Nasional Mengapa Soal Tes Akademik Bocor?

Mengapa Soal Tes Akademik Bocor?

62
0

Isu Kebocoran Soal TKA Menghebohkan Media Sosial

Isu kebocoran soal dalam pelaksanaan tes kemampuan akademik (TKA) mulai muncul di media sosial sejak hari pertama ujian digelar pada Senin, 3 November 2025. TKA merupakan sistem asesmen baru yang berstandar nasional dan bertujuan untuk mengukur capaian akademik siswa. Dalam beberapa hari terakhir, isu ini menjadi perhatian utama masyarakat luas.

Salah satu kasus yang paling mencolok adalah siaran langsung oleh peserta TKA dari ruangan ujian melalui aplikasi TikTok. Dalam video tersebut, akun @nurulnamanya menampilkan deretan soal yang terpampang di layar komputer. Tayangan ini mendapatkan lebih dari 18 ribu penonton. Selain itu, soal-soal tersebut juga tersebar di grup-grup WhatsApp dan diduga diperjualbelikan.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Toni Toharudin, telah mengonfirmasi bahwa siaran langsung tersebut dilakukan oleh peserta TKA saat sedang menjalani ujian. Ia juga menyatakan bahwa pemerintah sudah mengetahui pelaku dan lokasi siaran tersebut berlangsung. Namun, Toni mengatakan bahwa pihaknya belum bisa mengumumkan kronologi dan pelaku secara rinci kepada publik. “Kami mohon maaf tidak bisa menyampaikan secara individu ya. Bapak-Ibu bisa melihat kalau di live Tiktok kan sudah jelas,” ujarnya di Posko Pemantauan TKA, Jakarta, pada Selasa, 4 November 2025.

Pandangan dari Pakar Pendidikan

Dewan Pakar Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Suparno Sastro, menilai bahwa secara sistem, kebocoran dan kecurangan dalam pelaksanaan TKA seharusnya tidak terjadi. Hal ini karena soal TKA memiliki variasi yang sangat beragam dan cukup rigid. Keberadaan pengawas di setiap ruangan ujian juga menjadi salah satu faktor yang membuat kecurangan sulit dilakukan.

Namun, Suparno menyimpulkan bahwa kebocoran soal hanya mungkin terjadi karena dua hal. Pertama, sabotase sistem. “Karena berbasis teknologi, maka mereka yang bisa memanfaatkan atau mengotak-atik teknologi ini barangkali bisa menemukan celah kecurangannya,” katanya pada Rabu, 5 November 2025.

Poin kedua, Suparno menjelaskan bahwa kebocoran soal dan kecurangan bisa terjadi karena sebagian besar pengawasan masih manual. Pengawasan yang bergantung pada sumber daya manusia memiliki dua celah kecurangan, yakni kelalaian dari pengawas dan panitia atau penyimpangan yang disengaja.

Dalam konteks siaran langsung TikTok oleh peserta TKA, Suparno menilai pengawas atau panitia ujian di lokasi tersebut hampir mustahil tidak mengetahui hal itu. “Live di Tiktok itu kan berarti dia dengan sengaja melakukan proses perekaman. Artinya bukan hanya siswanya berarti kan, tapi pengawasannya juga terjadi masalah,” tutur Suparno.

Tanggapan dari Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia

Dihubungi terpisah, Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, melihat sistem TKA tidak jauh berbeda dengan sistem asesmen yang pernah berlaku, yaitu ujian nasional (UN). Maka, kata dia, tidak heran jika masalah-masalah yang mendera TKA pun sama dengan yang pernah terjadi. “Model-model kecurangannya pun ya sama, ada kebocoran soal, main joki, try out berbayar mahal, kongkalikong pengawas, bantuan terorganisir saat ujian dan lain-lain,” tutur dia.

Penyangkalan dari Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah

Dalam kesempatan berbeda, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat membantah adanya kebocoran soal dan kecurangan selama tes TKA digelar. Menurut dia, isu kebocoran, joki, dan jual-beli soal TKA yang beredar di media sosial belum bisa dibuktikan kebenarannya. Ia menyebut pertanyaan-pernyataan yang menyebut ada jual-beli soal merupakan klaim sepihak saja. “Kan itu klaim saja. Bagaimana itu memvalidasinya?” kata Atip. “Sampai saat ini tidak ada (kecurangan)” kata Atip pada Rabu, 5 November 2025.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini