
Pariwisata Sulawesi Utara Menunjukkan Tren Pemulihan yang Kuat
Sektor pariwisata di Sulawesi Utara (Sulut) menunjukkan tren pemulihan dan pertumbuhan yang signifikan sepanjang tahun 2025. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut per Agustus 2025 menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sulut didominasi oleh turis asal Tiongkok, dengan selisih yang sangat jauh dari negara-negara lainnya.
Menurut rilis data BPS Sulut, total kunjungan wisman melalui pintu masuk Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado pada Agustus 2025 mencapai 5.656 kunjungan. Dari jumlah tersebut, hampir 80% atau tepatnya 79,46% dikuasai oleh turis asal Tiongkok, dengan total 4.494 kunjungan. Angka ini memperjelas tingginya ketergantungan pariwisata Sulut pada pasar Tiongok.
Secara kumulatif, dari Januari hingga Agustus 2025, total wisman yang datang ke Sulut telah mencapai 34.961 orang, meningkat signifikan sebesar 18,41% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Berikut adalah daftar negara-negara penyumbang wisman terbesar ke Sulut pada Agustus 2025:
- Tiongkok : 4.494 orang atau 79,46%
- Jerman : 232 orang atau 4,10%
- Singapura : 131 orang atau 2,32%
- Prancis : 84 orang atau 1,48%
- Amerika : 82 orang atau 1,45%
Dominasi Tiongkok ini tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah Provinsi Sulut yang sejak beberapa tahun terakhir gencar membuka kembali dan memperbanyak rute penerbangan langsung (direct flight) dari beberapa kota besar di Tiongkok, seperti Shenzhen dan Guangzhou, menuju Manado. Penerbangan langsung ini menjadi faktor penentu kemudahan akses bagi wisatawan Tiongkok yang ingin menikmati wisata bahari di Bunaken dan Likupang.
Meskipun lonjakan kunjungan dari Tiongkok membawa dampak positif yang besar terhadap sektor akomodasi, transportasi, dan kuliner lokal, para pengamat pariwisata menyoroti pentingnya diversifikasi pasar. Menurut pengamat, ketergantungan yang terlalu tinggi pada satu negara berisiko bagi keberlanjutan pariwisata jika terjadi gejolak politik, ekonomi, atau pandemi di negara asal wisman tersebut.
Secara keseluruhan, pertumbuhan wisman ke Sulut hingga Agustus 2025 merupakan kabar baik bagi ekonomi daerah, meskipun dominasi Tiongkok membutuhkan strategi mitigasi jangka panjang untuk menciptakan pariwisata yang lebih resilient. Untuk itu, pemerintah dan pelaku usaha pariwisata perlu terus berinovasi dalam mengembangkan destinasi baru dan memperluas pasar wisatawan dari berbagai negara.
Pengembangan destinasi wisata alam dan budaya serta penguatan promosi pariwisata melalui media digital dan kerja sama internasional akan menjadi langkah penting dalam menjaga stabilitas sektor pariwisata Sulut. Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, Sulawesi Utara dapat tetap menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Indonesia dan dunia.






















































