
Peringatan Santo dan Santa Pelindung Hari Ini
Hari ini, Senin 20 Oktober 2025, kita dapat belajar dari kehidupan para santo dan santa yang menjadi teladan dalam iman. Dalam peringatan hari ini, kita mengenang tiga tokoh yang memiliki kisah hidup yang penuh makna dan pengorbanan.
Santa Maria Bertilla Boscardin, Pengaku Iman
Santa Maria Bertilla Boscardin lahir pada tahun 1888 dengan nama asli Anna Fransisca. Meskipun ia dilahirkan dari orang tua yang tidak ideal—ayahnya seorang alkoholik—ia tetap menjalani hidup dengan kesucian dan ketulusan. Di sekolah, ia dijuluki “Si Menthok” karena lamban dalam memahami pelajaran. Namun, ia memiliki semangat yang kuat untuk menjaga kemurniannya. Pada usia 13 tahun, ia berjanji kepada Tuhan untuk menjaga keperawanan secara privat.
Pada tahun 1905, ia masuk biara ‘Dorothean’ di Vicenza. Selama masa novisiatnya, ia bekerja sebagai juru masak di rumah sakit Treviso. Setelah menerima kaul kekalnya, ia mengganti namanya menjadi Maria Bertilla. Ia terus bekerja di rumah sakit tersebut, kali ini sebagai pemelihara anak-anak yang menderita Difteri. Meski tidak menunjukkan keistimewaan luar biasa, ia menjalani tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan kekhusyukan.
Selama Perang Dunia I, saat kota Treviso dibom oleh tentara Jerman, Maria Bertilla merawat para serdadu yang luka. Rumah sakitnya dipindahkan ke Viggiu, dekat Commo. Setelah gencatan senjata, ia kembali ke Treviso. Ia wafat dengan tenang pada tanggal 20 Oktober 1922. Pada tahun 1952, ia dinyatakan sebagai beata oleh Paus Pius XII. Tahun 1961, ia digelari “santa” oleh Paus Yohanes XXIII. Kesalehan hidupnya tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Santa Irene dari Portugal, Martir
Santa Irene lahir pada abad ke-7. Ia adalah seorang suster yang cantik dan saleh. Banyak pemuda tertarik padanya, bahkan bersaing untuk menikahinya. Namun, Irene menolak lamaran mereka dengan halus. Karena rasa kecewa, salah satu pelamar menyebarkan fitnah bahwa Irene berbuat mesum. Kabar ini menyebar luas dan memicu kemarahan. Salah satu pelamar menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh Irene.
Irene ditikam dan mayatnya dilemparkan ke dalam danau. Suster-suster lain mencari Irene, tetapi tidak menemukannya. Suatu malam, seorang nelayan melihat sinar ajaib dari air danau itu. Berkat sinar itu, mayat Irene ditemukan. Ia meninggal pada tahun 653 dan menjadi simbol keteguhan iman serta keberanian.
Maria-Teresia Soubiran, Pengaku Iman
Maria-Teresia Soubiran lahir pada tahun 1834. Meski masih muda, ia memiliki visi untuk mendirikan tarekat religius yang mengabdikan diri untuk puteri-puteri yang terlantar di kota-kota besar. Namun, ia difitnah dan dipecat dari jabatannya sebagai pemimpin tarekat. Bahkan, ia dikeluarkan dari kongregasinya.
Meski begitu, Maria-Teresia menerima semua ini dengan sabar. Ia hidup dengan semangat doa di biara suster lain di Paris hingga akhir hayatnya pada tahun 1889. Kisah hidupnya mengajarkan kita tentang kekuatan iman dan ketabahan dalam menghadapi cobaan.























































