Nasional Jokowi Angkat Bicara Soal Utang dan Kereta Cepat sebagai Investasi Sosial

Jokowi Angkat Bicara Soal Utang dan Kereta Cepat sebagai Investasi Sosial

44
0

Jokowi Buka Suara Mengenai Kerugian yang Dialami Kereta Cepat Whoosh

Mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), memberikan pernyataan terkait proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh. Proyek ini telah menjadi sorotan karena mengalami kerugian finansial, dan kini Jokowi menjelaskan alasan di balik pembangunan proyek tersebut.

Jokowi menegaskan bahwa tujuan dari pembangunan Whoosh bukanlah untuk mencari keuntungan finansial, melainkan sebagai investasi sosial bagi masyarakat. Pernyataan ini disampaikannya saat ditemui di Mangkubumen, Banjarsari, Kota Solo, pada Senin (27/10/2025).

Penyebab Pembangunan Kereta Cepat Whoosh

Menurut Jokowi, pembangunan dan operasional Whoosh bermula dari masalah kemacetan parah yang telah melanda wilayah Jabodetabek dan Bandung selama 20 hingga 40 tahun terakhir. Ia menjelaskan bahwa kemacetan ini menyebabkan kerugian besar bagi negara.

“Dari kemacetan itu negara rugi secara hitung-hitungan. Kalau di Jakarta saja sekitar Rp 65 triliun per tahun. Kalau Jabodetabek plus Bandung kira-kira sudah di atas Rp 100 triliun per tahun,” ujar Jokowi.

Ia menambahkan bahwa kerugian akibat kemacetan mendorong pemerintah untuk membangun berbagai moda transportasi massal seperti KRL, MRT, LRT, Kereta Bandara, dan Whoosh. Tujuannya adalah agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal sehingga kerugian akibat kemacetan dapat ditekan.

Prinsip Dasar Transportasi Massal

Jokowi menegaskan bahwa prinsip dasar pembangunan transportasi massal adalah layanan publik, bukan mencari laba. Menurutnya, transportasi massal tidak diukur dari keuntungan finansial, tetapi dari keuntungan sosial.

“Prinsip dasar transportasi massal itu layanan publik, bukan mencari laba. Jadi, transportasi umum tidak diukur dari keuntungan finansial, tetapi dari keuntungan sosial,” tegasnya.

Keuntungan sosial tersebut mencakup penurunan emisi karbon, peningkatan produktivitas masyarakat, pengurangan polusi, dan efisiensi waktu tempuh. Jokowi menilai bahwa subsidi transportasi merupakan bentuk investasi jangka panjang.

Subsidi Transportasi sebagai Investasi Jangka Panjang

Jokowi memberikan contoh MRT Jakarta yang mendapat subsidi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sekitar Rp 400 miliar per tahun untuk rute Lebak Bulus–Bundaran HI. Ia menjelaskan bahwa jika seluruh jalur MRT selesai dibangun, diperkirakan subsidi bisa mencapai Rp 4,5 triliun per tahun.

Ia menilai, mengubah kebiasaan masyarakat dari kendaraan pribadi ke transportasi umum bukan hal mudah. “Memindahkan masyarakat dari mobil pribadi dan sepeda motor ke transportasi umum tidak mudah. Mengubah karakter itu sulit,” tambahnya.

Meski masih dalam proses, Jokowi menilai dampak positif transportasi massal mulai terasa. “MRT Jakarta, misalnya, telah mengangkut sekitar 171 juta penumpang sejak diluncurkan. Sementara Kereta Cepat Whoosh telah melayani lebih dari 12 juta penumpang,” ungkapnya.

Ia mengajak masyarakat untuk bersyukur karena sudah mulai ada pergeseran perilaku menuju penggunaan transportasi umum. “Masyarakat patut bersyukur karena sudah ada pergerakan untuk berpindah dari kendaraan pribadi. Ini proses bertahap, tidak bisa langsung,” kata Jokowi.

Dampak Ekonomi Transportasi Massal

Selain mengurai kemacetan, Jokowi menegaskan bahwa pembangunan transportasi massal, termasuk Whoosh, memiliki efek berganda terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Contohnya, kereta cepat yang menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini