Nasional Puma PHK 900 Karyawan Administrasi Akibat Penurunan Penjualan

Puma PHK 900 Karyawan Administrasi Akibat Penurunan Penjualan

19
0

Puma Memutuskan untuk Mengurangi Jumlah Karyawan di Bidang Administrasi

Puma, sebuah perusahaan asal Jerman, telah mengumumkan rencana untuk memecat sekitar 900 karyawan di bidang administrasi hingga akhir tahun 2026. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap penurunan penjualan yang terjadi sejak Januari hingga September 2025. Perusahaan ini juga berada dalam proses restrukturisasi untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi operasional.

Fokus pada Pasar Utama

CEO Puma, Arthur Hoeld, menjelaskan bahwa perusahaan akan lebih fokus pada pasar utama seperti pakaian sepak bola, latihan, lari, serta pakaian olahraga. Ia menyatakan bahwa Puma perlu menyesuaikan diri dengan perubahan pasar dan meningkatkan komersialitasnya baik dalam sektor grosir maupun saluran O&O (owned and operated).

“Puma sudah menjadi kurang komersil lagi, baik itu di dalam sektor grosir dan kepemilikan dan saluran yang dimiliki dan dioperasikan (O&O),” ujarnya.

Hoeld menegaskan bahwa Puma akan berevolusi menjadi saluran campuran untuk meningkatkan pertumbuhan dalam menyasar konsumen. Tahun 2025 akan menjadi tahun untuk mengubah strategi, sementara 2026 akan menjadi masa transisi menuju model bisnis yang lebih efektif.

Menghentikan Kampanye Marketing dari CEO Sebelumnya

Salah satu langkah awal Hoeld setelah menjabat CEO pada Juli 2025 adalah menghentikan kampanye marketing besar-besaran yang dilakukan oleh CEO sebelumnya. Ia ingin membangun kembali Puma sebagai merek olahraga terbesar ketiga di dunia. Dengan ini, ia bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesehatan profit dalam jangka menengah.

Selain itu, Hoeld juga ingin memperkuat kerja sama dengan perusahaan olahraga Hyrox. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap citra dan performa Puma di pasar global.

Saham Puma mengalami penurunan sebesar 8,8 persen setelah pengumuman tersebut. Selain itu, saham perusahaan Jerman ini juga turun separuhnya dalam 12 bulan terakhir, menjadi yang terburuk dibandingkan pesaingnya, Nike dan Adidas.

Pengaruh Tarif AS terhadap Saham Puma, Nike, dan Adidas

Pada April, saham Nike, Adidas, dan Puma menurun tajam setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan tarif resiprokal baru. Tarif tersebut mengenai produsen pakaian dan sepatu, termasuk Vietnam, Indonesia, dan China.

Nike memproduksi 50 persen dari sepatu dan 28 persen dari pakaian di Vietnam pada 2024. Sedangkan Adidas bergantung pada produksi sepatu di Vietnam yang mencapai 39 persen dan 18 persen pakaian.

Selain Vietnam, Indonesia dan Kamboja menjadi pusat industri yang dimiliki oleh Adidas. Perusahaan Jerman itu sudah memproduksi 32 persen sepatu dan 23 persen pakaian di kedua negara.

Daftar Perusahaan yang Melakukan PHK Terbaru 2025

Beberapa perusahaan besar juga telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai bagian dari strategi restrukturisasi. Produsen Ban Michelin juga mengumumkan PHK ratusan karyawan, sementara Amazon dan Adidas dikabarkan akan melakukan PHK terhadap ribuan karyawan.

Amazon diberitakan akan memangkas 14 ribu karyawan secara global, dengan fokus pada pengembangan teknologi AI. Sementara itu, Adidas juga melakukan PHK sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan efisiensi dan keuntungan perusahaan.

Langkah-langkah ini menunjukkan tren perusahaan-perusahaan besar untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang semakin ketat dan kompetitif.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini