
Proyek Kolam Retensi Trimulyo dan Tanggul Laut: Solusi untuk Mengatasi Banjir di Semarang
Pemerintah Kota Semarang terus berupaya mempercepat penyelesaian proyek kolam retensi Trimulyo dan tanggul laut (sea wall) yang menjadi bagian penting dari sistem pengendalian banjir di kawasan timur Kota Semarang. Dua infrastruktur ini diharapkan mampu memberikan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir yang sering terjadi di wilayah tersebut.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, saat meninjau Pompa Kali Sringin, Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk pada Senin (27/10), menyampaikan optimisme bahwa kedua infrastruktur tersebut akan membawa perubahan besar dalam upaya pengendalian air rob maupun banjir kiriman dari wilayah atas.
“Kalau kolam retensi dan tanggul laut ini selesai, kami harapkan urusan banjir di sekitar sini bisa teratasi secara menyeluruh,” ujar Wali Kota Agustina.
Fungsi Utama Kolam Retensi dan Tanggul Laut
Agustina menjelaskan bahwa fungsi utama dari tanggul laut adalah menahan air laut pasang (rob) agar tidak masuk ke daratan. Sementara itu, kolam retensi akan berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan dan kiriman dari wilayah atas sebelum dialirkan ke laut.
“Dulu masalahnya rob, air lautnya masuk terus. Sekarang sudah ada sea wall. Nah, tantangan baru adalah air dari atas, karena wilayah kami ini ditanggul, jadi air hujan harus punya tempat penampungan. Di sinilah peran kolam retensi menjadi krusial,” jelasnya.
Desain Proyek Kolam Retensi Trimulyo
Proyek kolam retensi di kawasan Trimulyo dirancang dengan luas mencapai 250 hektare. Pembangunan ini dilakukan bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan kementerian terkait.
“Ini proyek dari pusat, jadi memang butuh waktu dan tahapan, tetapi kami di daerah terus memastikan konektivitas antarsaluran dan pompa agar air bisa segera masuk ke kolam begitu kolamnya siap,” ujar Agustina.
Dampak Terhadap Masyarakat
Menurut Agustina, selama proses pembangunan berlangsung, berbagai dampak terhadap aktivitas warga akan diminimalkan. Ia menegaskan bahwa pembangunan seperti ini pasti ada konsekuensi, tetapi pihaknya berupaya seminimal mungkin agar aktivitas ekonomi warga tetap berjalan.
“Pembangunan seperti ini pasti ada konsekuensi, tetapi kami upayakan seminimal mungkin agar aktivitas ekonomi warga tetap jalan,” terangnya.
Harapan Masyarakat
Agustina juga mengingatkan masyarakat untuk bersabar dan mendukung proses pembangunan ini. Ia menekankan pentingnya komunikasi, gotong royong, dan kesabaran dalam menantikan hasil dari proyek ini.
“Yang penting sekarang kita terus jaga komunikasi, gotong royong, dan sabar menunggu hasilnya. Karena ketika seluruh perencanaan ini berjalan sebagaimana mestinya, banjir yang selama ini kami hadapi akan jauh berkurang,” tegas Agustina.
Tantangan dan Solusi
Meski proyek ini memiliki tantangan tersendiri, pihak pemerintah kota tetap berkomitmen untuk memastikan keberhasilannya. Dengan adanya kolam retensi dan tanggul laut, diharapkan dapat mengurangi risiko banjir di kawasan timur Semarang. Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dengan memastikan lingkungan yang lebih aman dan nyaman.
Dalam proses pembangunan, pemerintah kota akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar semua rencana dapat berjalan sesuai dengan target. Dengan dukungan masyarakat dan kerja sama yang baik, diharapkan proyek ini dapat segera selesai dan memberikan manfaat yang maksimal bagi warga Semarang.























































