Nasional Kaki Kurus? Waspada, Bisa Jadi Tanda Polio!

Kaki Kurus? Waspada, Bisa Jadi Tanda Polio!

26
0

Penyakit Polio: Gejala, Jenis, dan Pentingnya Vaksinasi

Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem saraf. Kondisi ini bisa menyebabkan kelumpuhan permanen jika tidak segera diatasi. Salah satu ciri khas dari polio adalah kaki yang tampak kurus seperti tulang yang dibungkus kulit. Pemandangan ini sering muncul di media sosial dan membuat banyak orang merasa iba. Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa kondisi tersebut bisa menjadi tanda awal dari penyakit polio.

Polio bukanlah penyakit baru, tetapi masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Virus polio termasuk dalam keluarga enterovirus dan memiliki tiga jenis serotipe berbeda. Infeksi terjadi melalui mulut dan berkembang di tenggorokan serta saluran pencernaan. Dari sana, virus bisa menyebar ke aliran darah hingga mencapai sistem saraf pusat. Ketika saraf pengendali otot rusak, tubuh bisa mengalami kelumpuhan sebagian atau bahkan total.

Salah satu faktor utama penyebaran polio adalah lingkungan dengan sanitasi buruk dan cakupan vaksinasi yang rendah. Meskipun jumlah kasus telah menurun drastis, kekhawatiran akan penyebaran virus tetap harus dijaga. Seorang anak yang terinfeksi dapat menularkan virus kepada anak lain melalui makanan, air, atau kontak langsung.

Gejala dan Jenis Polio

Tidak semua orang yang terinfeksi polio menunjukkan gejala. Menurut Healthline, sekitar 95–99 persen penderita tidak menunjukkan gejala apa pun. Meski demikian, mereka tetap bisa menularkan virus tanpa sadar. Ini membuat polio sulit dikendalikan sepenuhnya.

Ada beberapa jenis polio yang perlu dikenali:

Polio Non-Paralitik (Polio Abortif)

Jenis ini memiliki gejala mirip flu, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri tenggorokan, muntah, dan kelelahan ekstrem. Gejala biasanya berlangsung selama 1–10 hari dan tidak menyebabkan kelumpuhan. Penderita biasanya bisa pulih sepenuhnya.

Polio Paralitik

Hanya sekitar 1 persen kasus yang berkembang menjadi polio paralitik, yang merupakan jenis paling berbahaya. Infeksi ini menyerang sumsum tulang belakang, batang otak, atau keduanya. Gejalanya dimulai dengan demam dan nyeri otot, kemudian berkembang menjadi kehilangan refleks tubuh, kejang hebat, dan kelemahan otot. Dalam 5–10 persen kasus, virus bisa menyerang otot pernapasan dan menyebabkan kematian.

Sindrom Pasca-Polio

Setelah sembuh dari polio, ada risiko munculnya sindrom pasca-polio. Kondisi ini bisa muncul 15–40 tahun setelah infeksi. Gejalanya meliputi kelemahan otot, nyeri sendi, kelelahan berat, gangguan pernapasan, dan kesulitan menelan. Selain itu, sindrom ini juga memengaruhi daya konsentrasi dan memori penderita.

Tidak Ada Obat, Tapi Bisa Dicegah

Menurut World Health Organization (WHO), saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan polio sepenuhnya. Namun, penyakit ini bisa dicegah melalui vaksinasi. Ada dua jenis vaksin yang tersedia, yaitu vaksin polio oral (OPV) dan vaksin polio inaktif (IPV). Kedua jenis vaksin ini efektif dan aman untuk anak-anak.

Perawatan medis tetap penting untuk meringankan gejala. Beberapa langkah pengobatan seperti pemberian ibuprofen untuk nyeri otot, obat antikejang untuk spasme, antibiotik untuk mencegah infeksi tambahan, serta ventilator bagi pasien yang mengalami gangguan pernapasan.

Selain itu, terapi fisik membantu mempertahankan kekuatan otot dan memperlambat atrofi. Rehabilitasi paru juga penting untuk menjaga fungsi pernapasan agar tetap stabil. Meskipun tidak bisa mengembalikan saraf yang rusak, terapi ini meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan.

Cleveland Clinic juga merekomendasikan pasien untuk menjaga hidrasi, menggunakan kompres hangat, dan cukup istirahat selama pemulihan. Dukungan keluarga sangat penting dalam proses rehabilitasi jangka panjang.

Vaksinasi sebagai Tameng Terbaik

Vaksinasi tetap menjadi cara terbaik untuk mencegah polio. Selama masih ada satu anak yang terinfeksi di dunia, semua anak berisiko tertular. Karena itu, pastikan imunisasi dilakukan sesuai jadwal. Polio memang bisa dihindari, asalkan kita tidak lengah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini