terungkap. Awalnya, kejadian ini mencuri perhatian masyarakat setelah unggahan video yang memperlihatkan kondisi mata F yang merah dan lebam. Ibu dari F, Erna, mengungkapkan rasa kaget saat menjemput anaknya di sekolah. Ia tidak menyangka bahwa anaknya dalam kondisi seperti itu.
Erna kemudian memutuskan untuk melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian setelah merasa tidak puas dengan respons yang diberikan oleh pihak sekolah. Dalam laporan tersebut, ia menyampaikan dugaan bahwa F mengalami pemukulan dari salah satu guru menggunakan cincin. Namun, hal ini dibantah oleh Kepala SDN 150 Palembang, Eka Okta Nugraha.
Eka menjelaskan bahwa tidak ada guru yang menggunakan cincin di sekolah. Ia juga menegaskan bahwa saat itu, wali kelas sedang izin, sehingga guru pengganti yang menggantikan posisi tersebut. Menurut Eka, bintik merah pada mata F sudah terlihat sejak 27 Oktober 2025, meskipun belum menyebar seperti kondisi saat ini.

Tidak hanya itu, Erna juga meminta izin untuk tidak mengizinkan F masuk sekolah selama beberapa hari karena akan menjalani pemeriksaan ke Puskesmas. Ia membawa surat rujukan dari Puskesmas sebagai bukti. Selain itu, Erna dan guru-guru juga bertanya kepada teman-teman F, dan jawaban mereka adalah bahwa tidak ada tindakan kekerasan yang terjadi.
Setelah dilakukan visum, polisi memastikan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan pada F. Hasil visum menunjukkan bahwa tidak ada bekas kekerasan benda tumpul maupun benda tajam serta goresan yang menyebabkan mata merah pada korban. Dari hasil pemeriksaan dokter, F diduga mengidap penyakit pertusis atau batuk rejan.
Penyebab Mata Merah dan Lebam
Pertusis atau batuk rejan merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejalanya termasuk batuk parah yang disertai suara keras, dan setelah batuk, sering terdengar suara ‘whoop’. Selain itu, gejala lainnya seperti hidung berair, mata merah, dan demam juga bisa muncul.

Dugaan penyakit yang diidap F disampaikan oleh keluarga melalui unggahan di akun Instagram @virasoniaa. Mereka menyatakan bahwa hasil pemeriksaannya (diduga) positif pertusis. Meskipun begitu, hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari RSUD Palembang Bari, tempat F dirawat.
Kepala Tim Humas dan Pemasaran RSUD Palembang Bari, Adea Triutami, mengungkapkan bahwa F kini sudah dipulangkan setelah enam hari dirawat. Ia menjelaskan bahwa kondisi matanya sudah membaik dan F kini menjalani rawat jalan dengan pemantauan dari dokter yang menangani.
Laporan terhadap kasus ini akhirnya dihentikan oleh pihak kepolisian setelah hasil visum menunjukkan bahwa tidak ada tanda kekerasan pada F. Harryo Sugihhartono, Kapolrestabes Palembang, mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak menyebarkan berita yang belum pasti kebenarannya.
Kasus ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya, serta perlunya komunikasi yang baik antara orang tua, guru, dan pihak sekolah dalam menangani situasi seperti ini.




















































