Nasional Guru Honorer Garut Meninggal Dunia Dua Hari Sebelum Dilantik Jadi PPPK

Guru Honorer Garut Meninggal Dunia Dua Hari Sebelum Dilantik Jadi PPPK

27
0

Kehilangan Seorang Pahlawan Tenaga Honorer

Kabar duka datang dari komunitas tenaga pendidik di Kabupaten Garut. Asep Suhendra, seorang guru honorer yang telah bertahun-tahun mengabdikan diri di SDN 1 Situjaya, Kecamatan Karangpawitan, akhirnya berpulang menjelang hari pelantikannya sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu. Kepergian almarhum menimbulkan rasa kehilangan yang mendalam bagi rekan-rekannya dan masyarakat setempat.

Pada Jumat, 7 November 2025, ribuan tenaga honorer di Garut akan merayakan momen penting: pelantikan 6.596 calon PPPK Paruh Waktu oleh Pemerintah Kabupaten Garut. Namun, kabar duka datang dari keluarga besar tenaga pendidik, yaitu kematian Asep Suhendra, satu dari sekian banyak calon PPPK yang seharusnya hadir dalam acara tersebut.

Asep dikenal sebagai sosok guru yang sederhana, rendah hati, dan penuh dedikasi. Ia selalu menjadi tempat bertanya bagi rekan sejawatnya, baik terkait administrasi maupun strategi mengajar di kelas. Meski statusnya masih sebagai honorer, ia tidak pernah mengeluh dan tetap semangat dalam menjalani tugasnya.

“Ya benar, dua hari menjelang prosesi pelantikan, almarhum Asep Suhendra meninggal dunia karena sakit,” ujar Ketua Umum Forum Guru dan Karyawan (Fagar) Kabupaten Garut, Ma’mol Abdul Faqih, saat dikonfirmasi. Suaranya terdengar berat menahan rasa kehilangan.

Menurut Ma’mol, Asep bukan hanya seorang tenaga pendidik, tetapi juga pejuang sejati bagi para honorer di Garut. Ia aktif dalam berbagai forum perjuangan agar tenaga honorer bisa diangkat menjadi PPPK. Atas nama pengurus dan seluruh tenaga honorer di Kabupaten Garut, Ma’mol menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian almarhum.

Asep dikenal tak pernah menyerah memperjuangkan nasib rekan-rekannya. Ia bahkan turut serta dalam perjalanan ke Jakarta untuk beraudiensi ke DPR RI bersama perwakilan guru honorer Garut. “Banyak momen yang tidak bisa kami lupakan dari almarhum. Canda, perjuangan, dan semangatnya menjadi penyemangat kami hingga kini,” kenang Ma’mol.

Kini, bangku kelas yang biasanya diisi suaranya ketika mengajar anak-anak SDN 1 Situjaya telah kosong. Rekan-rekan sejawat dan murid-muridnya masih tak percaya bahwa guru yang mereka cintai itu tak akan kembali.

“Selamat jalan kawan. Kami tidak akan melupakan perjuangan yang telah kita lakukan bersama. Di saat yang lain akan menikmati momen bahagia, engkau harus rela pergi lebih dulu,” ucap Ma’Mol dengan nada lirih.

Peran Asep dalam Perjuangan Tenaga Honorer

Asep Suhendra memiliki peran penting dalam perjuangan tenaga honorer di Garut. Ia tidak hanya menjadi contoh teladan, tetapi juga memberikan semangat kepada rekan-rekannya. Berikut beberapa hal yang mencerminkan kontribusi Asep:

  • Partisipasi dalam Forum Perjuangan

    Asep aktif dalam berbagai forum perjuangan untuk meningkatkan status tenaga honorer. Ia sering kali menjadi perwakilan dalam diskusi dan audiensi dengan pihak berwenang.

  • Keberanian Mengambil Tindakan

    Ia tidak ragu mengambil langkah-langkah nyata, seperti melakukan kunjungan ke Jakarta untuk menyuarakan aspirasi guru honorer.

  • Semangat dan Dedikasi

    Asep selalu menunjukkan semangat dan dedikasi tinggi dalam mengajar, meskipun statusnya masih sebagai honorer. Ia tidak pernah mengeluh meski menghadapi tantangan.

  • Dukungan kepada Rekan

    Ia menjadi tempat bertanya bagi rekan sejawat, baik dalam masalah administrasi maupun strategi mengajar. Dukungannya sangat berharga bagi lingkungan pendidikan.



Gambar Asep Suhendra, guru honorer yang telah lama mengabdi di SDN 1 Situjaya, Kabupaten Garut.

Harapan Masa Depan untuk Tenaga Honorer

Meskipun kepergian Asep Suhendra menjadi duka yang mendalam, harapan untuk tenaga honorer di Garut tetap terbuka. Pelantikan 6.596 calon PPPK Paruh Waktu pada 7 November 2025 menjadi momen penting yang diharapkan dapat memberikan kesempatan baru bagi tenaga honorer.

Namun, kepergian Asep juga menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk mengangkat tenaga honorer masih panjang. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, organisasi guru, dan masyarakat untuk memastikan bahwa semua tenaga pendidik mendapatkan haknya.

Dengan semangat yang ditinggalkan oleh Asep, para tenaga honorer di Garut diharapkan tetap berjuang demi masa depan yang lebih baik. Kehadirannya akan selalu dikenang sebagai pahlawan yang memberikan inspirasi dan motivasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini