
Badai yang Mengguncang Sepak Bola Malaysia
Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) sedang menghadapi krisis besar setelah FIFA memberikan sanksi berat terhadap mereka. Sanksi ini melibatkan tujuh pemain naturalisasi yang terbukti menggunakan dokumen palsu dalam proses pendaftaran. Hal ini memicu reaksi keras dari dunia sepak bola internasional, karena dianggap melanggar prinsip kejujuran dan integritas.
Kasus ini bermula ketika FIFA menemukan bahwa FAM memanipulasi data administrasi tujuh pemain agar memenuhi syarat tampil membela tim nasional Malaysia dalam Kualifikasi Piala Asia 2027. Para pemain tersebut adalah Imanol Machuca, João Vitor Figueiredo, Facundo Garcés, Jon Irazabal, Gabriel Felipe Arrocha (dikenal juga sebagai Gabriel Palmero), Héctor Hevel, dan Rodrigo Holgado.
FAM sempat mencoba mengajukan banding atas sanksi yang diberikan. Namun, Komite Banding FIFA pada 3 November 2025 menolak permohonan tersebut setelah menilai bukti pelanggaran terlalu kuat. FIFA menegaskan bahwa tindakan FAM melanggar prinsip dasar sepak bola internasional.
Denda sebesar CHF 350.000 atau sekitar Rp6,6 miliar diberikan kepada FAM. Sementara itu, masing-masing pemain dikenai denda CHF 2.000 dan larangan beraktivitas di dunia sepak bola selama 12 bulan penuh. Kini, FAM berencana menempuh jalur hukum dengan membawa kasus ini ke Court of Arbitration for Sport (CAS) di Swiss, berharap hukuman tersebut dapat ditangguhkan atau dibatalkan.
Dampak pada Karier Pemain
Sanksi FIFA tidak hanya mengguncang FAM, tetapi juga berpotensi menghancurkan karier para pemain yang terlibat. Sejumlah klub tempat para pemain bernaung mulai mengambil langkah tegas, termasuk pemutusan kontrak.
Rodrigo Holgado, penyerang berkebangsaan Argentina yang kini bermain di klub América de Cali (Kolombia), menjadi salah satu yang pertama terdampak. Klubnya dikabarkan telah berkonsultasi dengan pengacara untuk memulai proses pemutusan kontrak. “Club America, melalui pengacaranya, sedang melanjutkan proses pemutusan kontrak Rodrigo Holgado menyusul tanggapan dari Komite Banding FIFA,” tulis jurnalis Kolombia Pipe Sierra di X.
Langkah serupa tampaknya juga akan diambil Deportivo Alavés di Spanyol terhadap pemain asal Argentina lainnya, Facundo Garcés. Laporan media Spanyol menyebutkan klub tersebut tengah menyiapkan prosedur penghentian kerja sama menyusul sanksi FIFA, meski belum ada keputusan resmi yang diambil.
Namun, nasib paling pahit dialami Gabriel Felipe Arrocha. Klub induknya, CD Tenerife, mengumumkan secara resmi bahwa mereka telah memutus seluruh kerja sama dengan sang pemain. “Gabriel Felipe Arrocha mengakhiri pada Jumat, 7 November, baik masa peminjamannya di Unionistas de Salamanca CF maupun ikatan kontraknya dengan CD Tenerife,” tulis klub asal Spanyol itu di X. Artinya, bek berusia 23 tahun itu mengakhiri masa peminjaman di Unionistas de Salamanca CF sekaligus kontraknya dengan Tenerife. Berdasarkan data Transfermarkt, Arrocha resmi berstatus tanpa klub sejak 8 November 2025.
Dampak pada Sepak Bola Malaysia
Kasus ini tentu menjadi tamparan keras bagi sepak bola Malaysia yang tengah gencar memperkuat tim nasional lewat program naturalisasi. Sementara itu, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menyatakan akan meninjau ulang dampak sanksi FIFA terhadap hasil pertandingan Malaysia di Kualifikasi Piala Asia 2027. Meski belum ada keputusan penghapusan poin atau diskualifikasi, risiko tersebut tetap terbuka, di mana keputusan akan diambil sebelum Maret 2026.




















































