Nasional Banjir Masih Melanda Jalur Pantura Kaligawe Raya Semarang

Banjir Masih Melanda Jalur Pantura Kaligawe Raya Semarang

41
0

Banjir di Jalur Pantura Semarang Masih Mengancam

Di wilayah Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, banjir yang terjadi selama hampir seminggu belum sepenuhnya surut. Genangan air di jalan nasional ini masih mencapai sekitar 80 sentimeter, terutama di depan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung. Kondisi ini menyebabkan arus lalu lintas tersendat hingga Senin (27/10).

Camat Genuk, Pranyoto, mengatakan bahwa banjir di wilayahnya telah berlangsung selama enam hari. Beberapa kelurahan yang terdampak antara lain Gebangsari, Genuksari, Muktiharjo Lor, Terboyo Wetan, dan Trimulyo. Titik terdalam genangan air berada di kawasan depan RSI Sultan Agung dengan ketinggian mencapai 80 cm.

Pranyoto menjelaskan bahwa pihaknya telah menempatkan 27 pompa di beberapa sungai, seperti Kali Tenggang, Kali Sringin, Kali Babon, dan di belakang Terminal Terboyo. Ia juga menyebut bahwa bersama instansi terkait dan seluruh lurah, mereka terus melakukan penanganan serta menyiapkan langkah antisipatif jika terjadi peningkatan debit air.

Meski genangan mulai berangsur surut, Pranyoto menegaskan bahwa kewaspadaan tetap dijaga mengingat prediksi hujan masih berlanjut. “Semoga saja tidak ada banjir lagi. Karena menurut BMKG, hujan masih berpotensi turun. Insya-Allah kami siap menghadapi musim hujan,” ujarnya.

Upaya Pemerintah dalam Penanganan Banjir

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyampaikan perlunya dilakukan rekayasa cuaca atau weather modification untuk menekan curah hujan di wilayah Semarang dan sekitarnya. “Saya terus berkoordinasi dengan BMKG dan BNPB agar dilakukan rekayasa cuaca,” kata Luthfi saat meninjau lokasi banjir sekaligus menyerahkan bantuan di Kecamatan Genuk, Senin (27/10).

Menurutnya, langkah tersebut penting karena dalam lima hari terakhir wilayah Semarang, Demak, dan sekitarnya diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Pemerintah provinsi, kata Luthfi, terus bersinergi dengan pemerintah kabupaten/kota dan BMKG dalam penanganan banjir, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang.

Untuk penanganan jangka pendek, pemerintah memastikan kebutuhan dasar warga terdampak dan fasilitas umum tetap terpenuhi. “Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi dan kabupaten/kota siaga 1×24 jam,” ujarnya.

Proyek Infrastruktur Jangka Panjang

Adapun dalam jangka panjang, pemerintah tengah melanjutkan proyek pembangunan tanggul laut atau giant sea wall yang menghubungkan Semarang-Demak, serta pengerjaan kolam retensi di Terboyo dan Sriwulan. “Ada dua kolam yang nanti bisa menampung air, dan diharapkan pada awal 2026 sudah selesai,” kata Luthfi.

Pembangunan infrastruktur ini menjadi salah satu strategi utama untuk mencegah banjir di masa depan. Dengan adanya proyek-proyek besar ini, diharapkan masyarakat dapat lebih aman dari ancaman banjir yang sering terjadi di wilayah Semarang dan sekitarnya.

Peran Masyarakat dan Instansi Terkait

Selain upaya pemerintah, peran masyarakat juga sangat penting dalam menghadapi bencana alam seperti banjir. Warga diharapkan tetap waspada, menjaga lingkungan, serta aktif dalam kegiatan pencegahan banjir. Selain itu, kerja sama antara instansi pemerintah dan masyarakat akan memperkuat sistem penanggulangan bencana.

Dengan kombinasi langkah-langkah jangka pendek dan jangka panjang, diharapkan kondisi banjir di wilayah Semarang dapat dikelola dengan lebih baik. Hal ini tidak hanya membantu mencegah kerugian materiil, tetapi juga menjaga keselamatan jiwa warga setempat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini