

Perkembangan Harga TBS Kelapa Sawit yang Mengkhawatirkan
Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani, atau sering disebut “harga sawit rakyat,” mengalami penurunan yang cukup signifikan. Fenomena ini terjadi pada hari Rabu, 5 November 2025, dan menunjukkan tren pelemahan yang menyebabkan kekhawatiran di kalangan petani.
Pelemahan harga ini merupakan dampak langsung dari tekanan harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar global, yang kemudian memengaruhi harga tender CPO KPBN di pasar domestik. Untuk memahami lebih dalam tentang perubahan harga TBS dan langkah-langkah yang bisa diambil oleh petani, berikut analisis lengkapnya.
Hubungan Langsung antara Harga CPO KPBN dan Harga TBS
Penurunan Harga CPO Memengaruhi Harga TBS
Meskipun harga CPO KPBN stabil dengan sedikit pelemahan (sekitar Rp 13.211/kg), sentimen negatif di Bursa Malaysia (MDEX) telah diantisipasi oleh pabrik kelapa sawit (PKS) di Indonesia. Akibatnya, PKS akan menurunkan harga beli TBS dari petani untuk menjaga margin keuntungan mereka.
Dampak Kritis terhadap Petani
Harga sawit rakyat yang turun drastis (mencapai level Rp 3.553/kg untuk mitra plasma) secara langsung mengurangi pendapatan harian dan mingguan petani. Hal ini membahayakan keseimbangan ekonomi di wilayah perkebunan dan menimbulkan risiko finansial bagi para petani.
Solusi dan Strategi untuk Petani Sawit Rakyat
Di tengah situasi ini, petani sawit rakyat harus fokus pada optimalisasi manajemen kebun. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:
Meningkatkan Kualitas Buah
Kualitas TBS (matang, berat ideal, bersih dari sampah) sangat berpengaruh terhadap harga beli PKS. TBS dengan kualitas prima akan dibeli dengan harga premium, sehingga meminimalkan dampak penurunan harga CPO.Pilih Penjualan Kolektif
Petani sebaiknya memperkuat lembaga koperasi atau gabungan kelompok tani (Gapoktan). Penjualan TBS secara kolektif memberikan posisi tawar yang lebih kuat kepada petani di hadapan PKS, sehingga mereka tidak rentan terhadap permainan harga.Cermati Peran B50
Program B50 (BBM dengan campuran FAME 50%) adalah demand driver utama di masa depan. Stabilitas harga CPO jangka panjang akan bergantung pada keberhasilan program ini. Petani perlu mengawasi realisasi kebijakan energi nasional ini.
Dampak pada Investasi dan Saham
Pelemahan harga TBS dan CPO juga terlihat di bursa saham. Koreksi tajam saham emiten perkebunan seperti AALI atau LSIP di IDX menunjukkan kekhawatiran investor terhadap potensi margin keuntungan yang menyusut akibat turunnya harga jual CPO.
Kesimpulan
Pelemahan harga sawit rakyat hari ini menuntut aksi kolektif dan fokus pada peningkatan kualitas TBS. Mengawasi harga CPO KPBN adalah wajib, tetapi menguatkan posisi tawar petani adalah kunci utama. Dengan strategi yang tepat, petani dapat bertahan di tengah tekanan harga yang terus berubah.




















































