
Peran SDM dalam Transformasi Energi yang Berkelanjutan
PT PLN (Persero) menekankan bahwa transformasi sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu pilar utama dalam mewujudkan masa depan energi yang bersih dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan dalam acara The 13th Meeting of Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities (HAPUA) Working Group 5 dengan tema Human Capital Mindshift: Aligned People, Strategy, and Growth di Yogyakarta, Senin (3/11).
HAPUA merupakan wadah kerja sama antara perusahaan utilitas dan otoritas sektor ketenagalistrikan di Asia Tenggara. Tujuannya adalah memperkuat ketahanan energi kawasan melalui kolaborasi dan pertukaran pengetahuan. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian HAPUA Meetings yang berlangsung di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, pada 29 September hingga 3 Oktober 2025.
Dalam sambutannya, Co-Chairman HAPUA Working Group 5, Hjh Izwaliani Hj Zulkarnain menyatakan bahwa keberhasilan transisi energi tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada perubahan cara berpikir dan peningkatan kapasitas SDM. Menurutnya, fokus pada perencanaan dan pengembangan SDM di era transformasi kecerdasan buatan (AI) telah menjadi prioritas sejak pertemuan di Kamboja pada 2024.
“Tahun ini, kita melangkah lebih dalam dari sekadar transformasi AI ke pergeseran pola pikir manusia, karena transformasi sejati tidak dimulai dari teknologi, tetapi dari cara kita berpikir secara berbeda,” ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (5/11).
Ia menegaskan bahwa meskipun AI dan digitalisasi semakin pesat diterapkan dalam sektor energi, peran manusia tetap menjadi faktor utama. Teknologi hadir untuk mendukung terbentuknya SDM yang lebih adaptif dan mampu memanfaatkan kemajuan dengan bijak.
Pengembangan SDM yang Lebih Komprehensif
Pengembangan SDM kini tidak lagi terbatas pada pelatihan teknis, tetapi juga mencakup people experience, yaitu bagaimana organisasi menciptakan lingkungan kerja yang membuat setiap individu merasa dihargai, memiliki tujuan, dan terdorong untuk berkontribusi.
“Sementara teknologi memberi kita kemampuan bergerak lebih cepat, people experience memberi kita alasan untuk maju. Ketika orang merasa terhubung secara emosional dan memiliki tujuan, mereka menjadi penggerak transformasi sejati,” imbuhnya.
Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto, menjelaskan bahwa dinamika di sektor energi global menuntut SDM yang tangguh, adaptif, dan inovatif. Oleh karena itu, PLN menempatkan transformasi SDM sebagai bagian integral dari strategi transformasi perusahaan.
“Setiap talenta PLN diharapkan dapat berkontribusi pada inovasi, ketahanan, dan keberlanjutan perusahaan. Kami ingin memastikan bahwa transformasi yang terjadi di PLN bukan hanya transformasi teknologi dan bisnis, tetapi juga transformasi manusia di dalamnya,” ujar Yusuf Didi.
Arsitektur Pengembangan SDM PLN
PLN telah menyiapkan arsitektur pengembangan SDM yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan, dengan fokus pada tiga pilar utama. Pertama, adopsi standar internasional dan praktik terbaik dalam manajemen SDM. Kedua, program pengembangan SDM yang terencana dan progresif. Ketiga, harmonisasi hubungan industrial.
Upaya ini sejalan dengan semangat kolaborasi melalui forum HAPUA Working Group 5, yang menjadi wadah bagi perusahaan utilitas di kawasan Asia Tenggara untuk saling berbagi pengetahuan dan memperkuat kapasitas SDM di sektor ketenagalistrikan.
“Bersama-sama, kita dapat membentuk tenaga kerja yang siap menghadapi masa depan, adaptif, dan terinspirasi untuk memimpin kawasan menuju masa depan energi yang berkelanjutan,” katanya.




















































