Olahraga 3 Masalah Besar yang Harus Diperbaiki Barcelona Pasca-Kekalahan dari Real Madrid di...

3 Masalah Besar yang Harus Diperbaiki Barcelona Pasca-Kekalahan dari Real Madrid di El Clasico

77
0

Tiga Masalah Utama yang Harus Dibenahi Barcelona Setelah Kekalahan di El Clásico

Kekalahan di El Clásico selalu meninggalkan luka mendalam, terlebih bagi Barcelona yang menjadikan duel ini sebagai barometer kekuatan mereka di La Liga. Setelah dua kemenangan atas Real Madrid musim lalu membantu Blaugrana meraih gelar juara, kekalahan 1–2 di Santiago Bernabéu pada akhir pekan ini terasa begitu menyakitkan.

Barcelona datang ke pertandingan dalam kondisi pincang. Daftar cedera masih panjang, Raphinha absen, dan pelatih Hansi Flick terpaksa menonton dari tribun akibat kartu merah yang ia dapat saat menghadapi Girona. Di sisi lain, Real Madrid justru mendapatkan suntikan tenaga baru dengan kembalinya beberapa pemain penting dari cedera.

Walaupun skor akhir hanya 2–1, kenyataannya Barcelona cukup beruntung. Real Madrid menciptakan 23 tembakan dengan expected goals (xG) 3,6, menandakan betapa beratnya beban yang harus mereka tanggung di Bernabéu.

Berikut tiga masalah utama yang harus segera dibenahi Barcelona setelah kekalahan di El Clásico:

1. Barcelona Butuh Bek Baru di Bulan Januari

Kehilangan Iñigo Martínez yang hengkang ke Al Nassr di musim panas ternyata meninggalkan lubang besar di lini pertahanan. Dengan keterbatasan finansial, Barcelona gagal mendatangkan pengganti, dan kini keputusan itu terasa sebagai kesalahan besar.

Pau Cubarsí, bek muda yang sangat berbakat, tampak kehilangan keseimbangan tanpa kehadiran senior berpengalaman di sampingnya. Eric García memang sempat tampil menjanjikan di musim lalu, tetapi duetnya dengan Cubarsí tidak cukup kuat menghadapi serangan transisi cepat Real Madrid yang dipimpin Kylian Mbappé.

Gerak Mbappé yang eksplosif membuat García kewalahan. Sang bek tampak kalah cepat dan kurang agresif dalam duel satu lawan satu, sehingga Madrid dengan mudah mengeksploitasi ruang di belakang. Situasi ini memperlihatkan betapa pentingnya sosok seperti Ronald Araújo, yang sayangnya tidak dipercaya penuh oleh Flick.

Jika pelatih asal Jerman itu tetap enggan mengandalkan Araújo, maka satu-satunya solusi adalah mendatangkan bek tengah baru pada bursa transfer Januari nanti.

2. Lamine Yamal Harus Belajar Mengendalikan Emosi

Usia muda memang bisa jadi pedang bermata dua, dan Lamine Yamal merasakannya langsung di El Clásico kali ini. Bintang muda berusia 18 tahun itu datang ke laga dengan penuh kepercayaan diri bahkan mungkin terlalu percaya diri.

Beberapa hari sebelum pertandingan, ia bahkan memancing amarah fans Real Madrid dengan unggahan bernada ejekan di media sosial, mengingatkan mereka akan kemenangan Barcelona sebelumnya. Hasilnya, Bernabéu pun mempersiapkan “kampanye siulan” untuknya. Setiap kali Yamal menyentuh bola, stadion bergemuruh dengan ejekan dan sorakan.

Alih-alih menjadi bahan bakar semangat, tekanan itu membuatnya tampil frustrasi. Yamal sempat lolos dari penalti di awal laga, namun setelah itu performanya tenggelam. Ia jarang terlihat mengancam dan kalah dalam banyak duel melawan Álvaro Carreras, bek kiri Real Madrid yang tampil impresif.

Untuk pemain muda dengan bakat sebesar Yamal, pelajaran terpenting bukan hanya soal teknik atau taktik, tapi juga soal mengendalikan ego. Ia harus belajar menghadapi tekanan besar tanpa kehilangan fokus, terutama di laga panas seperti El Clásico.

Bahkan setelah peluit panjang berbunyi, drama masih berlanjut. Yamal terlibat adu mulut dengan Dani Carvajal dan Vinícius Júnior, yang mengejeknya dengan kalimat tajam, “Kamu terlalu banyak bicara. Bicara sekarang!” Kejadian itu mempertegas bahwa Barcelona butuh Yamal yang lebih dewasa, bukan hanya berbakat.

3. Kartu Merah Pedri Menambah Derita Barcelona

Di tengah performa yang naik-turun, Pedri seharusnya menjadi jangkar di lini tengah Barcelona. Namun nasib buruk menimpa sang gelandang muda di menit-menit akhir. Setelah sempat tampil solid, ia menerima kartu kuning kedua karena melanggar Aurélien Tchouaméni, membuatnya diusir dari lapangan.

Kini, Pedri akan absen dalam laga La Liga berikutnya melawan Elche, tim kejutan yang tampil luar biasa musim ini. Situasi ini tentu memperumit rencana Hansi Flick, yang juga sedang kehilangan banyak pemain akibat cedera.

Di sisi positif, absennya Pedri bisa memberi kesempatan bagi gelandang muda seperti Marc Casadó untuk tampil lebih sering. Ia kemungkinan akan berduet dengan Frenkie de Jong, meski keduanya sempat dipaksa bermain sebagai bek tengah di akhir laga El Clásico.

Pedri sebenarnya tampil cukup baik sepanjang musim ini, tetapi di laga kontra Madrid, Jude Bellingham jelas lebih menonjol. Keputusasaan Pedri di menit akhir, terlihat dari sentuhan buruk yang berujung pelanggaran, mencerminkan kondisi mentalnya yang kelelahan.

Kabar baiknya, Barcelona masih punya waktu. Dengan jeda sebelum laga Liga Champions melawan Club Brugge, Pedri bisa memulihkan diri dan kembali lebih segar. Namun jelas, absennya dia akan sangat dirasakan dalam beberapa pekan ke depan.

Kekalahan di Bernabéu menjadi tamparan keras bagi Barcelona. Mereka bukan hanya kalah di skor, tetapi juga di kedalaman skuad, mentalitas, dan pengalaman.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini