
Menghadapi Diskusi yang Tidak Dikuasai, Ini Trik yang Bisa Anda Terapkan
Menghadiri sebuah diskusi atau pertemuan profesional seringkali menempatkan kita dalam situasi di mana tidak semua topik kita kuasai secara mendalam. Namun, orang cerdas selalu punya cara unik untuk tampil tenang dan percaya diri tanpa harus mengakui adanya kekurangan pengetahuan mereka. Kunci utamanya adalah menjaga ketenangan, menampilkan aura keahlian, dan mengarahkan jalannya percakapan dengan elegan.
Taktik ini bukanlah tentang berbohong, melainkan lebih kepada kecerdasan berpikir cepat dan kemampuan beradaptasi dalam segala kondisi. Berikut beberapa trik halus yang bisa digunakan agar terlihat menguasai diskusi apa pun:
1. Memanfaatkan Kekuatan Pengalihan (Diversion)
Ketika Anda dihadapkan dengan pertanyaan yang sama sekali tidak bisa dijawab, orang cerdas akan menggunakan trik pengalihan. Idenya adalah mengarahkan pembicaraan secara halus dari pertanyaan yang tidak nyaman menuju topik terkait yang lebih dikuasai oleh mereka. Misalnya, jika Anda tidak tahu detail acara politik terbaru, alihkan ke topik politik yang lebih luas yang Anda yakini. Pengalihan ini harus dilakukan dengan mulus dan tidak terkesan mengelak, sehingga percakapan tetap mengalir dan tidak canggung.
2. Memaksimalkan Kekuatan Keheningan (Silence)
Menggunakan jeda keheningan secara strategis dalam diskusi sering kali diremehkan, padahal trik ini sangat efektif dan sangat berguna. Keheningan yang sengaja dapat membuat lawan bicara merasa tidak nyaman, sehingga mereka akan terburu-buru mengisi ruang kosong tersebut. Dalam situasi ini, lawan bicara justru dapat memberikan informasi tambahan yang sebenarnya Anda butuhkan untuk bisa berpartisipasi lebih jauh. Taktik halus ini akan memberi Anda waktu berharga untuk berpikir atau bahkan mendapatkan detail penting yang sedang dibicarakan.
3. Menggunakan Pertanyaan Terbuka (Open-Ended Questions)
Pertanyaan terbuka merupakan alat yang ampuh karena mengundang lawan bicara untuk berbagi lebih banyak informasi, pendapat, atau pemikiran. Hal ini tidak hanya menjaga kelangsungan percakapan, tetapi juga memberikan wawasan berharga bagi Anda untuk memahami konteks diskusi. Studi dari Harvard University bahkan menemukan bahwa pertanyaan terbuka memupuk keterlibatan dan membangun hubungan yang lebih baik. Cobalah bertanya, “Apa pendapat Anda tentang film itu?” alih-alih pertanyaan ya/tidak, yang hanya akan mengakhiri percakapan dengan cepat.
4. Menampilkan Empati dan Pemahaman
Menunjukkan empati dan pemahaman satu di antara cara paling efektif untuk menavigasi diskusi yang topiknya tidak Anda kuasai. Anda tidak perlu setuju dengan semua yang dikatakan lawan bicara, tetapi cukup tunjukkan bahwa Anda menghargai perspektif yang mereka miliki. Empati mampu membangun koneksi lebih dalam dan menciptakan kepercayaan sehingga orang lain lebih terbuka untuk berbagi informasi. Kalimat seperti, “Saya bisa mengerti mengapa Anda berpikir seperti itu,” dapat menunjukkan bahwa Anda benar-benar mendengarkan dan menghargai masukan mereka.
5. Berbagi Pengalaman yang Relevan
Berbagi pengalaman pribadi yang relevan akan menambah otentisitas unik dan mampu mengisi celah kekurangan pengetahuan faktual Anda. Cerita pribadi dapat menciptakan koneksi emosional dengan peserta lain, serta menunjukkan bahwa Anda terlibat secara pribadi dalam masalah yang dibicarakan. Misalnya, saat membahas perubahan iklim, Anda bisa berbagi cerita tentang pengalaman melihat sampah plastik di pantai daripada menyebut data ilmiah yang rumit. Kisah pribadi sering kali lebih beresonansi dengan orang lain daripada sekadar fakta dan angka yang kering.
6. Mengakui Kekurangan Pengetahuan
Orang cerdas berani mengakui ketika mereka tidak mengetahui sesuatu secara jujur, padahal hal ini dahulu dianggap sebagai pantangan dalam diskusi. Mengakui ketidaktahuan menunjukkan kerendahan hati dan kejujuran, dua sifat yang dihargai oleh banyak orang secara umum. Anda bisa berkata, “Saya kurang familier dengan hal itu, bisakah Anda jelaskan lebih banyak?”. Taktik ini membuka peluang untuk belajar, mengalirkan percakapan, dan menciptakan ruang interaksi yang tulus.
7. Menggema Kembali Apa yang Sudah Didengar
Untuk menunjukkan bahwa Anda aktif mendengarkan, terutama saat menjadi bukan ahli, ulangi kembali apa yang telah Anda dengar dengan bahasa sendiri. Anda tidak perlu mengulang kata per kata, tetapi cukup meringkas poin utama yang telah disampaikan oleh lawan bicara. Misalnya, Anda bisa menanggapi, “Jadi, jika saya tidak salah mengerti, yang Anda maksud adalah…”. Pendekatan ini menunjukkan keterlibatan, memberi Anda kesempatan untuk mengklarifikasi pemahaman, dan membuat diskusi lebih produktif.
Inti dari semua trik halus ini bukan terletak pada penipuan atau manipulasi, melainkan pada seni bercakap-cakap yang baik. Diskusi yang berhasil adalah tentang saling memahami, membangun koneksi, dan memiliki rasa hormat timbal balik, bukan sekadar memenangkan perdebatan. Gunakan kiat-kiat ini untuk menavigasi percakapan dengan anggun dan tenang, bahkan saat Anda bukan ahli di ruangan itu. Seperti yang dikatakan jurnalis Amerika, Celeste Headlee, “Jangan berkhotbah. Asumsikan Anda memiliki sesuatu untuk dipelajari.”























































