
Kasus Penganiayaan Dokter di Indramayu Menggemparkan Masyarakat
Kasus penganiayaan yang menimpa seorang dokter bernama Irma di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, telah menjadi perhatian masyarakat luas. Peristiwa ini terjadi pada Kamis (23/10/2025) dan menimbulkan kekecewaan serta keprihatinan terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok massa. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka serius, termasuk luka pada pipi kanan, kening sebelah kiri, dan belakang telinga kanan.
Bupati Indramayu, Lucky Hakim, langsung merespons kasus ini dengan melakukan kunjungan ke rumah dokter Baskar dan istrinya, dokter Irma, yang menjadi korban. Dalam pertemuan tersebut, Bupati memastikan bahwa pihaknya akan memberikan perhatian khusus terhadap kasus ini. Ia juga menyampaikan bahwa penyelidikan sedang dilakukan untuk mengungkap fakta-fakta terkait kejadian tersebut.
Peristiwa Awal yang Menyebabkan Kekerasan
Kejadian bermula saat sebuah acara arak-arakan kesenian singa depok berlangsung di Desa Anjatan, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu. Saat itu, dokter Irma sedang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit setelah praktik. Di tengah jalan, ia diarahkan untuk menepi karena adanya kegiatan arak-arakan. Namun, oknum kuwu atau kepala desa setempat memintanya untuk berbelok. Hal ini membuat dokter Irma bingung karena mendapat dua arahan yang berbeda.
Tidak hanya itu, oknum kuwu tersebut kemudian marah-marah hingga merusak spion mobil korban. Kejadian ini memicu reaksi dari suami dokter Irma yang langsung pulang ke rumah setelah mendengar kabar. Setelah menanyakan kejadian tersebut kepada istrinya, suami dokter tersebut keluar menuju gerombolan massa yang mengepung rumahnya dari seberang jalan.
Saat tiba di tengah jalan, beberapa orang tidak dikenal langsung melakukan pengadangan terhadap suami dokter tersebut. Akibatnya, ia mengalami luka-luka pada bagian pipi kanan, kening sebelah kiri, dan belakang telinga kanan.
Respons dari Bupati Indramayu
Bupati Indramayu, Lucky Hakim, mengungkapkan bahwa dirinya telah berbincang dengan kedua korban dan mendengarkan secara detail kronologi kejadian. Ia menyatakan bahwa oknum kuwu yang diduga terlibat dalam penyerangan tersebut sudah datang untuk meminta maaf secara langsung kepada korban. Meskipun demikian, Bupati menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa memaksakan korban untuk memaafkan, terlebih jika masih ada trauma akibat kejadian tersebut.
Dalam pernyataannya, Bupati juga menyampaikan bahwa pihaknya akan mengambil langkah evaluasi terhadap sang kuwu melalui jalur administrasi. “Karena kalau kasus pidana itu terpisah, Bupati tidak bisa memenjarakan orang. Jadi, saya akan lihat dari sisi administrasinya pelayanan (kuwu) seperti apa, apakah baik atau buruk,” ujarnya.
Tindakan Lanjutan dari Pihak Berwenang
Selain itu, Bupati juga menegaskan bahwa pihaknya akan ikut mengawal proses hukum yang sedang berjalan. Ia berharap kasus ini dapat menemukan penyelesaian terbaik bagi semua pihak yang terlibat. Dengan respons cepat dan komitmen yang tinggi, Bupati Indramayu menunjukkan bahwa pemerintah daerah siap bertindak untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat.























































