
Persebaya Surabaya Dikaitkan dengan Bernardo Tavares
Desakan dari para penggemar Persebaya Surabaya untuk melakukan perubahan di kursi pelatih semakin menguat seiring hasil yang belum memuaskan dalam beberapa pertandingan terakhir. Nama yang mulai santer disebut sebagai kandidat pengganti Eduardo Perez adalah Bernardo Tavares, pelatih asal Portugal yang saat ini tengah berstatus tanpa klub setelah berpisah dari PSM Makassar.
Situasi ini membuat peluang Persebaya Surabaya untuk mendatangkan pelatih berlisensi Pro-UEFA tersebut terbuka lebar. Tidak adanya biaya kompensasi transfer menjadi salah satu faktor yang membuat sosok Tavares kian realistis untuk didatangkan ke Gelora Bung Tomo.
Performa yang Tidak Konsisten
Tuntutan perubahan muncul karena performa Persebaya Surabaya yang dianggap tidak konsisten baik dari sisi hasil maupun permainan. Meskipun sempat mencatat kemenangan meyakinkan 5-2 atas Bali United, langkah Green Force kembali goyah setelah hanya bermain imbang melawan Persik Kediri pada laga terakhir, sehingga sorotan terhadap kinerja pelatih tak bisa dihindarkan.
Unggahan terbaru dari akun fanbase Persebaya Surabaya, @onlinepersebaya, menjadi semacam cerminan suara Bonek yang ingin ada langkah tegas dari manajemen.
“Sudah 8 pertandingan dilalui, hanya 1 pertandingan Persebaya bisa menang dengan permainan meyakinkan yakni saat taklukkan Bali United dengan skor 5-2 di Gelora Bung Tomo. Dilihat dari sisi hasil? Tidak konsisten untuk menang. Dilihat dari sisi permainan? Tidak berkembang cenderung membosankan. Sebelum laga melawan Persija dikabarkan sudah ada pembicaraan terkait masa depan Coach Eduardo Perez oleh manajemen Persebaya. Dan hasilnya Persebaya takluk dari Persija di kandang dan hanya bermain imbang melawan PSBS Biak,” tulis @onlinepersebaya.
Hasil minor melawan Persija dan PSBS Biak disebut memperkuat asumsi masa depan Eduardo Perez tengah dalam pertimbangan serius. Kondisi ini kemudian mengarah pada satu nama: Fernando José Bernardo Tavares, pria kelahiran Proença-a-Nova, Portugal, 2 Mei 1980 yang sudah menempuh perjalanan panjang dalam dunia kepelatihan.
Pengalaman Luas dan Prestasi Mengesankan
Ia memulai kariernya sangat muda, menjadi asisten pelatih di usia 21 tahun untuk SL Benfica kelompok usia muda pada 2001. Tavares kemudian mengembara ke berbagai negara dengan pengalaman yang begitu luas dibandingkan banyak pelatih lain yang pernah datang ke Indonesia.
Total ia telah bekerja di sembilan negara berbeda mencakup Portugal, Bahrain, Oman, Tanzania, Maladewa, Makau, India, Finlandia, hingga Indonesia. Tidak hanya sekadar berkelana, Tavares juga mengukir prestasi yang terbilang impresif di klub-klub yang ia tangani.
Ia membawa New Radiant SC meraih gelar juara liga dan piala domestik di Maladewa pada musim 2016/2017 serta mengantar Benfica de Macau menjuarai kompetisi Macao pada musim 2017/2018. Namanya kemudian benar-benar melambung di Indonesia ketika PSM Makassar menunjuknya sebagai pelatih kepala pada April 2022.
Di sana ia menjalani 129 pertandingan dengan catatan 55 kemenangan, 44 imbang, dan 30 kekalahan yang berujung pada gelar juara Liga Indonesia musim 2022/2023.
Karakter Pelatih yang Tegas dan Detail
Karakter Tavares sebagai pelatih dikenal tegas, dekat dengan pemain, namun juga sangat detail dalam menerapkan struktur permainan. Formasi favoritnya 3-5-2 sering ia gunakan untuk memastikan keseimbangan antara intensitas pressing, kekuatan lini tengah, dan fleksibilitas penyerangan.
Karier Tavares tidak hanya menonjol di level klub profesional, tetapi juga dalam pendidikan sepak bola akademi elit. Ia pernah bekerja di Benfica, FC Porto, dan Sporting CP sebagai asisten pelatih, scout, hingga pelatih kepala yang membuat pemahamannya terhadap pembinaan pemain muda sangat matang.
Sebelum menjadi pelatih, Tavares juga sempat berkarier sebagai pemain di beberapa klub lokal Portugal seperti Proença-a-Nova U18 dan Pastelaria Rosa, meskipun ia akhirnya memutuskan pensiun pada 2003 untuk fokus sepenuhnya pada dunia kepelatihan. Hal ini memperkuat pemahamannya terhadap psikologi dan dinamika ruang ganti.
Profil yang Ideal untuk Persebaya Surabaya
Profilnya menggambarkan sosok pelatih yang tidak sekadar menjanjikan permainan atraktif, tetapi juga mampu mengembangkan pemain dan membangun karakter tim. Bagi Persebaya Surabaya yang tengah mencari identitas permainan dan konsistensi hasil, komposisi seperti ini menjadi faktor yang cukup ideal.
Bonek menyuarakan aspirasi, manajemen mendengar, dan situasi tim sedang membutuhkan perubahan strategis. Pertanyaannya kini tinggal apakah Persebaya Surabaya siap melangkah dan membawa energi baru melalui tangan seorang pelatih yang telah membuktikan dirinya di Tanah Air.
Jika benar front office Persebaya Surabaya memutuskan mengakhiri kerja sama dengan Eduardo Perez, sosok Bernardo Tavares adalah pilihan yang tidak datang dari sekadar “isu hangat”, tetapi dari rekam jejak yang konkret.
Kini semua mata akan terus tertuju ke manajemen Green Force untuk melihat, apakah suara tribun kembali menjadi nafas perubahan. Menarik ditunggu apakah langkah ini benar-benar diwujudkan atau justru hanya menjadi wacana yang kembali tenggelam di balik waktu dan hasil pertandingan berikutnya.
Namun satu hal pasti, nama Bernardo Tavares sudah berada dalam pembicaraan publik dan tidak lagi sekadar hilal.




















































