
Kekalahan Beruntun Liverpool dan Masalah yang Muncul
Liverpool kembali mengalami kekalahan dalam pertandingan Liga Primer. Kali ini, mereka bertandang ke markas Brentford dan kalah dengan skor 3–2. Ini menjadi kekalahan keempat secara beruntun bagi The Reds. Andy Robertson, salah satu pemain utama, menyampaikan rasa frustrasi terhadap performa timnya.
Menurut laporan dari LFC TV, Robertson mengatakan bahwa timnya tidak mampu bermain sesuai rencana. Di awal pertandingan, Liverpool sudah tertinggal sejak menit kelima melalui gol Dango Ouattara. Kevin Schade kemudian memperbesar keunggulan Brentford. Milos Kerkez mencoba memperkecil skor, namun penalti Igor Thiago membawa kemenangan bagi tuan rumah.
Robertson sangat kesal karena kebobolan lagi dari situasi bola mati, yang merupakan masalah yang sering muncul. “Kami kurang maksimal saat kehilangan bola,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa lawan selalu siap memasukkan pemain ke kotak penalti saat bola mati, mengumpan ke belakang, dan merebut bola kedua. “Kalian tahu apa yang akan terjadi di sini, dan mereka sangat bagus dalam hal itu,” tambahnya.
Arne Slot, pelatih Liverpool, bahkan sempat menyebut bahwa latihan sehari sebelumnya fokus pada menghadapi lemparan jauh Brentford. Namun, hasilnya tetap tidak memuaskan. “Itu tidak cukup baik,” kata Robertson. “Kita bermain sesuai keinginan mereka, dan dari situ segalanya jadi sulit.”
Rencana Permainan yang Gagal
Meskipun Liverpool sempat menguasai permainan, dominasi tersebut tidak bertahan lama. Robertson menilai bahwa timnya tidak memiliki semangat dan disiplin untuk mengikuti rencana yang telah disusun. “Kalian harus berjuang untuk menguasai bola,” katanya. “Tidak ada tim di Liga Primer yang akan bilang, ‘Kamu ambil bola, kami akan coba bertahan.’ Semua manajer di liga ini sangat cerdas dan selalu punya rencana.”
Ia juga menyoroti kurangnya mental juang pemain. “Kamu harus berjuang untuk bola pertama, bola kedua, dan mencoba membangun permainan dari situ. Baru kualitasmu bisa terlihat.” Babak kedua justru berjalan lebih buruk. Brentford menambah gol lewat penalti, dan pergantian besar-besaran dari Arne Slot membuat permainan makin berantakan.
“Kami tidak memaksakan diri dari situ,” kata Robertson. “Mereka dapat penalti, entah di garis gawang, di luar, atau apa pun.” Tertinggal 3–1, Slot membuat empat pergantian. Liverpool bermain 4-1-5 demi meningkatkan serangan untuk mengejar ketertinggalan.
Harapan untuk Bangkit
Robertson menegaskan bahwa satu-satunya cara keluar dari situasi buruk ini adalah bekerja lebih keras. “Kita harus bekerja lebih keras,” katanya. “Dalam latihan, di pertandingan, dan juga pemulihan. Di klub ini, orang menuntut hasil.”
“Di masa sulit, satu-satu jalan keluar adalah berlari lebih cepat, bekerja lebih keras, dan menjaga diri lebih baik. Itu saja.” Liverpool tak punya banyak waktu untuk merenung karena mereka akan kembali bermain di Piala Carabao melawan Crystal Palace. “Tidak ada waktu untuk berkumpul kembali,” ujar Robertson. “Kita harus terus bertanding. Kadang bagus juga, karena bisa langsung mencoba bangkit.”
“Tapi kami harus mulai bermain lebih baik dan menunjukkan konsistensi yang lebih besar.” Kalimat Robertson terdengar keras tapi jujur, tanda bahwa ruang ganti Liverpool perlu melakukan evaluasi. Arne Slot kini dituntut menemukan kembali struktur dan semangat yang jadi ciri khas The Reds di era sebelumnya.























































